Pria Memaksa Masuk ke Mako Brimob Miliki Riwayat Gangguan Jiwa
Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Minggu, 21 Juni 2020
0 dilihat
Suasana ketika Salman diamankan karena memaksa masuk ke Mako Brimob Polda Sultra. Foto: Ist.
" Namanya Salman, lahir di Bone 24 Agustus 1979, Alamat Desa Pudahoa, Kelurahan Pudahoa, Kecamatan Mowila, Konsel, agama Islam, pekerjaan seorang petani/pekebun dan berstatus kawin> "
KENDARI, TELISIK.ID - Adalah Salman (41), pria yang sempat menggegerkan masyarakat akibat ulahnya memaksa masuk ke Mako Brimob Polda Sultra.
Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Ferry Walintukan menyampaikan kronologi kejadian yang terjadi pada Sabtu (20/6/2020) sekira pukul 16.20 Wita.
Ia menuturkan, pada awalnya, pria tersebut mengendarai motor melawan arus dari arah Konda, Kabupaten Konawe Selatan. Pria tersebut kemudian masuk ke Mako Sat Brimob Polda Sultra bersamaan dengan masuknya kendaraan KBR Den Gegana, dan dengan sigap dihentikan oleh petugas piket jaga. Namun, pria tersebut tidak terima dihentikan dan turun dari motornya, melakukan aksi pemaksaan sambil mengeluarkan kalimat takbir "Allahu Akbar".
"Sekira pukul 16.30 Wita, pria tersebut berhasil diamankan di Mako Sat Brimobda Sultra dipimpin langsung oleh Komandan Satuan Brimobda Sultra, Kombes.Pol. Adarma Sinaga, SIK," ungkap Fery Walintukan.
Baca juga: Presiden Jokowi Ulang Tahun ke-59 Hari Ini
Fery juga menyampaikan, identitas pria tersebut telah berstatus kawin dan bekerja sebagai petani.
"Namanya Salman, lahir di Bone 24 Agustus 1979, Alamat Desa Pudahoa, Kelurahan Pudahoa, Kecamatan Mowila, Konsel, agama Islam, pekerjaan seorang petani/pekebun dan berstatus kawin," tambahnya.
Sementara itu, menurut keterangan keluarga dan aparat desa tempat tinggalnya, Salman memiliki riwayat gangguan jiwa dan pernah berobat di RS Jiwa Provinsi Sultra.
"Pada tahun 2009 Salman pernah dirantai selama sekitar satu tahun karena sering menyerang orang lain, ia juga pernah di rawat di RS Jiwa Provinsi Sultra dengan nomor pasien : 06.66.97," ujar saudara angkat Salman, Dahlan.
Menurut keterangan Kepala Desa Pudahoa, ia juga pernah menyerang rumah Kepala Desa Pudahoa karena tidak mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Haerani Hambali