Puskesmas Poasia Kendari Tangani 325 Pasien DBD, Lima Meninggal

Bambang Sutrisno, telisik indonesia
Jumat, 19 Juli 2024
0 dilihat
Puskesmas Poasia Kendari Tangani 325 Pasien DBD, Lima Meninggal
KTU BLUD UPTD Puskesmas Poasia Hariyanto (kiri) dan gedung Puskesmas Poasia (kanan). Foto: Kolase

" Puskesmas Poasia, Kota Kendari, mencatat 325 orang di daerah itu terjangkit demam berdarah dengue (DBD) dan lima di antaranya meninggal dunia "

KENDARI, TELISIK.ID - Puskesmas Poasia, Kota Kendari, mencatat 325 orang di daerah itu terjangkit demam berdarah dengue (DBD) dan lima di antaranya meninggal dunia.

Hal itu diungkapkan KTU BLUD UPTD Puskesmas Poasia, Hariyanto, Jumat (19/7/2024). Dia mengatakan, total kasus DBD yang ditangani di Puskesmas Poasia ada 325 orang dan lima dinyatakan meninggal dunia per Januari sampai April 2024.

Dia menyebut, kasus DBD di Poasia tersebar di lingkungan perumahan warga dan wilayah pemukiman lainnya. Kasus yang meninggal ini, pasiennya terlambat ditangani oleh pihak medis karena satu sampai tiga hari demam dari masa inkubasi tidak disadari karena demam yang timbul tenggelam.

"Tanpa menyadari demam dan mendiamkan di rumah, merupakan tindakan berbahaya," tuturnya.

Pengetahuan seputaran DBD ini cukup masif digencarkan pihak Puskesmas Poasia, namun semua ini tergantung dari kesadaran masyarakat itu sendiri.

Baca Juga: Warga Keluhkan Minim Bak Sampah dan Drainase jadi Langganan DBD di Buton Selatan

Mereka tahu bahwa DBD disebabkan kebersihan lingkungan yang tidak terjaga, menjadi penyebab utama peningkatan populasi nyamuk.

Dia menjelaskan bahwa kasus DBD periode Januari sampai April mengalami peningkatan, namun bulan Juli 2024 kembali menurun.

Ia meminta warga menjaga kebersihan lingkungan, supaya terhindar dari ancaman peningkatan populasi nyamuk.

Dia juga mengajak masyarakat agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) guna memberantas penyakit demam berdarah dangue.

Selain itu, dia juga meminta masyarakat melakukan 3M yakni menguras, menutup dan dan mendaur ulang barang bekas yang menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk.

Sementara itu, Programer DBD Nuriman Diana menjelaskan, untuk penanganan kasus DBD ditindak langsung bersama tim progres, kesling dan P2 (penanggulangan penyakit) itu adalah tim penyelidikan epidemologi (PE) lapangan.

Kemudian melakukan penyuluhan DBD seperti pencegahan dan penanggulangan. Memberikan bubuk abatisasi pada warga di wilayah kerja Puskesmas Poasia, tujuannya untuk dituangkan pada bak mandi dan tempat penampungan air besar yang tertutup dan tidak tertutup.

Baca Juga: DBD Mengancam, Polres Muna Lakukan Fogging

Abatisasi yaitu pemberian serbuk abate pada tempat-tempat yang digenangi air termasuk bak mandi, jambangan bunga dan sebagainya dengan tujuan membunuh jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti dan mencegah terjadinya wabah DBD.

Setelah itu, melakukan fogging (pengasapan), apabila ditemukan kasus DBD pada wilayah radius 100 meter dari rumah pasien.

"Kemudian dilakukan pengasapan samping kiri kanan rumah tersebut agar terbebas dari nyamuk DBD," tutupnya. (B)

Penulis: Bambang Sutrisno

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga