Perilaku Kontroversial Penista Agama
Abd. Rasyid Masri, telisik indonesia
Sabtu, 08 Januari 2022
0 dilihat
Prof. Abd. Rasyid Masri, Akademisi dan Pebisnis. Foto: Ist.
" Pernyataan kontroversial bermuatan penghinaan keyakinan dan nilai agama tertentu, seakan mengawali tahun baru 2022 "
Oleh: Prof. Abd. Rasyid Masri
Akademisi dan Pebisnis
AWAL tahun mestinya kehidupan bangsa Indonesua lebih baik, lebih damai, lebih rukun sejuk dan lebih harmoni antar anak bangsa.
Namun, di awal tahun baru 2022 masyarakat Indonesia diributkan berbagai kasus penista agama. Pernyataan kontroversial bermuatan penghinaan keyakinan dan nilai agama tertentu, seakan mengawali tahun baru 2022.
Perbuatan penista agama dan penyebar ujaran kebencian dan penghinaan, merupakan indikator kemiskinan moral dan kemiskinan budaya, ditandai terkikisnya budaya saling menghargai.
Padahal, bangsa Indonesia dikenal masyarakatnya beradab. Sopan santun, memiliki budaya kekeluargaan dan gotong-royong. Namun, sekerang ini rasa-rasanya mulai terhempas oleh egoisme kelompok, egoisme etnis dan egoisme antar penganut agama.
Baca Juga: Resolusi Diri dan Tahun Baru
Perilaku menyimpang dan negatif, yang mirip kelainan jiwa, kian hari terasa semakin akrab dipertontonkan oleh oknum yang sengaja mencari sensasi pribadi dan sensasi kelompok. Sikap ini jauh dari moralitas budaya luhur bangsa Indonesia, sebagai negara yang menghargai toleransi dan perbedaan.
Lalu, apa artinya sosialisasi konsep moderasi beragama. Program yang gencar dilakukan oleh Kementerian Agama dapat disebut gagal memberi kesadaran kolektif kepada semua umat di Indonesia. Tentu perlu diuji dan diriset lebih dulu, untuk bisa memastikan ada tidaknya korelasional antara moderasi beragama dengan kurangnya kesadaran toleransi beragama.
Baca Juga: Jalan Panjang Keadilan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan
Perilaku saling melecehkan dan saling merendahkan martabat kemanusian dan moral agama, jelas menjadi perilaku kontroversial. Seperti penista agama yang semakin marak, semakin berani menistakan nilai agama, dan keyakinan umat yang berbeda Tuhan dan praktik keagamaan.
Masih segar dalam ingatan, bagaimana M Kece yang sekarang sudah jadi tersangka tuduhan penistaan agama. Diduga pelecehan agama dan menyebarkan kebencian dan berpotensi meruntuhkan harmoni kerukunan beragama.
Kini muncul lagi kasus yang mirip. Sedang viral pengiat media sosial saudara Ferdinand Hutahaean, melontarkan pernyataan kontroversial yang menyebut, “Allahmu lemah..." Ini dinilai banyak kalangan telah menodai ajaran agama tertentu dan merendahkan Allah SWT, Tuhannya umat Islam yang maha besar, yang maha kuat dan maha segala galanya.
Penista agama bisa dimaknai orang yang miskin moral dan miskin akhlak. Penista itu dapat disinonimkan menghina, kata nista itu berarti hina, yang berarti perbuatan tercela. Membuka aib, membuka cacat dan bersifat melecehkan.
Sehingga, penista agama berarti orang yang dengan sadar melakukan pelecehan terhadap nilai luhur agama, dari keyakinan seseorang atau komunitas tertentu. Semoga Allah SWT melindungi kita semua dari perilaku tercela. (*)