Mengenal Pogala, Budaya Khas Muna Sulawesi Tenggara yang Nyaris Punah

Febry Jahra Lestiani, telisik indonesia
Kamis, 30 Maret 2023
0 dilihat
Mengenal Pogala, Budaya Khas Muna Sulawesi Tenggara yang Nyaris Punah
Pogala merupakan salah satu seni bela diri khas Pulau Muna Sulawesi Tenggara yang nyaris punah karena tidak dilestarikan. Foto: Repro Facebook Ayo Ke Muna

" Masih banyak budaya daerah Sulawesi Tenggara yang nyaris punah karena tidak dikembangkan dengan baik "

MUNA, TELISIK.ID - Masih banyak budaya daerah Sulawesi Tenggara yang nyaris punah karena tidak dikembangkan dengan baik. Dengan keanekaragaman budaya yang ada, salah satunya di Pulau Muna, seharusnya dilestarikan dan diekspose lebih luas lagi ke publik.

Salah satu budaya daerah yang layak dilestarikan adalah Pogala. Pogala merupakan seni bela diri khas Pulau Muna yang memiliki nilai seni dan nilai historis. Seni bela diri ini dimainkan oleh 4 orang, diiringi musik gendang dan gong, dimainkan oleh 2 orang atau dikenal dengan rambi wuna.

Pogala berasal dari dua kata yaitu “po” yang berarti dilakukan bersama-sama dan “gala” yang berarti benteng. Pemain pogala juga bisa disebut sebagai pendekar yang melindungi.

Mulanya pogala merupakan permainan rakyat yang dilakukan untuk melindungi pejabat pemerintah. Seiring berjalannya waktu, pogala juga dilakukan untuk menyambut tamu-tamu agung dari daerah ataupun kejauhan atau mengawal acara khusus.

Pogala juga dapat ditampilkan secara umum pada acara-acara adat, hajatan, pernikahan maupun beberapa acara pemerintah di Pulau Muna. Di masyarakat lokal sendiri masih banyak yang sulit membedakan antara ewa wuna dan pogala.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Baju Adat Buton, Pakaian Tradisional Khas Sulawesi Tenggara

Dalam permainannya ada beberapa jenis yang dimainkan yang semuanya memilki filosofi yaitu pemain yang memegang bendera putih yang berartikan cinta damai, tombak berartikan perlawanan jika ada yang berniat jahat kepada yang dilindungi, dan tameng berartikan untuk melindungi diri.

Salah seorang tokoh adat Muna, La Ngkumae mengatakan bahwa pogala dan ewa wuna kerap kali disamakan namun keduanya berbeda, terlihat dari gerakan dan ciri khas iringan musik pogala yang memiliki kode peringatan.

Pogala merupakan salah satu seni bela diri khas Pulau Muna Sulawesi Tenggara yang nyaris punah karena tidak dilestarikan. Foto: Repro Facebook Ayo Ke Muna

 

“Pogala ini dapat disebut seni namun bisa juga disebut bela diri karena gerakan yang dilakukan oleh pemain tidak sembarangan karena mengikuti irama musik,” ungkapnya.

Ia juga mengatkan, di Kabupaten Muna sendiri asal muasal pogala hanya ada di daerah Kasaka dimana termasuk warisan turun temurun dari nenek moyang. Yang dapat melakukan pogala adalah mereka yang terlatih dan memiliki keahlian.

“Bukan hanya pemain utama pogala, pengiring musik juga bukan sembarangan. Untuk saat ini mungkin tersisa 2 orang yang ahli, kecuali dilakukan pengkaderan kepada generasi muda agar tidak punah,” tambahnya.

Baca Juga: Mengenal Kearifan Lokal Suku Bajo Morowali

Selain itu, tokoh adat lainnya, La Luda, mengharapkan seni bela diri ini harus dilestarikan melalui sanggar ataupun pelatihan sejenisnya agar generasi muda tau budaya nenek moyang. Saat ini pun alat permainannya tersisa 1 yang benar-benar asli.

Hasil penelusuran Telisik.id kepada beberapa anak muda yang berasal dari Muna, ternyata masih banyak yang belum mengetahui seni bela diri pogala. Ada juga yang hanya tau ewa wuna. Salah satu di antaranya Ahmad Nur Tabah, siswa SMA di Muna.

Ia mengatakan bahwa pogala sangat asing di telinganya apalagi melihatnya. Yang familiar hanyalah ewa wuna karena masih ada anak muda yang mempelajari dalam sebuah perguruan bela diri. (A-Adv)

Penulis: Febry Jahra Lestiani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga