Rusman Emba Tegaskan Dipenjara Bukan Curi Uang Rakyat
Sunaryo, telisik indonesia
Senin, 03 November 2025
0 dilihat
Mantan Bupati Muna, LM Rusman Emba bersama Bupati, Bachrun Labuta, Wabup, La Ode Asrafil Ndoasa, Sekda, Eddy Uga dan ASN Pemkab Muna. Foto: Sunaryo/Telisik.
" Mantan Bupati Muna, LM Rusman Emba mulai angkat bicara terkait perkara suap dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menimpanya "

MUNA, TELISIK.ID - Mantan Bupati Muna, LM Rusman Emba mulai angkat bicara terkait perkara suap dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menimpanya.
Dalam perkara itu, ia bukan mencuri uang negara atau uang rakyat. Namun, hanya karena memerintahkan dan menandatangani administrasi pengurusan PEN yang digunakan untuk kepetingan pembangunan di Bumi Sowite.
"Saya di penjara bukan karena mencuri uang rakyat untuk memperkaya diri, tetapi hanya turut serta menandatangani PEN untuk kepentingan daerah," tegas Rusman, Senin (3/11/2025) di sela-sela silahturahmi bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna.
Dalam perkara yang telah dijalani, pria yang kerap disapa RE itu rela memasang badan dan mengorbankan jabatan dan dirinya.
"Sebagai pimpinan, saya wajib lindungi bawahan. Jadi, tolong kalau ada isu saya curi uang rakyat, diluruskan. Karena, fakta di persidangan, itu tidak ada," terangnya.
Baca Juga: Bupati Muna Sebut Rusman Adiknya yang Kebaikannya Tak Bisa Dilupakan
Ia mengatakan, di perkara suap itu sudah menjalani hukuman selama kurang lebih 2 tahun. Ia mengakui perbuatannya serta tidak banding, kasasi dan peninjauan kembali (PK) atas putusan majelis hakim.
"Jadi, jangan diperdebatkan lagi. Saya tidak mencuri uang rakyat dan memperkaya diri," tegasnya lagi.
RE juga menitip pesan pada Bupati Muna, Bachrun Labuta dan Wakil Bupati (Wabup), La Ode Asrafil Ndoasa, agar dalam mengambil kebijakan startegis tidak melibatkan orang banyak. Kemudian, jangan menganak emaskan satu orang pejabat.
"Pak bupati dan wabup bisa belajar dari pengalaman saya. Karena kesalahan sistem di pemerintah, saya sebagai pimpinan yang harus menanggung risikonya. Pejabat-pejabat gunakan segala macam jurus untuk menyelamatkan diri," terangnya.
Selama kurang lebih 7 tahun memimpin Bumi Sowite, ia memberikan keleluasaan bagi pejabat-pejabat yang saat ini masih banyak dipakai Bupati, Bachrun untuk berinovasi dan berkreasi. Namun, disayangkan, ketika ia dihujat, mereka pura-pura tuli dan bisu. Takutnya, jangan sampai apa yang dia alami, terulang kembali pada bupati dan wabup.
Sementara itu, Bupati Muna, Bachrun Labuta mengaku, saat RE bebas dan akan pulang ke Muna, banyak pejabat yang menghubunginya meminta petunjuk untuk penjemputan. Ia kaget, kenapa kecuali minta izin. Kendatipun RE sudah tidak lagi menjadi bupati, mereka tetap harus mengingat kebaikannya.
Baca Juga: Korban Kekerasan Seksual di Muna Wajib Lapor ke DP3A
"Dalam hidup, saya pegang teguh prinsip kebaikan orang lain harus selalu diingat, " ujarnya.
Dia dan RE sampai saat ini terus menjalin hubungan baik. RE dianggap sebagai adiknya. Tanpa RE, ia tak mungkin jadi bupati.
"Apa yang dialami RE, kita jadikan pembelajaran. RE sudah korbankan dirinya untuk daerah, jadi kita harus lebih hati-hati," tukasnya. (B)
Penulis: Sunaryo
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS