Salah Satu Festival Terbesar Wakatobi Barata Kahedupa Bakal Digelar September

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Jumat, 31 Mei 2024
0 dilihat
Salah Satu Festival Terbesar Wakatobi Barata Kahedupa Bakal Digelar September
Festival Barata Kahedupa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rangkaian acara tahunan Wakatobi Festival dan Expo (Wave), yang akan berlangsung di Pulau Wangi-Wangi. Foto: Repro travelingyuk.com

" Melalui Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara, Wakatobi direncanakan akan menggelar salah satu festival budaya terbesar, Barata Kahedupa "

KENDARI, TELISIK.ID - Melalui Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara, Wakatobi direncanakan akan menggelar salah satu festival budaya terbesar, Barata Kahedupa, pada September 2024 mendatang.

Acara ini dirancang untuk mempromosikan ragam budaya lokal yang kaya, menjadikannya sebagai salah satu pagelaran terbesar di daerah tersebut.

Kabupaten Wakatobi merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari empat pulau, yaitu Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Keempat pulau tersebut dikenal dengan wisata bahari yang luar biasa menakjubkan hingga terkenal ke mancanegara.

Namun, selain wisata bahari, Wakatobi juga memiliki festival budaya yang unik dan mempesona, yang sejalan dengan semboyan bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika.

Festival menjadi media pembelajaran budaya yang lebih mudah dicerna oleh generasi muda. Foto: Repro travelingyuk.com

 

Festival budaya seperti ini diadakan pada momen tertentu, menambah daya tarik wisatawan untuk menikmati keindahan adat, seni, dan budaya di Wakatobi. Salah satu festival yang paling dinantikan adalah Festival Barata Kahedupa. Acara ini memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk belajar dan memahami budaya lokal dengan lebih mudah.

Berikut ini adalah beberapa festival budaya yang ada di pesisir Wakatobi yang telah dirangkum Telisik.id:

1. Festival Potapaki bagi para perantau

Potapaki berasal dari kata 'po' yang berarti saling, dan 'tapaki' yang berarti bertanya kepada yang lebih tahu atau yang lebih tua.

Baca Juga: Peran Perempuan dalam Budaya Maritim Wakatobi Ditonjolkan, Nantikan Festival Wowine Bakal Digelar Agustus

Berdasarkan informasi dari Kepala Desa Kulati, Burhanudin, Potapaki yang digelar tiga tahun sekali ini dimulai pada tahun 2006, atas inisiatif tokoh masyarakat Kulati bersama masyarakat perantau. Ide ini lahir dari kerinduan akan kampung halaman dan pembicaraan tentang pembangunan Desa Kulati.

Tujuan mendasar dari festival ini adalah menghilangkan kerinduan para perantau yang telah lama meninggalkan Kulati dengan menghadirkan berbagai tradisi, kesenian, dan permainan tradisional.

Puncak festival ini ditandai dengan budaya 'Pajuju', yakni arak-arakan kue karasi (kue tradisional Wakatobi) yang dibentuk menyerupai kubah bertingkat dan diisi makanan lokal seperti ikan, lobster, dan kerang. Tingkatan kubah dalam 'Pajuju' memiliki makna religius, dimana bertingkat tiga menggambarkan Baitullah (Rumah Tuhan) dan bertingkat lima mengingatkan akan salat lima waktu.

2. Festival Barata Kaledupa Pertunjukan Adat

Festival ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rangkaian acara tahunan Wakatobi Festival and Expo (Wave) yang indah, yang akan berlangsung di Pulau Wangi-Wangi.

Puncak festival ini disebut 'Karia', yang diterjemahkan berarti pesta. Bagi orang Wakatobi, Karia mengacu pada perayaan penting dalam kehidupan seperti kelahiran, usia lanjut, dan pernikahan.

Salah satu warga, Kariama, pada Telisik.id menjelaskan bahwa dalam festival ini, Karia menggambarkan perayaan seputar usia seseorang atau ritual yang melambangkan transformasi dari anak ke dewasa.

Karia menggambarkan perayaan seputar usia seseorang atau ritual yang melambangkan transformasi dari anak ke masa dewasa. Foto Repro travelingyuk.com

 

Sebelum festival, mereka yang merayakan kesempatan tersebut akan mengirim jagung, kelapa, dan berbagai tanaman lainnya kepada kepala sesepuh desa. Hasil panen ini akan digunakan untuk jamuan makan di acara tersebut.

Festival Barata ini ditutup dengan Hebangka-bangka, prosesi pelarungan makanan tradisional (harua) di atas kapal-kapal miniatur khas Wakatobi. Ini sebagai simbol pelepasan semua hal yang kurang baik selama Karia.

3. Festival Pulau Tukang Besi

Festival pulau tukang besi kembali digelar selama dua hari sebagai even tahunan masyarakat Pulau Binongko. Festival ini bertujuan menjaga eksistensi budaya yang beragam serta potensi pariwisata yang kaya di pulau terujung Kabupaten Wakatobi.

Festival ini masuk dalam kalender even tahunan Dinas Pariwisata Wakatobi dan dilaksanakan untuk ketiga kalinya di Kecamatan Binongko.

4. Wakatobi Wave Festival Wisata Bahari di Wangi-Wangi

Wakatobi Wave merupakan salah satu festival yang diselenggarakan untuk meningkatkan sektor pariwisata, terutama wisata bahari di Wakatobi. Berada di Taman Nasional Wakatobi di Sulawesi Tenggara yang terkenal sebagai salah satu surga wisata bawah laut, terutama bagi para pecinta diving.

Festival yang dilaksanakan di Wangi-Wangi ini merupakan salah satu bagian dari Wakatobi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Menghadirkan pertunjukan seni, parade kostum, parade karia, perahu hias, panjat pinang, pertunjukan tari kolosal, dan tradisi kansonda’a.

Salah satu warga, Farid Shaputra, saat dihubungi Telisik.id, menjelaskan bahwa dalam festival ini, wisatawan maupun masyarakat yang turut serta menyaksikan serangkaian acara festival dapat mencicipi hidangan khas tanah Wakatobi, termasuk hidangan laut yang dapat dicoba di warung makan di sekitar tempat pelaksanaan festival.

Kegiatan wisata tahunan Festival Wakatobi Wave berhasil masuk dalam Karisma Even Nusantara (KEN) 2024 yang diluncurkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara, Belli Harli Tombili, mengungkapkan bahwa Festival Wakatobi Wave menjadi salah satu dari lima kegiatan unggulan yang diajukan. Festival ini telah dilaksanakan sejak tahun 2015 dan menampilkan tarian budaya Wakatobi secara kolosal serta pameran produk UMKM masyarakat setempat.

Pemilihan Festival Wakatobi Wave dalam KEN tidak lepas dari konsistensi pemerintah daerah dalam melaksanakan kegiatan ini secara rutin, melibatkan budaya lokal, serta partisipasi masyarakat.

Baca Juga: Ini 5 Rekomendasi Wisata Gua Andalan Buton Tengah untuk Liburan Idul Adha

Festival ini akan melibatkan sedikitnya 1.000 penari yang menampilkan sejumlah tarian asli masyarakat Wakatobi (Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko).

Belli menyatakan bahwa target kunjungan wisatawan ke Sulawesi Tenggara pada tahun 2024 adalah 16,8 juta orang per tahun. Angka ini mencerminkan momentum yang tepat untuk mendorong sektor pariwisata di daerah ini.

Pemerintah daerah berupaya memaksimalkan potensi wisata dengan berbagai kegiatan budaya dan promosi keindahan alam yang dimiliki.

Dengan berbagai kegiatan festival yang direncanakan sepanjang tahun, Wakatobi semakin memantapkan posisinya sebagai salah satu destinasi wisata budaya dan bahari terkemuka di Indonesia.

Festival Barata Kahedupa diharapkan dapat menjadi magnet baru yang menarik wisatawan domestik dan mancanegara untuk menikmati keindahan dan kekayaan budaya Wakatobi. (A-Adv)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga