Petani Muda Sulawesi Tenggara Diajak Bergabung dalam Pertanian Ramah Lingkungan

Nur Fauzia, telisik indonesia
Kamis, 26 September 2024
0 dilihat
Petani Muda Sulawesi Tenggara Diajak Bergabung dalam Pertanian Ramah Lingkungan
5 Pemateri FGD ketahanan pangan saat pemaparan materi. Foto: Nur Fauzia/Telisik

" Yayasan Bisa Insani Indonesia Kendari, bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo (UHO), menggelar Focus Group Discussion (FGD) "

KENDARI, TELISIK.ID — Yayasan Bisa Insani Indonesia Kendari, bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo (UHO), menggelar Focus Group Discussion (FGD) pada Kamis (26/9/2024).

Acara ini dimaksudkan untuk membahas peran petani muda dalam ketahanan iklim dan kedaulatan pangan di Aula Fakultas Pertanian UHO.

Manager Program Yayasan Bina Insani Indonesia, La Ode Susvito, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman petani milenial tentang pertanian ramah lingkungan.

Baca Juga: Mahasiswa UHO Kenang September Berdarah dengan Aksi di Mapolda Sultra

Dia menyoroti menurunnya minat generasi muda di Sulawesi Tenggara untuk terlibat dalam sektor pertanian sebagai tantangan utama.

"Kami ingin memberikan akses modal dan pasar kepada petani muda, sehingga mereka tidak hanya belajar bertani tetapi juga dapat mengakses pasar dengan baik," ujar Susvito.

Selain itu, Susvito mengusulkan agar isu perubahan iklim dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan di tingkat dasar hingga menengah agar anak muda lebih melek terhadap isu ini. Hasil diskusi FGD ini akan disampaikan kepada pemerintah untuk ditindaklanjuti.

Dekan Fakultas Pertanian UHO, Prof. Dr. Ir. R. Marsuki Iswandi, M.Si, menekankan pentingnya teknologi dalam mengatasi perubahan iklim melalui pengelolaan tanaman dan konservasi tanah. Ia mengatakan bahwa mahasiswa pertanian juga bisa mempelajari teknologi di fakultas teknik.

Baca Juga: Sapa Pedagang Pasar Pelelangan Ikan, Paslon Gubernur Sultra Nomor Tiga LA-IDA Disambut Antusias

Rektor Universitas Sulawesi Tenggara, Prof. Andi Bahrun, menegaskan bahwa negara yang miskin pangan akan sangat terdampak oleh pemanasan global, dengan petani menjadi pihak yang paling menderita.

"Bencana alam seperti banjir dan kekeringan akan semakin meningkat, sehingga masyarakat perlu memperbaiki pola pikir terhadap ketahanan pangan," ujarnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh kelompok tani, LSM, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), perwakilan sekolah, Dinas Ketahanan Pangan, serta mahasiswa, menandakan kolaborasi berbagai pihak untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan. (A)

Penulis: Nur Fauzia

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga