Sultra Termasuk Daerah Prevalensi Stunting Tertinggi di Indonesia

Marwan Azis, telisik indonesia
Kamis, 22 Oktober 2020
0 dilihat
Sultra Termasuk Daerah Prevalensi Stunting Tertinggi di Indonesia
Wakil Presiden, Ma'ruf Amin. Foto: Ist.

" Konvergensi adalah kata yang mudah diucapkan, tetapi seringkali tidak mudah untuk diwujudkan. Untuk mewujudkannya diperlukan upaya keras dari kita semua. Setiap lembaga yang terlibat diminta untuk menghilangkan ego sektoral, karena konvergensi membutuhkan kerja sama antar pihak. "

JAKARTA, TELISIK.ID - Akselerasi penurunan stunting (kondisi gagal pertumbuhan pada anak) adalah salah satu program prioritas pemerintah di sektor kesehatan.

Saat ini Presiden Jokowi memerintahkan agar upaya ini difokuskan pada 10 provinsi yang memiliki prevalensi stunting tertinggi, yaitu Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah.

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan, penyatuan berbagai program atau konvergensi di seluruh wilayah Indonesia harus dilakukan agar upaya penurunan stunting berjalan lebih efektif. Ini membutuhkan sinergi dari berbagai pemangku kepentingan.

“Konvergensi adalah kata yang mudah diucapkan, tetapi seringkali tidak mudah untuk diwujudkan. Untuk mewujudkannya diperlukan upaya keras dari kita semua. Setiap lembaga yang terlibat diminta untuk menghilangkan ego sektoral, karena konvergensi membutuhkan kerja sama antar pihak,” kata Wapres pada Rapat Koordinasi (Rakor) Teknis Nasional Percepatan Pencegahan Stunting Tahun 2020 melalui konferensi video, Rabu (21/10/2020), di Jakarta.

Dalam acara yang mengangkat tema “Membangun dan Memperkuat Komitmen Percepatan dan Pencegahan Stunting” tersebut, Wapres menekankan, konvergensi harus diwujudkan dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga ke tingkat desa.

“Langkah awal yang perlu dilakukan yaitu analisis situasi dan pemetaan program untuk mengetahui realitas data stunting, serta program terkait stunting yang telah ataupun belum ada di daerahnya. Dengan melakukan pemetaan, tumpang tindih antarprogram dapat dihindari dan program yang dibutuhkan tapi belum tersedia dapat diidentifikasi,” ujarnya.

Wapres menegaskan stunting harus dicegah bersama-sama untuk menghindari terciptanya generasi penerus yang lemah.

Baca juga: Jokowi Diharapkan Resmikan Juga Jembatan Trans Sulawesi di Muna

“Generasi yang lemah ini bukan hanya lemah dari sisi pemahaman agama, kesalehan dan ketakwaan, tetapi juga dari sisi kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Oleh karena itu, saya menekankan kembali bahwa stunting ini harus kita cegah bersama-sama,” tegasnya.

Selain pemerintah pusat, Wapres berharap setiap kepala daerah juga memiliki komitmen yang kuat dalam upaya percepatan pencegahan stunting ini.

“Dengan komitmen yang kuat dari kepala daerah, pencegahan stunting dapat dijadikan sebagai prioritas pembangunan di daerah dan semua sumber daya yang diperlukan dapat dimobilisasi untuk pencegahan stunting,” tuturnya.

Ia pun mengapresiasi kehadiran kepala daerah dalam Rakor tersebut.

Wapres mengimbau, agar di masa pandemi ini pemerintah daerah melakukan upaya inovatif untuk memastikan layanan kesehatan dijalankan dengan protokol kesehatan, sehingga jumlah prevalensi stunting tidak meningkat.

“Jangan sampai, masa pandemi COVID-19 ini kemudian menambah jumlah anak stunting dalam beberapa tahun ke depan,” pungkasnya. (C)

Reporter: Marwan Azis

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Baca Juga