Pilkada Muna, Kemana Hanura Akan Berlabuh

Musdar, telisik indonesia
Kamis, 12 Maret 2020
0 dilihat
Pilkada Muna, Kemana Hanura Akan Berlabuh
Bakal Calon Bupati Muna. Rusman Emba dan Syarifuddin Udu. Foto: Istimewa

" Itulah dinamika yang terjadi di Hanura dengan dua surat tugas. Pada intinya, hanya ingin melihat sejauh mana kinerja dari kedua balon ini "

KENDARI, TELISIK.ID - Irama politik Partai Hanura di Pilkada Muna kembali mengundang tanda tanya. Setelah mengeluarkan surat tugas kepada Rusman Emba (RE), kini surat tugas kembali dikeluarkan untuk Syarifuddin Udu (SU).

Surat tugas pertama bernomor 72/TPP/DPP-Hanura/2020 tangal 2 Maret, diteken Ketua TPP DPP Hanura, Dr Fredinand Nainggolan dan Sekretaris, Telle Gozelie, dimana Rusman dipaketkan bersama Bahrun Labuta sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup). 

Surat tugas untuk RE mengundang perhatian para pegiat media sosial (Facebook). Publik berpraduga, Hanura telah merapat kepada petahana.

Di sisi lain, ada pihak yang tidak menyangka surat tugas itu ditujukan kepada RE.

Padahal sebelum surat tersebut keluar, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) melalui Ketua Tim Pilkada Daerah Hanura Sultra, Mutaqqin Sidiq telah memberikan harapan kepada SU untuk didorong maju berkontestasi di Bumi Sowite.

Dukungan tersebut disebarluaskan pasca DPD Hanura Sultra melakukan konferensi pers kepada sejumlah media 14 Januari lalu.

Tidak diduga, 11 Maret 2020 kemarin, Hanura dikabarkan telah 'mendua' karena surat tugas kedua kembali dikeluarkan untuk Dirjen Bina Keuangan Daerah (Kemendagri), SU.

Surat yang diteken Ketua TPP DPP Hanura, Dr Fredinand Nainggolan dan Sekretaris, Telle Gozelie itu, isinya sama dengan surat tugas yang diberikan ke RE.

Lantas kemana 'cinta' Hanura akan berlabuh, kepada petahana RE atau ke SU?

Karena dinamika politik di Muna yang terus bergulir, jurnalis Telisik.id mencoba menjawab tanda tanya tersebut untuk menghilangkan rasa penasaran publik.

Dikonfirmasi kepada Pengamat Politik Sultra, Najib Husen, Najib menerangkan, hingga saat ini hampir semua partai belum ada finalisasi dukungan untuk pilkada di Sultra.

Sehingga beberapa partai masih memberikan surat tugas kepada bakal calon kepala daerah guna selanjutnya mencari partai koalisi.

Akademisi UHO ini menerangkan, surat tugas biasanya diberikan dengan batasan waktu yang ditetapkan.

Ketika kandidat yang diberikan mandat tidak mendapatkan koalisi, maka bisa jadi partai akan beralih dukungan.

"Itulah dinamika yang terjadi di Hanura dengan dua surat tugas. Pada intinya, hanya ingin melihat sejauh mana kinerja dari kedua balon ini," terang Najib, Kamis (12/3/2020).

Dosen Ilmu Politik UHO ini menerangkan, elektabilitas tetap menjadi pertimbangan. Namun karena surat tugas telah dikeluarkan, Hanura tinggal melihat di antara keduanya siapa yang paling mampu meyakinkan partai lain untuk mendapatkan dukungan.

"Maka dialah yang akan mendapatkan pintu Hanura nantinya," pungkasnya.

 

Reporter: Musdar

Editor: Rani

Baca Juga