Pangan dan Investasi Pertambangan di Konawe Jadi Penopang Kestabilan Ekonomi Selama Pandemi

Muhamad Surya Putra, telisik indonesia
Kamis, 14 Januari 2021
0 dilihat
Pangan dan Investasi Pertambangan di Konawe Jadi Penopang Kestabilan Ekonomi Selama Pandemi
Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa saat meninjau gudang Bulog untuk memastikan ketersediaan pangan beras di Konawe. Foto: Muh. Surya Putra/Telisik

" Alhamdulillah tren pertumbuhan ekonomi kita saat ini di atas 5 persen. Sementara daerah lain mengalami penurunan, ada yang 1 persen bahkan di bawah 1 persen. "

KONAWE, TELISIK.ID - Kabupaten Konawe menjadi salah satu daerah di Sulawesi Tenggara (Sultra), yang memaksimalkan sektor pertanian dan industri pertambangan sebagai indikator peningkatan ekonomi di masa pandemi COVID-19.

Selain pertanian dan pertambangan, ketahanan pangan juga merupakan salah satu indikator lain yang menjadi fokus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe saat ini. Mengingat di Kabupaten Konawe sendiri tak mempengaruhi kestabilan pangan di tengah pandemi.

Memasuki tahun kedua pandemi COVID-19 melanda, khususnya Kabupaten Konawe, Pemkab Konawe saat ini masih fokus pada sektor pertanian demi terwujudnya ketahanan pangan di tengah kondisi ekonomi yang sulit akibat pandemi.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Konawe, Ferdinan Sapan mengatakan, salah satu aspek otonomi daerah yakni kemandirian daerah dalam segi ekonomi, apalagi menghadapi hantaman pandemi dewasa ini.

Jendral Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Konawe itu menyebut, kondisi ekonomi di masa sekarang ini mengalami tren kenaikan yang cukup siginifikan, itu tak lepas dari kemandirian daerah dalam hal sektor pangan.

Menurutnya, menjaga kestabilan pangan terbukti tak mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan, sebab kemandirian ekonomi Konawe kuat.l meski belakangan ini masih dalam masa pandemi COVID-19.

"Alhamdulillah tren pertumbuhan ekonomi kita saat ini di atas 5 persen. Sementara daerah lain mengalami penurunan, ada yang 1 persen bahkan di bawah 1 persen," pungkasnya.

Ia melanjutkan, ketersediaan pangan di Konawe cukup melimpah seperti beras dengan hasil petani setiap panen yang selalu surplus, bahkan mampu mengirimkan beras ke luar daerah, seperti Kepulauan Buton dan Kabupaten Muna.

Bahkan program pemberian beras di tengah COVID-19 dari pemerintah pusat tahun 2020 lalu itu terakomodir dari beras asli hasil petani Konawe.

Tak hanya beras, kebutuhan lain seperti ikan, daging ayam dan sapi hasil peternakan warga Konawe itu sangat mencukupi kebutuhan pangan untuk se-Jazirah Konawe.

Selian itu, untuk mendukung ketahanan pangan di daerah yang terkenal dengan sebutan lumbung beras Sulawesi Tenggara ini, baru-baru ini Pemkab Konawe melalui Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) akan mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) di tahun 2021 ini dengan jumlah sekira Rp 1 Miliar.

 

Sekda Konawe, Ferdinan Sapan saat wawancara dengan awak media. Foto: Muh. Surya Putra/Telisik

 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Konawe (Ketapang) Muhammad Akbar menjelaskan, anggaran tersebut akan digunakan untuk mendanai dua kegiatan, yakni pembangunan satu unit Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) serta pengembangan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) sebanyak 9 kelompok.

Akbar sapaan akrab Kadis Ketapang Konawe ini menambahkan, LPM merupakan gudang penyimpanan yang difungsikan untuk menampung gabah hasil panen petani, saat ini di Konawe baru ada dua LPM yang sudah beroperasi. Dengan dua LPM yang sekiranya masih kurang untuk menampung hasil panen yang selalu surplus.

"Lokasinya nanti akan dibangun di Kecamatan Anggotoa. Salah satu basis persawahan di Konawe juga," ungkapnya, Senin (11/01/2021).

