Sekda Sultra Harap 50 Penari Kolosal Lulo Alu yang Tampil di Istana Negara Jadi Duta Terbaik
Nur Fauzia, telisik indonesia
Senin, 12 Agustus 2024
0 dilihat
Sekretaris Daerah Sulawesi Tenggara, Asrun Lio melepas tim tari kolosal lulo alu untuk tampil di HUT RI ke 79 di Istana Negara. Foto: Nur Fauzia/Telisik
" Lima puluh penari kolosal Lulo Alu perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) yang akan tampil saat upacara penurunan bendera Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, pada 17 Agustus 2024, dilepas oleh Sekretaris Daerah Sultra, Asrun Lio "
KENDARI, TELISIK.ID – Lima puluh penari kolosal Lulo Alu perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) yang akan tampil saat upacara penurunan bendera Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, pada 17 Agustus 2024, dilepas oleh Sekretaris Daerah Sultra, Asrun Lio, Senin (12/8/2024).
Lima puluh penari kolosal itu dilepas di Kantor Dinas Pariwisata Sultra. Mereka terdiri dari 40 penari asal Kota Kendari dan 10 lainnya dari Kabupaten Bombana.
Asrun menyampaikan, kesempatan yang diberikan untuk Sultra merupakan kepercayaan besar dari Istana Negara. Ia berharap para penari dapat menunjukkan kebolehannya dalam menari agar masyarakat Indonesia mengetahui bahwa warisan budaya di Sultra terus dikembangkan.
Baca Juga: Kapolda Sultra Ingatkan Potensi Kriminalitas Naik Jelang Pilkada 2024
“Tari Lulo telah mendapatkan pengakuan secara nasional dan menjadi warisan budaya tak benda bagi Sultra. Kepada para penari agar menjadi duta yang baik bagi Sultra di Jakarta nanti,” harap Asrun.
Penampilan kelompok tari asal Sultra di Istana Negara merupakan yang kedua kalinya. Kepala Dinas Pariwisata Sultra, Belli, mengatakan dua tahun lalu Sultra juga mengirim penari dengan menampilkan Tari Lumense asal Kabupaten Bombana.
“Dua tahun lalu kita tampil pada pagi hari. Tahun ini kita akan tampil pada sore hari,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu penari Lulo Alu, Nur Hasanah Aprilia Dwiyana, menyampaikan timnya telah melakukan latihan sebanyak 15 kali dalam dua bulan terakhir. Dia menyebut kendala yang dihadapi para penari saat latihan yaitu seringkali terjepit kayu alu yang panjangnya mencapai 3 meter.
“Tarian ini berasal dari Kabaena, Sulawesi Tenggara, yang menceritakan tentang permainan anak yang menggambarkan suatu kebersamaan di suatu kampung,” tutur Dwiyana yang kerap dipanggil Anay.
Baca Juga: Andriansyah Siregar Pimpin PWI Kabupaten Konawe
Anay mengatakan penari yang terlibat sebagian berstatus sebagai mahasiswa dan pelajar SMA serta hanya satu pelajar SMP.
Pakaian yang akan dipakai nanti, kata Anay, menggunakan pakaian asal Kabaena yang dikreasikan dengan warna pakaian merah, putih, biru, dan gold.
“Rata-rata kami berasal dari Sanggar Tri 8 Art Sultra dan kami akan diberangkatkan pada tanggal 14 Agustus mendatang,” pungkasnya. (A)
Penulis: Nur Fauzia
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS