Muhammad Lutfi Siap Mundur dari Mendag Jika Kebijakan Impor Beras Keliru
Andi Sulthan Mujahidin, telisik indonesia
Selasa, 23 Maret 2021
0 dilihat
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Foto: Dok. Kemendag
" ni menyebabkan stok Bulog pada saat ini jadi yang paling rendah dalam sejarah. "
JAKARTA, TELISIK.ID - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menanggapi kritikan terhadap dirinya mengenai kebijakan impor beras.
Kebijakan impor beras ini dicanangkan Mendag untuk memenuhi cadangan beras Bulog stok 1 - 1,5 juta ton.
Muh Lutfi mengaku siap mundur dari jabatannya sebagian Mendag jika kebijakannya keliru. Hal itu disampaikan pada rapat kerja dengan Komosi VI DPR RI pada, Senin (22/03/21).
"Saya mesti memikirkan yang tidak terpikirkan. Saya mesti mengambil keputusan yang tidak populer. Kalau memang saya salah, saya siap berhenti, tidak ada masalah," ujarnya, dikutip dari kompas.com, Selasa (23/03/21).
Ia juga menjelaskan, kebijakan impor beras untuk memenuhi cadangan stok Bulog sejatinya sudah ada sebelum ia menjabat sebagai Mendag.
"Jadi itu sudah ada sebelum saya datang (menjadi Mendag). Maka waktu saya datang, saya melakukan penghitungan jumlahnya (stok beras pemerintah di Bulog)," katanya.
Kata dia, stok beras cadangan Bulog saat ini hanya sekitar 800.000 ton. Sebanyak 270.000-300.000 ton dari stok tersebut merupakan beras hasil impor tahun 2018 lalu.
Berikutnya, Mendag juga menjelaskan, sisa impor itu juga berpotensi mengalami penurunan kualitas. Dengan demikian, tanpa menghitung beras impor maka stok beras Bulog hanya berkisar pada 500.000 ton.
Baca Juga: Nur Alam Minta Pangdam XIV/Hasanuddin Dihadirkan sebagai Saksi Dugaan Pemalsuan Dokumen PT TMS
Di sisi lain, penyerapan gabah oleh Bulog belum maksimal pada masa panen raya. Sampai saat ini sarapan gabah setara beras masih mencapai 85.000 ton dari target perkiraan yang harusnya mendekati 500.00 ton.
"Ini menyebabkan stok Bulog pada saat ini jadi yang paling rendah dalam sejarah," ucap Lutfi.
Aturan Permendag Nomor 24 Tahun 2020, gabah harus dengan kadar air maksimal 25 persen dan seharga Rp 4.200 per kilogram.
Hal itu pula yang menjadi dasar hanya gabah yang memenuhi Syarat saja yang bisa diserap oleh Bulog. Sedang dengan intensitas curah hujang yang tingi saat ini, kualitas beras pertani rata-rata memiliki kasar berlebih. (C)
Repoter: Andi Sulthan Mujahidin
Editor: Fitrah Nugraha