Pakkat, Batang Rotan Muda Makanan Khas Mandailing Laris di Bulan Ramadan

Reza Fahlefy, telisik indonesia
Senin, 04 April 2022
0 dilihat
Pakkat, Batang Rotan Muda Makanan Khas Mandailing Laris di Bulan Ramadan
Yates Harahap bersama istrinya sedang membakar dan membersihkan Pakkat yang akan dijual. Foto: Reza Fahlefy/Telisik

" Pedagang batang rotan muda atau yang biasa disebut Pakkat kebanjiran rezeki di bulan suci ramadan tiba "

MEDAN, TELISIK.ID - Pedagang batang rotan muda atau yang biasa disebut Pakkat kebanjiran rezeki di bulan suci ramadan tiba.

Seorang pedagang Pakkat, Yates Harahap mengakui itu ketika ditemui di lokasi jualannya. Ia mengaku dagangannya bisa habis 1000 batang rotan per hari selama bulan ramadan.

"Alhamdulillah, selama bulan suci ramadan banyak yang beli Pakkat," katanya di tengah kesibukannya melayani pembeli, di lokasi jualannya, di jalan Letda Sujono, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, Provinsi Sumut, Senin (4/4/2022).

Pakkat dijualnya seharga Rp 10 ribu tiga batang. Dia juga menjual cabai yang ekstra pedas dan kecap asin.

"Lengkaplah, ada cabai pedas, cabai digiling dan ada asam jeruknya juga. Jadi tinggal makan. Pakkan dicolek dengan cabai, rasanya menjadi sangat nikmat. Harga Pakkat satu bungkus Rp 10 ribu isi tiga batang, harga cabai dua bungkus harganya Rp 5 ribu," ungkapnya.

Menurut pria berusia 52 tahun ini, Pakkat merupakan makanan khas masyarakat Mandailing, yang biasa disantap bersama gulai maupun cabai dan kecap.

Baca Juga: Resep Kolak Pisang, Menu Berbuka Puasa Disukai Keluarga

"Tergantung mau dimakkan sama apa, bisa samail gulai dan sambal. Rasanya enak sekali, makanya orang suka membeli Pakkat ini. Memang ini makanan khas Mandailing, tapi suku lain banyak juga yang membelinya," ucapnya.

Cara penyajian Pakkat ini dengan cara dibakar sampai masak, lalu dikpuas kulitnya dan dibungkus ke dalam plastik atau wadahnya. Biasanya, Pakkat bisa dinikmati sebagai lalapan atau makanan pendamping selepas buka puasa.

"Pakkat ini juga dipercaya bisa untuk obat, karena rasanya yang pahit," terangnya.

Seorang pembeli, bernama Aji Suhendra mengaku sering membeli Pakkat. Sebab, ibu dan ayahnya suka makanan khas Mandailing ini.

Baca Juga: Pemuda Konsel Bangunkan Warga Sahur Pakai Gerobak dan Alat Seadanya

"Iya, ini pesanan orang tua. Selama bulan suci ramadan, selepas berbuka puasa, kami makan Pakkat ini pakai nasi dicampur dengan gulai dan sambal," ungkapnya.

Diakuinya, rasa Pakkat itu sangatlah pahit. Tapi itu yang bisa mengundang nafsu makan.

"Sudah lama kami selalu menggemari makanan ini, memang pahit tapi mengundang nafsu makan. Dicampur dengan sambal, rasanya semakin menggunggah selera," terangnya. (B)

Reporter: Reza Fahlefy

Editor: Kardin

Artikel Terkait
Baca Juga