Nantinya LPM ini akan dikelola langsung oleh para petani di wilayah setempat, yang terdiri dari penyediaan fasilitas gudang, mesin giling, termasuk lantai jemur untuk mengeringkan gabah.

LPM juga dapat digunakan untuk menyimpan stok beras manakala terjadi fluktuasi harga di pasaran yang bisa merugikan para petani setempat. Sehingga petani bisa menitip gabah di LPM sembari menunggu harga jual kembali stabil.

"Petani bisa menyimpan dulu gabahnya di LPM tanpa akan takut rusak. Ke depan, LPM kita proyeksikan dapat pula membeli gabah hasil panen dari petani," pungkasnya.

Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa meletakkan dasar pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di otoritanya dengan merujuk kepada hakekat otonomi daerah. Ada tiga indikator yang menjadi hakekat otonomi daerah sesuai Undang-undang (UU) nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Tak hanya aspek peningkatan pelayanan publik dan daya saing daerah, kemandirian daerah juga menjadi fokus Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa untuk memakmurkan masyarakat yang dipimpinnya.

Kemandirian daerah tersebut diwujudkan Kery dengan cara memaksimalkan dan terus menjaga ketersediaan dan kestabilan pangan. Terbukti, dengan angka tren pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.

Ia tak menampik dengan potensi sumber daya alam (SDA) yang melimpah khususnya di sektor perkebunan maupun pertambangan, investasi dari pihak swasta masuk ke Konawe.

Ia mengharapkan semua sektor, baik pangan, pertanian, dan juga investasi pertambangan dapat memajukan ekonomi kemandirian daerah Konawe.

 

Ketersediaan beras di Konawe sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Konawe bahkan sampai dikirim ke luar daerah. Foto: Muh. Surya Putra/Telisik

 

Apalagi Kery meyakini, hadirnya investasi di otoritanya pasti berimplikasi terhadap terbukanya lapangan kerja secara massal.

"Sektor pertambangan ini kita harapkan bisa meningkatkan kemandirian daerah. Investasi di kecamatan Routa juga akan segera terealisasi. Ke depan, kita ingin kebutuhan nikel, lithium dan kobalt di seluruh dunia bisa dihasilkan dari Konawe," ujar Bupati Konawe dua periode ini.

Politisi PAN Sultra itu menuturkan, dengan memaksimalkan investasi tersebut, indikator kemandirian daerah sudah sangat dirasakan hasilnya. Sebagai contoh, sejak tahun 2019, predikat daerah tertinggal tak lagi disandang Konawe.

Katanya, hal itu berkat kontribusi investasi swasta dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Konawe tiap tahunnya. Kery Saiful Konggoasa menyebut, suatu daerah tidak akan mengalami kemajuan jika banyak masyarakat di wilayah tersebut yang tidak bekerja.

Bupati bergaya nyentrik itu menambahkan, untuk meningkatkan kemandirian daerah, aspek lain yang harus diperhatikan yakni menyangkut persoalan kemiskinan di Konawe.

Menurut Kery Saiful Konggoasa, masalah kemiskinan merupakan hal penting untuk mengukur sukses tidaknya pemerintahan di suatu daerah dijalankan.

"Tolak ukur suksesnya sebuah kebijakan tidak hanya dilihat dari aspek fisik. Namun juga dilihat dari segi peningkatan sumber daya manusia (SDM)," ungkap politisi partai PAN itu.

Kery menyebut, angka kemiskinan di Konawe kian tahun menunjukkan tren penurunan. Di tahun 2019, angka kemiskinan di Konawe sebesar 11 persen.

Berkurang dua persen jika dibandingkan tahun 2018 sebesar 13 persen. Mantan Ketua DPRD Konawe itu menyebut, ada beberapa strategi Pemkab Konawe dalam menanggulangi kemiskinan secara bertahap. Hal penting yang dilakukan Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa, yaitu mengelola potensi daerah yang dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, termasuk mengelola investasi yang masuk ke Konawe secara tepat.

"Potensi ini yang paling signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Konawe. Dapat kita dilihat dampak positif atas keberadaan kawasan industri di Kecamatan Morosi, yaitu serapan tenaga kerja yang sangat besar," ungkapnya. (Adv)

Reporter: Muh. Surya Putra

Editor: Fitrah Nugraha

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga