Pencetus Boikot Ternyata Orang Israel Sendiri, Begini Nasibnya Sekarang
Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Jumat, 17 November 2023
0 dilihat
Omar Bhargouti adalah sosok pendiri gerakan boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan Israel. Foto: Repro Newarab.com
" Ide boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan Israel sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina, ternyata dicetuskan oleh warga Israel bernama Omar Bhargouti "
GAZA, TELISIK.ID – Ide boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan Israel sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina, ternyata dicetuskan oleh salah seorang warga Israel sendiri yang bernama Omar Bhargouti.
Dilansir dari Cnbcindonesia.com, aksi boikot-memboikot dilakukan untuk menekan Israel di ranah ekonomi-politik supaya pendudukan di Palestina bisa berakhir. Aksi boikot pada dasarnya adalah propaganda teroganisir.
Secara global, aksi ini dikenal juga sebagai gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS). Pertama kali diluncurkan pada Juli 2005 oleh 170 kelompok akar rumput dan pendukung kemerdekaan Palestina. Dari kelompok itu, ada tokoh sentral yang menurut The Guardian adalah pendiri BDS, yakni Omar Barghouti. Ia adalah pria kelahiran Qatar tahun 1964 yang kemudian menjadi warga negara Palestina yang bermukim di Israel sejak 1994.
Keputusan menjadi penduduk Israel diambilnya setelah menikah dengan perempuan keturunan Israel-Arab pada 1993. Meski sudah secara sah menetap dan memiliki KTP Israel, yang menjadi legalitas penduduk Israel, bukan berarti suara lantang Omar atas situasi di Palestina meredup.
Baginya, hidup di Israel menjadi momentum terbaik. Ia makin keras menyuarakan penindasan yang terjadi selama ini. Dalam wawancara kepada The Intercept, Omar menganggap penindasan warga Palestina oleh militer atau warga Israel sudah menjadi ancaman serius.
Baca Juga: Korea Utara Kejutkan Dunia karena Dukung Palestina, Tenyata Ini Alasannya
Pasalnya sehari-hari dia melihat banyak warga Israel yang rasis dan sering melakukan tindakan kekerasan ke warga Palestina. Sadar kalau hidup di tengah rasisme, Omar lantas tergerak hatinya untuk menyuarakan perlawanan tanpa kekerasan. Dari sini, lahirlah gerakan BDS.
Omar sendiri mengomandoi kelompok boikot Israel di ranah akademis dan budaya (Palestinian Campaign for the Academic and Cultural Boycott of Israel, PACBI). Sebagaimana dilaporkan Time, kemunculan BDS diilhami oleh peristiwa Politik Apartheid di Afrika Selatan saat warga kulit hitam mengalami penindasan oleh pendatang orang kulit putih.
Selama ratusan tahun ditindas, para warga kulit hitam selalu berjuang menuntut kesetaraan hingga akhirnya benar-benar sukses meruntuhkan dominasi kulit putih di tahun 1990-an. Perjuangan inilah yang bakal ditiru oleh Omar di gerakan BDS.
Dia percaya suatu saat nanti perjuangan rakyat Palestina juga bakal berbuah manis. Atas dasar inilah, dalam laman resminya tertulis tujuan BDS tak cuma menekan Israel di ranah ekonomi, tetapi juga untuk mengangkat kembali hak dan martabat warga Palestina sesuai dengan hukum internasional.
Baca Juga: Hamas Sebut Joe Biden Dalang di Balik Penyerangan Israel di RS Gaza
Terasingkan
Dikutip dari Presisi.co, sebagai pencetus gerakan yang melawan negara tempat tinggalnya, Omar kerap mengalami intimidasi dari berbagai pihak pemerintah dan penduduk Israel sendiri. Dia mengaku mengalami intimidasi dan dibungkam oleh pihak pemerintah.
Dia diancam dengan pencabutan hak tinggal di Israel. Dengan pengaruh gerakan BSD yang tersebar di seluruh dunia, Omar kerap melakukan penerbangan luar negeri untuk menyuarakan aksinya. Hal berdampak padanya yang wajib lapor setiap penerbangan sebagai bentuk pengawasan sejak 2016.
Bukan hanya itu, dirinya juga mendapatkan larangan menginjakkan kaki di Amerika Serikat oleh otoritas pemerintah AS. Meskipun pergerakannya terbatas, hal tersebut tidak menjadikannya patah semangat. Dia terus menyuarakan aksinya untuk Palestina. (C)
Penulis: Adinda Septia Putri
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS