Rembuk Stunting di Kelurahan Pondambea Kendari Targetkan Nol Kasus
Nur Fauzia, telisik indonesia
Selasa, 17 September 2024
0 dilihat
Perwakilan RT/RW, kader posyandu, dan masyarakat Kelurahan Pondambea, peserta rembuk stunting di Kelurahan Pondambea. Foto: Nur Fauzia/Telisik
" Pemerintah Kota Kendari melalui Dinas Kesehatan dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), menggelar rembuk stunting di Kelurahan Pondambea "
KENDARI, TELISIK.ID — Pemerintah Kota Kendari melalui Dinas Kesehatan dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), menggelar rembuk stunting di Kelurahan Pondambea pada Selasa (17/9/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mencari solusi terhadap permasalahan stunting di wilayah tersebut.
Novi Diana Wijayanti, Kepala Bidang Perekonomian dan SDA Bappeda Kota Kendari, menjelaskan bahwa rembuk stunting bertujuan untuk mengidentifikasi masalah stunting yang ada di Kelurahan Pondambea serta memperbarui data terkait kondisi tersebut.
Bappeda berperan sebagai koordinator dalam program penanganan stunting, bekerja sama dengan berbagai dinas seperti Dinas Kesehatan, Dinas Ketapang, Dinas PUPR, Dinas Perikanan, dan dinas terkait lainnya.
“Sebagai koordinator, Bappeda memastikan bahwa semua pihak berkontribusi dalam penanganan stunting. Selain pemerintah, partisipasi dari stakeholder lain seperti perguruan tinggi juga penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat,” ujar Novi.
Novi berharap melalui rembuk stunting ini, masyarakat Kelurahan Pondambea dapat berkolaborasi secara efektif untuk menangani stunting. Bappeda juga berkomitmen untuk menyediakan fasilitas melalui posyandu untuk mendukung upaya tersebut.
“Kami berharap posyandu dapat berperan aktif sebagai swadaya masyarakat untuk mencapai target angka nol kasus stunting di Kelurahan Pondambea,” harapnya.
Siti Sulastri, salah seorang warga yang anaknya terindikasi stunting, mengaku sangat terbantu dengan adanya pertemuan ini.
“Kami mendapatkan banyak pengetahuan baru mengenai stunting. Penjelasan yang diberikan sangat membantu kami untuk memperbaiki gizi anak-anak kami,” ungkap Siti.
Camat Kadia, Rudi Hartono, mengatakan bahwa penanganan stunting bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan, tetapi juga melibatkan pemerintah kecamatan, kelurahan, ketua RT/RW, dan kader posyandu.
“Jika ada indikasi stunting di lingkungan, segera laporkan kepada dinas terkait agar masalah ini dapat ditangani dengan cepat,” harap Rudi. (A)