Sosok Raja Minimarket di Tanah Air, Berawal Bantu Ibu Jaga Warung

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Rabu, 19 Maret 2025
0 dilihat
Sosok Raja Minimarket di Tanah Air, Berawal Bantu Ibu Jaga Warung
Djoko Susanto memulai bisnis dari menjaga warung ibunya di Jakarta. Foto: Repro Kumparan

" Kesuksesan bisnis ini tidak terlepas dari peran Kwok Kwie Fo atau Djoko Susanto, sosok di balik Alfamart dan Alfamidi "

JAKARTA, TELISIK.ID - Salah satu jaringan minimarket terbesar di Indonesia, Alfamart, telah berkembang pesat dan memiliki ribuan gerai di berbagai wilayah. Kesuksesan bisnis ini tidak terlepas dari peran Kwok Kwie Fo atau Djoko Susanto, sosok di balik Alfamart dan Alfamidi.

Perjalanannya dalam dunia bisnis dimulai sejak usia muda dengan membantu ibunya menjaga warung kelontong di Jakarta.

Melansir CNBC Indonesia, Rabu (19/3/2025), Pada tahun 1966, Djoko Susanto memilih keluar dari bangku SMA dan mulai bekerja sebagai pegawai di perusahaan perakitan radio.

Namun, ia tidak betah dengan pekerjaan tersebut dan memutuskan untuk membantu usaha ibunya, Toko Sumber Bahagia, yang berlokasi di Petojo, Jakarta.

Toko ini awalnya menjual berbagai kebutuhan rumah tangga seperti minyak sayur, kacang tanah, sabun mandi, dan rokok.

Seiring waktu, Toko Sumber Bahagia berfokus pada penjualan rokok dalam skala besar. Salah satu mitra utama toko ini adalah Gudang Garam.

Penjualan rokok yang terus meningkat membawa dampak positif bagi bisnis keluarga Djoko. Pada tahun 1987, Djoko Susanto sudah memiliki 15 jaringan toko grosir dan dikenal sebagai penjual rokok Gudang Garam terbesar di Indonesia.

Keberhasilannya dalam menjual rokok menarik perhatian Putera Sampoerna, pemilik PT HM Sampoerna. Pada akhir tahun 1986, pertemuannya dengan Putera Sampoerna mengubah perjalanan bisnisnya secara signifikan.

Djoko kemudian diangkat menjadi direktur penjualan PT Sampoerna dan berperan dalam membawa perusahaan tersebut ke posisi kedua terbesar di industri rokok setelah Gudang Garam.

Baca Juga: Sosok Cantik Antea Putri Turk: Cicit Buyut WR Supratman Viral Dendangkan Lagu Indonesia Tjantik 1924

Selain itu, Djoko juga dipercaya menjadi direktur PT Panarmas, distributor rokok Sampoerna. Di bawah kepemimpinannya, perusahaan ini turut serta dalam memasarkan produk rokok baru bernama Sampoerna A Mild pada tahun 1989. Produk ini kemudian menjadi salah satu merek rokok paling populer di Indonesia.

Pada tahun yang sama, Djoko mendirikan PT Alfa Retailindo setelah mengubah gudang milik Sampoerna yang berlokasi di Jl. Lodan No. 80 menjadi pusat distribusi ritel.

Dengan modal awal sebesar Rp2 miliar, Djoko dan Putera Sampoerna mengelola Toko Gudang Rabat, di mana 40% sahamnya dimiliki oleh Putera Sampoerna, sementara sisanya dimiliki oleh Djoko Susanto.

Toko Gudang Rabat awalnya berfungsi sebagai distributor rokok baru Sampoerna. Namun, seiring perkembangan bisnis, toko ini mulai menjual berbagai kebutuhan rumah tangga dan berkembang menjadi usaha ritel kelontong.

Dengan strategi ekspansi yang kuat, Gudang Rabat tumbuh pesat dan membuka banyak cabang di berbagai kota di Indonesia.

Pada tahun 1990-an, Gudang Rabat menjadi pesaing utama Indomaret yang didirikan oleh Salim Group. Dengan memiliki 32 gerai, bisnis ini semakin mengukuhkan posisinya di industri ritel nasional.

Pada 18 Oktober 1999, nama Gudang Rabat diubah menjadi Alfa Minimart di bawah naungan PT Sumber Alfaria Trijaya.

Konsep Alfa Minimart dibuat menyerupai Indomaret, yaitu menghadirkan minimarket yang dekat dengan masyarakat dan mudah diakses. Gerai pertama Alfa Minimart dibuka di Jl. Beringin Raya, Tangerang.

Kehadiran Alfa Minimart mendapatkan respons positif dari masyarakat dan mendorong pertumbuhan bisnis yang lebih besar.

Pada 18 Januari 2000, Alfa Minimart resmi go public dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai US$ 108,29 juta. Langkah ini semakin memperkuat posisi Alfa Minimart sebagai pemain utama dalam industri ritel waralaba di Indonesia.

Pada 1 Januari 2003, Alfa Minimart mengalami rebranding dan resmi menggunakan nama Alfamart.

Perkembangan Alfamart semakin pesat setelah mendapatkan dukungan modal dari Putera Sampoerna. Gerai Alfamart terus bertambah hingga mencapai ribuan di seluruh Indonesia. Tidak hanya itu, Djoko juga mengembangkan bisnisnya dengan mendirikan Alfamidi pada 28 Juni 2007 di bawah PT Midimart Utama dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.

Meskipun masih berada dalam satu manajemen, Alfamidi memiliki perbedaan dengan Alfamart. Salah satu perbedaan utamanya adalah ukuran toko yang lebih besar dibandingkan dengan Alfamart.

Alfamidi juga menawarkan variasi produk yang lebih luas, termasuk bahan makanan segar yang tidak tersedia di Alfamart.

Baca Juga: Mayor Teddy Kepercayaan Prabowo Naik Pangkat Letkol Dinilai Tak Sesuai Prosedur, Gajinya Segini

Perjalanan Karier Djoko Susanto:

1. 1966 – Memulai karier dengan membantu usaha ibunya di Toko Sumber Bahagia, Petojo, Jakarta.

2. 1987 – Memiliki 15 jaringan toko grosir dan menjadi penjual rokok terbesar Gudang Garam.

3. 1986 – Bertemu Putera Sampoerna dan diangkat sebagai direktur penjualan PT Sampoerna.

4. 1989 – Menjadi direktur PT Panarmas dan memasarkan rokok Sampoerna A Mild.

5. 1989 – Mendirikan PT Alfa Retailindo dan mengelola Toko Gudang Rabat.

6. 1990-an – Gudang Rabat berkembang menjadi pesaing Indomaret dengan 32 gerai.

7. 1999 – Gudang Rabat berganti nama menjadi Alfa Minimart di bawah PT Sumber Alfaria Trijaya.

8. 2000 – Alfa Minimart go public dengan kapitalisasi pasar US$ 108,29 juta.

9. 2003 – Alfa Minimart berubah nama menjadi Alfamart dan terus berkembang pesat.

10. 2007 – Mendirikan Alfamidi sebagai jaringan ritel yang lebih besar dibandingkan Alfamart.

Hingga kini, Alfamart dan Alfamidi tetap menjadi jaringan minimarket terbesar di Indonesia. Keberhasilan bisnis ini merupakan hasil dari strategi ekspansi yang kuat serta kepiawaian Djoko Susanto dalam mengelola usaha ritel modern. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

TAG:
Baca Juga