Nilai Tukar Petani Sulawesi Tenggara Turun 0,68 Persen
Aris Mantobua, telisik indonesia
Kamis, 16 Juni 2022
0 dilihat
NTP Sulawesi Tenggara pada Mei 2022 sebesar 99,97 atau turun 0,68 persen dibandingkan dengan April 2022 sebesar 100,65 persen. Foto: Aris Mantobua/Telisik
" BPS mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Tenggara pada Mei 2022 sebesar 99,97 atau turun 0,68 persen "
KENDARI, TELSIK.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Tenggara pada Mei 2022 sebesar 99,97 atau turun 0,68 persen dibanding bulan sebelumnya yaitu 100,65.
Untuk diketahui, NTP adalah salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Kepala BPS Sulawesi Tenggara, Agnes Widiastuti mengatakan NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
"Pada Mei 2022, secara nasional 5 provinsi mengalami kenaikan NTP, sedangkan 29 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Kenaikan tertinggi tercatat di Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 1,02 persen, sedangkan penurunan terbesar tercatat di Provinsi Riau sebesar 14,57 persen," terangnya Kamis (16/6/2022).
Baca Juga: Resmi Dilepas, 295 Jamaah Haji Kota Kendari Berangkat 21 Juni
Baca Juga: Sudah Habiskan Rp 116 Miliar, Pembangunan Tower Bank Sultra Mangkrak, Ada Apa?
Sementara Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Sulawesi Tenggara, Ahmad Luqman menjelaskan, kenaikan NTP di 5 Provinsi secara nasional karena pada Mei 2022 terjadi kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT). Nilai konsumsi Sulawesi Tenggara berasal dari kelompok pengeluaran khususnya kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau.
"Untuk Sulawesi pada Mei 2022 terjadi kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Sulawesi Tenggara sebesar 0,80 persen yang disebabkan oleh kenaikan nilai indeks pada hampir semua kelompok pengeluaran khususnya kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau. Walaupun mengalami kenaikan konsumsi tetapi NTP Sulawesi Tenggara menurun dari sebelumnya," pungkasnya. (B)
Penulis: Aris Mantobua
Editor: Musdar