Penduduk Bumi Bertambah di Tengah Resesi Seks, Ini 5 Faktanya

Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Jumat, 16 Juni 2023
0 dilihat
Penduduk Bumi Bertambah di Tengah Resesi Seks, Ini 5 Faktanya
Populasi dunia saat ini berjumlah 7,6 miliar jiwa diperkirakan akan naik mencapai 8,6 miliar, padahal fenomena resesi seks di beberapa negara maju sudah mulai terjadi. Foto: Repro Sindonews.com

" Laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan, sekitar 83 juta orang bertambah setiap tahun "

KENDARI, TELISIK.ID – Fenomena resesi seks saat ini banyak terjadi, khususnya di negara-negara maju seperti China, Jepang dan Korea Selatan. Di tengah gonjang-ganjing resesi seks tersebut, populasi dunia saat ini sebesar 7,6 miliar orang dan diperkirakan akan mencapai 8,6 miliar pada 2030, 9,8 miliar pada 2050 dan 11,2 miliar pada tahun 2100.

Dilansir dari Sindonews.com, laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan, sekitar 83 juta orang bertambah setiap tahun. Tren peningkatan jumlah populasi diperkirakan akan terus berlanjut. Berikut 5 fakta terkait peningkatan jumlah populasi dunia dari tahun ke tahun.

1. Tahun 2024, Populasi India Melampui China

Dikutip dari Voaindonesia.com, beberapa ahli mengatakan hal itu mungkin sudah terjadi, setelah China melaporkan bulan ini bahwa populasinya menyusut.

“Itu tidak terduga. Kami tahu (jumlah penduduk) India akan benar-benar melampaui China pada 2027, tetapi karena percepatan penurunan penduduk di China, maka itu terjadi lebih cepat.” kata Direktur Eksekutif, Yayasan Kependudukan India, Poonan Muttreja

Kedua negara itu masing-masing berpenduduk sekitar 1,4 miliar orang. Namun melampaui China tidak hanya angka, ini adalah perubahan demografi yang sangat berarti.

Sementara penduduk China menurun dan menua, hampir separuh penduduk di India berusia di bawah 25 tahun.

2. Peningkatan Populasi Dikendalikan 9 Negara

Sejak 2017 hingga 2050, diperkirakan setengah dari pertumbuhan populasi dunia akan terkonsentrasi hanya di sembilan negara: India, Nigeria, Republik Demokratik Kongo, Pakistan, Ethiopia, Republik Persatuan Tanzania, Amerika Serikat, Uganda dan India.

Kelompok 47 negara kurang berkembang terus memiliki tingkat fertilitas yang relatif tinggi, yaitu mencapai 4,3 kelahiran per perempuan pada 2010-2015.

Baca Juga: Deretan Fakta Populasi Manusia di Bumi Saat Ini Nyaris 8 Miliar

Akibatnya, populasi negara-negara ini tumbuh pesat, sekitar 2,4 persen per tahun. Meskipun tingkat peningkatan ini diperkirakan akan melambat secara signifikan selama beberapa dekade mendatang, populasi gabungan negara berkembang, kira-kira diproyeksikan mencapai 1,9 miliar orang pada 2050.

Konsentrasi pertumbuhan populasi global di negara-negara termiskin menghadirkan tantangan besar bagi pemerintah dalam mengimplementasikan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.

Mereka berupaya mengakhiri kemiskinan dan kelaparan, memperluas dan memperbarui sistem kesehatan dan pendidikan, mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, mengurangi ketidaksetaraan dan pastikan tidak ada yang tertinggal.

3. Tingkat Kesuburan Tak Berpengaruh

Dalam beberapa tahun terakhir, kesuburan telah menurun di hampir semua wilayah di dunia. Namun di Afrika, di mana tingkat kesuburan tertinggi dibandingkan wilayah mana pun.

Semakin banyak negara sekarang memiliki tingkat kesuburan di bawah tingkat yang diperlukan untuk penggantian generasi berikutnya (kira-kira 2,1 kelahiran per wanita), dan beberapa telah berada dalam situasi tersebut selama beberapa dekade.

Kesuburan yang lebih rendah juga menyebabkan populasi yang menua. Penurunan tingkat kesuburan tidak hanya menghasilkan laju pertumbuhan penduduk yang lebih lambat, tetapi juga pada populasi yang lebih tua.

Jumlah orang berusia 60 tahun ke atas diperkirakan akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada 2050 dan lebih dari tiga kali lipat pada tahun 2100.

Para warga senior akan meningkat 2,1 miliar pada tahun 2050 dan 3,1 miliar pada tahun 2100. Di Eropa, 25 persen penduduknya sudah berusia 60 tahun atau lebih.

Proporsi itu diproyeksikan mencapai 35 persen pada tahun 2050 dan tetap berada di sekitar level tersebut pada paruh kedua abad ini.

4. Harapan Hidup Lebih Tinggi

Peningkatan substansial dalam harapan hidup telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Secara global, angka harapan hidup saat lahir telah meningkat dari 65 tahun untuk pria dan 69 tahun.

Baca Juga: Bikin Populasi Baru, Ilmuwan Ciptakan Bayi di Luar Angkasa

Kesenjangan harapan hidup saat lahir antara negara kurang berkembang dan negara berkembang lainnya menyempit. Meskipun perbedaan harapan hidup antar wilayah dan kelompok pendapatan diproyeksikan akan tetap ada di tahun-tahun mendatang, perbedaan tersebut diperkirakan akan berkurang secara signifikan pada tahun 2045-2050.

5. Pergerakan Pengungsi dan Migran

Perpindahan besar migran antar wilayah terus terjadi, seringkali dari negara berpenghasilan rendah dan menengah menuju negara berpenghasilan tinggi.

Meskipun migrasi internasional pada atau sekitar tingkat saat ini tidak akan cukup untuk mengkompensasi sepenuhnya kehilangan populasi yang diharapkan terkait dengan tingkat kesuburan yang rendah.

Krisis pengungsi Suriah telah berdampak besar pada tingkat dan pola migrasi internasional dalam beberapa tahun terakhir, yang mempengaruhi beberapa negara.

Sebagian besar pengungsi ini pergi ke negara-negara tetangga Suriah, berkontribusi pada peningkatan substansial arus masuk migran terutama ke Turki, Lebanon dan Yordania. (C)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga