Salah Satu yang Dimuliakan, Ini Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Haerani Hambali, telisik indonesia
Selasa, 05 Juli 2022
0 dilihat
Salah Satu yang Dimuliakan, Ini Keutamaan Bulan Dzulhijjah
Berkurban adalah amalan yang sangat dianjurkan bagi umat Muslim. Foto: Repro lemhanas.go.id

" Salah satu keutamaan bulan Dzulhijjah yaitu banyaknya peristiwa besar dalam Islam yang terjadi di bulan ini "

KENDARI, TELISIK.ID - Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan yang dimuliakan di dalam Islam. Bulan Dzulhijjah merupakan bulan ke-12 dalam kalender Hijriah.

Salah satu keutamaan bulan Dzulhijjah yaitu banyaknya peristiwa besar dalam Islam yang terjadi di bulan ini.

Tentang bulan Dzulhijjah, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menzhalimi dirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kalian semuanya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. At Taubah: 36).

Sementara Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Sesungguhnya waktu itu berputar sebagaimana keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun ada 12 bulan. Di antara bulan-bulan tersebut ada 4 bulan yang haram (berperang di dalamnya). 3 bulan berturut-turut, yaitu: Dzulqa’dah, Dzulhijjah,  Muharram, (dan yang terakhir) Rajab Mudhar, yaitu bulan di antara bulan Jumaada dan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari).

Bukan hanya itu, di dalam bulan Dzulhijjah ada hari-hari yang dipilih oleh Allah sebagai hari-hari terbaik sepanjang tahun, sebagaimana dalam firman-Nya:

"Demi fajar, dan malam yang sepuluh” (Qs. Al Fajr: 1-2).

Dikutip dari muslim.or.id, para ulama berbeda pendapat dalam menentukan 10 malam yang dimaksud dalam ayat tersebut. Penafsiran para ulama ahli tafsir mengerucut kepada 3 pendapat:

  1. 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
  2. 10 malam terakhir bulan Ramadan.
  3. 10 hari pertama bulan Muharram.

Yang kuat adalah pendapat yang menyatakan bahwa yang dimaksud adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Hal ini berdasarkan atas 2 sebab yaitu:

Hadis Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, dari Jabir radhiyallaahu ‘anhuma:

“Sesungguhnya yang dimaksud dengan 10 itu adalah 10 bulan Al Adha (bulan Dzulhijjah), dan yang dimaksud dengan “ganjil” adalah hari Arafah, dan yang dimaksud dengan “genap” adalah hari raya Idul Adha. (HR. Ahmad, An-Nasaa’i, hadis ini dinilai shahih oleh Al-Haakim dan penilaiannya disepakati oleh Adz-Dzahabi).

Konteks ayat dalam surat Al Fajr, sebagian ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan “al fajr” dalam ayat tersebut adalah fajar pada hari raya Idul Adha. Oleh karena itu yang dimaksudkan dengan “10 malam” yang termaktub dalam ayat kedua surat tersebut adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Ini lebih sesuai dengan konteks antar ayat.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tidak ada hari yang amal shaleh lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (10 awal Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya: “Apakah lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah ?” Beliau bersabda, “Iya. Lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid).” (HR. Bukhari).

Ibnu Rajab Al Hanbaly berkata:

“Apabila sesuatu itu lebih dicintai oleh Allah, maka sesuatu tersebut lebih afdhal di sisi-Nya.”

Berikut ini di antara keutamaan bulan Dzulhijjah:

1. Islam disempurnakan oleh Allah

Allah berfirman: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian, dan Aku telah meridhai Islam itu agama bagi kalian.”  (Qs. Al Maidah: 3).

Para ulama sepakat bahwa ayat itu turun di bulan Dzulhijjah saat haji wada’ di hari Arafah. Hal ini berdasarkan atsar dari Umar bin Al Khaththaab radhiyallaahi ‘anhu, bahwasanya seorang ulama Yahudi berkata kepada Umar, “Wahai Amiirul Mu’miniin, tahukah engkau satu ayat dalam kitab suci kalian yang kalian baca, yang jika seandainya ayat itu turun kepada kami maka kami akan jadikan hari turunnya ayat tersebut sebagai hari raya.”

Umar berkata, “Ayat apakah itu?”

Yahudi itu membacakan ayat tersebut, “Al yauma akmaltu lakum….”

Umar pun berkata, “Sungguh kami telah mengetahui di mana dan kapan ayat itu turun. Ayat itu turun pada saat Nabi sedang berada di padang Arafah di hari Jumat.” (HR. Bukhari).

2. Puasa Arafah menggugurkan dosa

Di dalam bulan Dzulhijjah ada sebuah hari yang sangat agung, yaitu hari Arafah. Pada hari tersebut disunnahkan bagi yang tidak sedang melaksanakan haji untuk melakukan puasa. Puasa Arafah dapat menggugurkan dosa-dosa selama dua tahun. Pahala puasa Arafah (9 Dzulhijjah) lebih afdhal daripada pahala puasa Asyura (10 Muharram).

Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Puasa Asyura dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu, dan puasa Arafah itu dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. An Nasaa’i).

3. Bulan kurban

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Sebaik-baik pelaksanaan haji adalah yang paling banyak bertalbiyah dan yang paling banyak berhadyu (menyembelih hewan sebagai hadiah untuk fuqara’ Makkah).” (HR. Abu Ya’la, An Nasaa’i, Al Haakim, dan Al Baihaqi. Syaikh Al Albaani menilai hadis ini hasan).

Bulan Dzulhijjah selain sebagai bulan haji juga disebut sebagai bulan kurban, karena banyaknya hewan kurban yang disembelih pada bulan tersebut.

4. Bulan muktamar umat Islam tingkat dunia

Di hari Arafah, umat Islam yang datang dari seluruh penjuru dunia untuk melaksanakan haji berkumpul di padang Arafah, demi melakukan prosesi puncak pelaksanaan haji, yaitu wukuf di Arafah.

Baca Juga: Daniel Streich Dulu Penentang Islam, Kini Pecinta Al-Quran Setelah Jadi Mualaf

Amalan-amalan di bulan Dzulhijjah

Sebagai bulan yang dimuliakan, tentu banyak keutamaan di dalamnya. Banyak amalan yang disunnah pada bulan tersebut. Di antara amalan itu adalah sebagai berikut:

1. Zikir

Allah berfirman:

“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan…” (Qs. Al Hajj: 28).

Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhuma berkata, “Hari-hari yang telah ditentukan adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.”

Berdzikir yang lebih diutamakan di hari-hari yang sepuluh ini adalah memperbanyak takbir, tahlil dan tahmid.

Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Maka perbanyaklah di hari-hari tersebut dengan tahlil, takbir, dan tahmid.” (HR. Ahmad, Shahih).

Bukan hanya dilakukan di masjid atau di rumah, namun berzikir ini bisa dilakukan di mana dan kapan saja. Bahkan para sahabat Nabi sengaja melakukannya di tempat-tempat keramaian seperti pasar.

Dikutip dari nu.or.id, Imam An-Nawawi menyatakan:

"Ketahuilah bahwa disunnahkan memperbanyak zikir pada sepuluh awal Dzulhijjah dibanding hari lainnya. Dan di antara sepuluh awal itu memperbanyak zikir pada hari Arafah sangat disunnahkan".   

2. Puasa

Puasa termasuk amal shaleh yang sangat disukai oleh Allah. Di samping anjuran melakukan puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, maka disukai juga untuk memperbanyak puasa di hari-hari sebelumnya (dari tanggal 1 sampai dengan 8 Dzulhijjah) berdasarkan keumuman nash-nash hadis tentang keutamaan berpuasa.

3. Tilawah Al-Qur’an

Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Al-Qur’an adalah sebaik-baik zikir.” (HR. Ibnu Khuzaimah, Shahih).

Adalah hal yang sangat baik jika dalam waktu 10 hari awal Dzulhijjah kita dapat mengkhatamkan Al-Qur’an dengan membaca 3 juz setiap harinya. Hal ini sebenarnya mudah untuk dilakukan, yaitu dengan memanfaatkan waktu sebelum dan sesudah salat fardhu. Dengan membaca 3 lembar sebelum salat dan 3 lembar sesudah salat, insya Allah dalam 10 hari kita mampu mengkhatamkan Al-Qur’an.

4. Sedekah

Allah berfirman menceritakan saat-saat seseorang menjelang ajalnya:

"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkanku sampai waktu yang dekat, sehingga aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh.” (Qs. Al Munaafiquun: 10).

5. Kurban

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Maka salatlah kamu untuk Tuhanmu dan berkurbanlah!” (Qs. Al Kautsar: 2).

Kurban adalah ibadah yang disyari’atkan setahun sekali dan dilaksanakan di bulan Dzulhijjah.

Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa yang salat seperti kita salat, dan berkurban seperti kita berkurban, maka sungguh dia telah mengerjakan kurban dengan benar. Dan barangsiapa yang menyembelih kurbannya sebelum salat Idul Adha, maka kurbannya tidak sah.” (HR. Al Bukhari).

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Wanita Kebanyakan Menjadi Pengikut Dajjal

Ini menunjukkan bahwa ibadah kurban itu merupakan kekhususan dan syi’ar yang hanya terdapat di dalam bulan Dzulhijjah.

6. Haji

Melaksanakan ibadah haji perlu mabrur atau dalam bahasa Arab berarti taat berbakti. Jika haji dilakukan dengan mabrur, maka tidak ada balasan dari Allah kecuali surga.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam hadis sahih dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu:

"Dari satu umrah ke umrah yang lainnya menjadi penghapus dosa di antara keduanya. Dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga." (HR. Al-Bukhari dan Muslim). (C)

Penulis: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga