Resolusi Diri dan Tahun Baru
Abd. Rasyid Masri, telisik indonesia
Minggu, 02 Januari 2022
0 dilihat
Prof. Abd. Rasyid Masri, Akademisi dan Pebisnis. Foto: Ist.
" Pergantian tahun baru selalu dinantikan oleh semua penduduk bumi tanpa batas etnis, suku bangsa dan bahkan penganut semua agama "
Oleh: Prof. Abd. Rasyid Masri
Akademisi dan Pebisnis
PERGANTIAN tahun baru masehi selalu menjadi daya tarik manusia seantero dunia. Dinantikan oleh semua penduduk bumi tanpa batas etnis, suku bangsa dan bahkan penganut semua agama, yang memiliki tradisi masing-masing dalam merespons kehadiran tahun baru.
Pendekar tafsir Quran Indonesia, salah satu yang terkemuka, Prof. Qurais Sihab dalam suatu kesempatan menceritakan ada suatu waktu dimana ada seseorang yang bercita-cita dengan obsesi besar ingin mengubah dunia, tapi gagal.
Kemudian dia turunkan targetnya ingin mengubah negaranya tapi juga mengalami kegagalan. Kemudian dia turunkan lagi targetnya ingin mengubah kampungnya, ingin mengubah sukunya tapi dia pun gagal. Akhirnya, dia turunkan lagi targetnya cukup realistis yakni cukup mengubah keluarganya untuk bisa hidup lebih baik dan sejahtrah.
Tapi itupun gagal. Dari situ mulai dia sadar dan merenung coba dari dulu saya mengubah diriku dulu sendiri, maka pastilah saya bisa merubah orang lain.
Baca Juga: Generasi di Era Metaverse Abad 21
Hal tersebut sejalan dengan motivasi Allah dalam Al Quran surat Ar-Ra’ad ayat ke 11. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum (atau diri) sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Sehingga kekuatan mengubah hidup lebih baik, sukses, dimulai dari dalam diri sendiri.
Maka, momentum tahun baru menjadi relevan waktu yang tepat untuk mengubah diri, mengevaluasi diri, introspeksi diri apa saja yang telah dicapai selama setahun sebelumnya. Kesalahan dan dosa-dosa apa saja yang telah diperbuat satu tahun terakhir ini.
Baca Juga: Islam Bicara Perempuan
Sehingga menjadi renungan spritual dan bertaubat menyesali dosa-dosa yang telah diperbuat. Membuat resolusi diri bahwa tahun baru 2022, tidak akan lagi mengulangi kebodohan saya. Mengulangi kehilafan saya, dan berjanji tahun baru semua akan saya ubah untuk hidup lebih baik. Lebih kuat beribadah, lebih bisa membantu agama Allah dan membantu sesama manusia, dan seterusnya.
Allah memberi perjumpaan kita dengan tahun baru. Itu suatu kesempatan berharga, menjadi hal yang amat penting untuk membuat resolusi hidup tahun baru dan menetapkan arah, tujuan dan target hidup lebih baik. Itulah makna esensi bertahun baru, bukan dengan kegiatan yang hedonistik.
Tahun sebelumnya boleh saja kurang berhasil, tapi tahun baru tak boleh sama, harus naik level, harus bisa naik kelas sosial, naik keimanan kita. Harus kerja keras, kerja cerdas dan bisa memompa semangat baru, kepercayaan diri untuk bisa bangkit lebih baik. Berjanji tak mau bermalas-malas dalam kerja dan seterunya.
Hambatan terbesar seseorang untuk bisa sukses dan hidup lebih baik adalah hambatan dari dalam dirinya sendiri. Yakni penyakit mental yang selalu menunda-nunda pekerjaan, selalu menunda kerja sehingga kesuksesannya ikut tertunda. (*)