Profil Lengkap Arifatul Choiri Fauzi: Srikandi di Kabinet Prabowo Nahkoda PP Muslimat NU 2025-2030
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Minggu, 16 Februari 2025
0 dilihat
Arifatul Choiri Fauzi, pemimpin tangguh, aktivis ulung, srikandi pemberdayaan perempuan. Foto: Repro Antara
" Kongres XVIII Muslimat NU yang berlangsung pada 10-15 Februari 2025 di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Jawa Timur, menghasilkan keputusan penting dengan terpilihnya Arifatul Choiri Fauzi sebagai Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU untuk masa khidmat 2025-2030 "


JAKARTA, TELISIK.ID - Kongres XVIII Muslimat NU yang berlangsung pada 10-15 Februari 2025 di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Jawa Timur, menghasilkan keputusan penting dengan terpilihnya Arifatul Choiri Fauzi sebagai Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU untuk masa khidmat 2025-2030.
Pemilihan ini mencerminkan kepercayaan besar yang diberikan kepada Arifatul, yang akrab disapa Arifah, untuk memimpin organisasi perempuan Nahdlatul Ulama tersebut.
Latar Belakang dan Pendidikan
Mengutip NU Online, Minggu (16/2/2025), Arifah lahir di Madura pada 28 Juli 1969. Sejak usia dini, ia telah menunjukkan dedikasi tinggi dalam bidang pendidikan dan keagamaan.
Pendidikan dasar hingga menengah ditempuhnya di Jakarta, termasuk di Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah As-Syafiiyah Jatiwaringin.
Kecintaannya pada ilmu dakwah membawanya melanjutkan studi di Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Yogyakarta, di mana ia lulus pada tahun 1994.
Tak berhenti di situ, Arifah meraih gelar magister Komunikasi dari Universitas Indonesia pada tahun 2002 melalui beasiswa Ford Foundation. Selain itu, ia juga mengantongi sertifikat kompetensi dalam bidang pertemuan, insentif, konferensi, dan pameran (MICE).
Karier Organisasi dan Sosial
Kiprah Arifah dalam organisasi dimulai sejak muda. Ia pernah menjabat sebagai Ketua PP Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) periode 1989-1991, menunjukkan komitmennya dalam pemberdayaan perempuan muda.
Pengalaman ini menjadi landasan bagi peran-peran penting lainnya, termasuk sebagai Sekretaris Umum PP Fatayat NU dan Sekretaris Umum PP Muslimat NU.
Aktivitasnya tidak terbatas pada lingkup internal NU; Arifah juga aktif di Majelis Alimat Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), khususnya dalam Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom MUI).
Baca Juga: Profil Lengkap Harvey Moeis: Hukuman Diperpanjang 20 Tahun dan Denda Naik Rp 420 Miliar
Dedikasinya terhadap isu-isu sosial tercermin dari keterlibatannya dalam Gerakan Nasional Anti Korupsi bersama NU dan Muhammadiyah, sebuah inisiatif yang bertujuan memberantas korupsi di Indonesia.
Peran di Pemerintahan
Pada tahun 2024, Arifah dipercaya menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Penunjukan ini menegaskan pengakuan atas kompetensi dan dedikasinya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak di Indonesia. Sebagai bagian dari kabinet yang dikenal dengan ukuran besar, terdiri dari 109 anggota, Arifah berperan penting dalam mengawal program-program pemerintah terkait pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Meskipun kabinet ini menuai kritik karena ukurannya yang dianggap "gemuk", Arifah tetap fokus pada tugasnya, memastikan isu-isu perempuan dan anak mendapatkan perhatian yang layak.
Kontribusi di Bidang Media dan Produksi
Selain kiprahnya di organisasi dan pemerintahan, Arifah memiliki pengalaman luas di dunia media. Ia pernah menjadi produser untuk beberapa acara televisi populer di Indonesia, seperti "Syair Dzikir" di TPI dan "Hikmah Pagi" di TVRI.
Keterlibatannya dalam produksi acara-acara ini menunjukkan kemampuannya dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan moral kepada masyarakat luas melalui media.
Selain itu, Arifah juga pernah menjabat sebagai Show Manager untuk konser kebangsaan yang melibatkan kolaborasi antara kelompok musik Ki Ageng Ganjur dengan musisi internasional, seperti Tony Blackman dari Amerika Serikat dan Mary McBride.
Pengalaman ini menegaskan kemampuannya dalam menjembatani budaya lokal dan internasional melalui seni dan musik.
Inisiatif Pemberdayaan Masyarakat
Arifah juga dikenal aktif dalam berbagai inisiatif pemberdayaan masyarakat. Sebagai Direktur PT Arzast Media Utama dan PT Rimang Hayu Malini, ia terlibat dalam berbagai proyek yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga: Profil Lengkap dan Sepak Terjang Isa Rachmatarwata: Dirjen Anggaran Kemenkeu Tersangka Jiwasraya dengan Harta Rp 38,97 Miliar
Salah satu inisiatif penting adalah kerja sama antara Muslimat NU dan Kementerian Desa RI dalam program pemberdayaan masyarakat desa. Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan masyarakat desa melalui berbagai pelatihan dan pendampingan, sejalan dengan visi pemerintah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup di pedesaan.
Karier Politik dan Dukungan Presiden
Dalam ranah politik, Arifah memiliki rekam jejak yang signifikan. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pada Pemilihan Presiden 2024, berperan strategis dalam pemenangan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Dukungan dari Presiden Joko Widodo terhadap Prabowo dalam pemilihan tersebut juga menjadi faktor penting dalam kemenangan mereka. Setelah kemenangan tersebut, Arifah dipercaya mengemban tugas sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, posisi yang memungkinkannya untuk terus memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak di tingkat nasional.
Visi ke Depan sebagai Ketua PP Muslimat NU
Sebagai Ketua terpilih PP Muslimat NU, Arifah membawa visi untuk memperkuat peran perempuan dalam berbagai sektor kehidupan, baik di ranah domestik maupun publik.
Ia berkomitmen meningkatkan kapasitas anggota Muslimat NU melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan, serta memperluas jaringan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan komunitas internasional. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS