Sudah Dua Pekan Gas Elpiji 3 Kg di Kolaka Utara Langka dan Mahal
Muh. Risal H, telisik indonesia
Sabtu, 21 Oktober 2023
0 dilihat
Potret warga Kecamatan Lasusua berebut elpiji 3 kg di salah satu pangkalan beberapa hari lalu. Foto: Muh Risal H/Telisik
" Hampir dua pekan ini keberadaan gas elpiji 3 kg atau gas melon di Kabupaten Kolaka Utara, sulit didapatkan "
KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Hampir dua pekan ini keberadaan gas elpiji 3 kg atau gas melon di Kabupaten Kolaka Utara, masih langka. Akibatnya, masyarakat utamanya para ibu rumah tangga, mengeluhkan hal itu.
Selain emak-emak, kelangkaan gas melon ini turut dirasakan para mahasiswa Institut Teknologi Sains (Intens) Muhammadiyah yang ngekos di Kota Lasusua.
Imbasnya, ratusan mahasiswa Intens Muhammadiyah beberapa waktu lalu menggelar aksi unjuk rasa di bundaran Tugu Kelapa Kota Lasusua, depan kantor Dinas Perdagangan, kantor bupati, dan gedung DPRD Kolaka Utara, mendesak pemerintah daerah turun tangan atasi masalah tersebut.
Salah seorang perwakilan mahasiswa, Try menuturkan, kelangkaan elpiji 3 kg di Kolaka Utara tidak hanya dirasakan masyarakat umum, pedagang kaki lima, tapi juga mahasiswa yang tinggal di kos-kosan.
Baca Juga: Mahasiswa Intens Kolaka Utara Demo Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg
"Sudah hampir dua pekan masyarakat kesulitan memperoleh gas elpiji 3 kg. Hampir semua toko (pengecer) stok gas melon kosong. Kalau pun ada, harganya mahal, di Lasusua sudah naik hingga Rp 40.000 bahkan ada yang jual Rp 50.000 per tabung," ujarnya.
Salah satu ibu rumah tangga di Desa Lahabaru, Kecamatan Watunohu, Indah menyatakan, satu hari lalu ia membeli elpiji 3 kg di Kelurahan Lapai seharga Rp 35.000 per tabung.
"Beruntung bisa dapat, harganya juga mahal Rp 35.000. Kalau dulu normalnya Rp 28.000 di tingkat pengecer (kios.red)," terangnya, Sabtu (21/10/2023).
Baca Juga: Siap-Siap, Kota Baubau akan Konversi Minyak Tanah ke Gas Elpiji Tahun Depan
Penelusuran Telisik.id, kelangkaan gas subsidi di Kolaka Utara ini dimanfaatkan para pengecer untuk menaikkan harga di atas harga normal. Mereka terpaksa melakukan itu karena stok yang mereka terima dari pangkalan sangat terbatas.
Pengecer gas elpiji 3 kg di Desa Beringin, Kecamatan Ngapa, yang tidak ingin namanya di-publish, mengaku terpaksa menjual gas elpiji 3 kg Rp 35.000 sebab dapatnya sulit.
"Kita dijatah, itupun syukur kalau dapat. Jadi kita jual dengan harga begitu," kata dia. (A)
Penulis: Muh Risal H
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS