Rencana Kenaikan Harga BBM Tekuk Rupiah ke Rp 14.903
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Selasa, 23 Agustus 2022
0 dilihat
Kenaikan nilai tukar rupiah diduga kuat disebabkan karena adanya rencana kenaikan BBM. Foto: Repro uma.ac.id
" Nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.903 per dolar AS pada Selasa (23/8/2022) pagi, melemah 12 poin atau 0,08 persen "
JAKARTA, TELISIK.ID - Mata uang rupiah kembali melemah 0,08 persen ke Rp 14.903. Hal ini akibat isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi pertalite yang memicu kekhawatiran pasar atas lonjakan inflasi di dalam negeri.
Melansir cnnindonesia.com, nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.903 per dolar AS pada Selasa (23/8/2022) pagi. Posisi itu melemah 12 poin atau 0,08 persen dari Senin (22/8/2022) sore kemarin.
Mata uang di kawasan Asia terpantau bervariasi. Yen Jepang menguat 0,14 persen, won Korea Selatan melemah 0,05 persen, dolar Singapura menguat 0,07 persen, dan peso Filipina melemah 0,08 persen.
Yuan China melemah 0,04 persen, baht Thailand melemah 0,01 persen dan dolar Hong Kong melemah 0,01 persen pada perdagangan pagi ini.
Sejalan, mata uang utama negara maju terlihat bervariasi. Euro Eropa melemah 0,04 persen dan poundsterling Inggris menguat 0,04 persen dan dolar Australia menguat 0,25 persen.
Franc Swiss menguat 0,04 persen dan dolar Kanada menguat 0,15 persen.
Baca Juga: Kendalikan Inflasi, BI Gelar Pasar Murah Gandeng TPID Provinsi Sulawesi Tenggara
Menanggapi kondisi tersebut, Senior Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah masih tertekan akibat kembalinya sentimen risk off di pasar oleh kekhawatiran pasar atas resesi dan ekspektasi pada kenaikan suku bunga the Fed yang lebih agresif.
"Dari domestik pasar masih menantikan keputusan BI yang semakin sulit untuk mempertahankan suku bunga di tengah ekspektasi kenaikan harga BBM (pertalite) yang akan semakin meningkatkan inflasi," ujarnya, dikutip CNNIndonesia.com.
Sementara untuk hari ini, Lukman memperkirakan, mata uang rupiah akan berada di kisaran Rp 14.825 hingga Rp 14.975 per dolar AS.
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memberi sinyal bahwa harga BBM siap-siap akan naik.
Berbagai persiapan pun dilakukan saat ini, bahkan pemerintah sedang menghitung berapa besarannya jika BBM terjadi kenaikan.
Baca Juga: Menteri Koperasi dan UKM Apresiasi Peluncuran Pasar Lokal Suara UMKM
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso mengatakan, subsidi energi yang senilai Rp 502 triliun sudah terlalu besar.
Untuk itu, pemerintah sedang menjajaki opsi-opsi lainnya.
"(Apakah ada tambahan subsidi?) Kalau subsidi kan sudah diputus sama DPR yang Rp 502 triliun. Adanya harga seperti ini kita pertimbangkan apakah ada kenaikan apa enggak," kata Susi di Gedung Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, dikutip dari detik.com, pada Senin (15/8/2022).
Saat ini, kata Susi, pemerintah belum dapat memastikan apakah subsidi BBM bakal ditambah, sebab beban APBN sudah terlalu berat. (C)
Penulis: Fitrah Nugraha
Editor: Haerani Hambali