Pabrik Sel Mobil Listrik Bakal Dibangun di Indonesia Total Investasi Rp 142 Triliun
M Risman Amin Boti, telisik indonesia
Rabu, 08 September 2021
0 dilihat
Bahlil Lahadalia. Foto: Repro tirto.id
" Bahkan tak tanggung-tanggung nilai investasi dari pembangunan pabrik baterai ini, mencapai USD 9,8 miliar atau Rp 142 triliun. "
JAKARTA, TELISIK.ID - Menteri Investasi/Kepala BKPM RI, Bahlil Lahadalia, akan melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan pabrik baterei sel untuk mobil listrik di Indonesia.
Bahkan tak tanggung-tanggung nilai investasi dari pembangunan pabrik baterai ini, mencapai USD 9,8 miliar atau Rp 142 triliun.
Dalam sambutannya, Bahlil mengatakan, kerja sama pembangunan pabrik ini akan mulai pada 15 September 2021.
"Jadi tanggal 15 nanti kita sudah mulai," kata Bahlil dalam webinar investasi, Rabu (8/9/2021).
Mantan Ketua Umum BPP HIPMI tersebut menuturkan, pembangunan pabrik tersebut sengaja dilakukan dari sektor hilir berupa pabrik pengolahan baterai sel.
Oleh karena itu, kata Bahlil, untuk pembangunan baterai sel dahulu dengan nilai investasi tahap pertama sebesar USD 1,2 miliar.
Setelah itu, baru pembangunan smelter, industri precursor, dan lainnya.
“Maka startingnya adalah bangun baterai selnya dulu dengan nilai investasi pertama USD 1,2 miliar. Caranya kalau sudah ada baterai selnya, sama precursor akan dibangun di Batang, lalu akan dibangun smelternya,” ujarnya.
Menurut dia, pembangunan smelter memang sengaja dilakukan yang selanjutnya untuk memastikan produk olahan dari nikel ini tidak dijual dalam bentuk setengah jadi.
Baca juga: Kini, Warga Kendari Bisa Rasakan Masakan Jepang Sepuasnya
Baca juga: Cadangan Devisa Indonesia Naik Jadi 1448 Miliar Dolar AS
"Kita bangun dulu baterainya, jadi bukan dari bawah bukan dari smelter, karena kalau dari smelternya dulu, bukan tidak mungkin barang setengah jadi kita kirim," kata dia.
Lebih lanjut, Bahlil memaparkan, sumber daya alam berupa nikel menjadi kekayaan Indonesia yang harus dikelola dengan tepat. Sebanyak 25 persen cadangan nikel dunia juga terdapat di Indonesia.
Karena itu, seharusnya Indonesia bisa memproduksi suatu produk jadi bernilai tambah dari sumber daya nikel yang dimiliki agar lebih memberikan manfaat ekonomi.
Selain itu, Bahlil juga menegaskan, pemerintah bakal ketat terhadap masuknya tenaga kerja asing bagi aliran investasi asing yang masuk ke Indonesia.
TKA hanya diperbolehkan untuk posisi tertentu dan tidak akan ada toleransi bagi pemasukan TKA.
Pengawasan tersebut juga diyakini lebih mudah, karena seluruh perizinan sudah melalui sistem terintegrasi Online Single Submission (OSS) yang menjadi instrumen pemerintah meningkatkan aliran investasi.
"Saya tidak pernah toleransi untuk pekerja asing yang tidak memenuhi syarat, karena tujuan kita mendatangkan investasi untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat," ujar dia.
Diketahui, pabrik baterai sel tersebut dibangun oleh Konsorsium LG asal Korea Selatan dengan PT Industri Baterai Indonesia di Bekasi, Jawa Barat.
Adapun kapasitas pembangunan pabrik tahap pertama akan mencapai 10 giga watt per jam dengan nilai investasi 1,2 miliar dolar AS. Adapun pabrik ditargetkan sudah beroperasi pada 2023 mendatang. (C)
Reporter: M. Risman Amin Boti
Editor: Fitrah Nugraha