Satu Desa di Kolut Jadi Sentra Budidaya Padi Ladang Varietas Mekongga
Muh. Risal H, telisik indonesia
Minggu, 19 Desember 2021
0 dilihat
Kondisi padi sawah tadah hujan di Desa Parutellang, Kecamatan Ngapa. Foto: Distanghorti Kolut
" Hampir semua jenis komoditi tanaman pertanian/perkebunan dapat tumbuh dan dibudidayakan di Bumi Patowonua, Kolaka Utara "
KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Selain terkenal dengan panorama alam yang eksotis, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) juga terkenal akan tanahnya yang subur dan sumber daya alam yang melimpah.
Tidak heran jika hampir semua jenis komoditi tanaman pertanian/perkebunan dapat tumbuh dan dibudidayakan di Bumi Patowonua ini.
Termasuk salah satu di antaranya adalah tanaman padi ladang atau padi gogo, yang sejak 2020 lalu mulai ditanam oleh kelompok tani (Poktan) di Desa Parutellang, Kecamatan Ngapa.
Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distanghorti) Kolut, Sucipto mengatakan, Desa Parutellang adalah satu-satunya desa di Kolut yang memiliki lahan dan intensif untuk budidaya padi ladang.
"Kalau lahan kering yang intensif untuk budidaya padi ladang di Kolaka Utara itu, hanya di Desa Parutellang saja," kata Sucipto, Minggu (19/12/2021).
Baca Juga: Kapolres Kota Baubau Berganti
Atas dasar itulah, lanjut dia, Distanghorti melalui Bidang Tanaman Pangan di tahun 2019 mengusulkan bantuan benih ke provinsi dan usulan tersebut terpenuhi dengan alokasi bantuan 150 hektare untuk Kolut.
"Bantuan benih serta sarana dan prasarana budidaya padi ladang tahun 2019 lalu bersumber dari program Perluasan Area Taman Baru (PATB) dan bantuan itu khusus empat kelompok di Desa Parutellang," terangnya.
Sementara itu, menurut Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan Distanghorti Kolut, Ronaldi, selain padi ladang, Desa Parutellang memang memiliki area persawahan sekitar 20 hektare.
"Di sana memang ada sawah kurang lebih 20 hektare, tapi persawahan tersebut hanya mengandalkan hujan atau sawah tadah hujan. Sisanya itu 130 hektare lahan kering dan untuk program PATB tahun lalu sarananya cukup mendukung," jelasnya.
Meski area tanamnya luas, ucap Ronal, produksi padi ladang terbilang rendah jika dibandingkan dengan padi sawah. Hal tersebut, disebabkan cara pengolahan atau perlakuan yang berbeda.
"Cara tanam dan perlakuannya berbeda, kalau padi ladang tanamnya ditugal sementara padi sawah dengan sistem irigasi membutuhkan pengolahan yang intensif. Makanya, produksi padi ladang rendah. Tahun lalu dalam satu hektar petani bisa menghasilkan gabah kering sekitar 2,5 sampai 2,8 ton per hektare," bebernya.
Selanjutnya untuk tahun 2020, Distanghorti Kolut kembali mengusulkan bantuan benih padi ladang untuk empat kelompok di desa yang sama. Usulan tersebut terealisasi dengan alokasi bantuan 100 hektare.
Baca Juga: Ratusan Petani di Kolut Budidaya Kedelai Varian Anjasmoro
"Jadi bukan lagi program PATB, tapi Peningkatan Indekx Pertanaman (PIP). Dari 100 hektare luas tanam, saat ini baru realisasi sekitar 50 persen dan kemungkinan akan terealisasi secara menyeluruh akhir Desember tahun ini," imbuhnya.
Tidak hanya tahun 2019 dan 2020. Distanghorti Kolut tambahnya, akan kembali mengusulkan bantuan benih padi ladang atau padi gogo tahun ini dan tahun-tahun akan datang karena masyarakat di Desa Parutellang intensif menanam meski hanya satu kali tanam dalam setahun.
"Kami setiap tahun akan mengusulkan selama programnya masih berjalan," pungkasnya.
Untuk informasi, jenis padi ladang yang dikembangkan oleh poktan Madani, poktan Amanah, poktan Lametusan Jaya dan Poktan Mepokoaso di Desa Parutellang adalah varietas Mekongga. (B)
Reporter: Muh. Risal H
Editor: Haerani Hambali