Tak Terima Tokoh Masyarakat Dihina, Massa Tamalaki Tutup Jetty dan Lepas Tongkang PT Riota

Muh. Risal H, telisik indonesia
Jumat, 09 Juli 2021
0 dilihat
Tak Terima Tokoh Masyarakat Dihina, Massa Tamalaki Tutup Jetty dan Lepas Tongkang PT Riota
Penutup Jetty dan pelepasan tongkang dari Jetty PT Riota oleh ormas Tamalaki dan masyarakat nelayan. Foto: Muh. Risal/Telisik

" Kericuhan itu dipicu oleh aksi arogan yang ditunjukkan salah satu aparat Desa Sulaho, Kecamatan Lasusua yang bernama Dulla "

KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Peninjauan lokasi Jetty milik perusahaan tambang PT Riota di Tanjung Watulaki, Desa Lambai Kecamatan Lambai, Kolaka Utara (Kolut) berakhir ricuh.

Peninjauan yang berakhir ricuh tersebut dilakukan DPRD, PTSP, Dinas PUPR, DLH, Bidang Kebudayaan Dikbud Kolut,  masyarakat nelayan, tokoh masyarakat Tolaki, dan massa Tamalaki Patowonua.

Kericuhan itu dipicu oleh aksi arogan yang ditunjukkan salah satu aparat Desa Sulaho, Kecamatan Lasusua yang bernama Dulla.

Saat pihak DPRD Kolut, Perwakilan Pemda Kolut, masyarakat nelayan, tokoh Tolaki, dan ormas Tamalaki berdialog dengan pihak PT Riota, tiba-tiba Dulla muncul dan mendebat salah satu tokoh masyarakat Tolaki terkait makam leluhur etnis Tolaki yang terletak di Tanjung Watulaki.

Tidak terima dengan sikapnya yang dinilai melecehkan tokoh masyarakat Tolaki, massa Tamalaki langsung mengejar aparat desa tersebut.

Melihat kondisi yang mulai kacau personil polisi (Brimob Totallang) mengeluarkan tembakan peringatan untuk membubarkan massa dan berusaha mengamankan korban.

Buntut dari kericuhan tersebut ormas Tamalaki, masyarakat nelayan, dan tokoh masyarakat Tolaki menutup  Jetty dan melepas tongkang yang sementara sandar di Jetty milik PT Riota.

Menurut Ketua Tamalaki Patowonua, Mansiral Usman, penutupan Jetty dilakukan sebagai bentuk protes atas sikap yang dilakukan oleh aparat desa tersebut yang telah melecehkan tokoh masyarakat Tolaki.

"Kurang ajar, orang tua dia tunjuk-tunjuk. Sok tahu sekali dia, sementar dia hanya pendatang, rumah saja masih numpang. Kalau kamu tunjuk-tunjuk lagi orang tua kami, maka saya akan potong tanganmu," katanya yang tersulut emosi, Jumat (9/7/2021).

Tidak sampai di situ, massa yang sudah tersulut emosi langsung menutup Jetty dengan ban bekas dan balok kayu serta melepas tali tongkang yang sementara sandar di Jetty milik PT Riota.

Baca Juga: Pekan Depan, Konawe Berlakukan PPKM Mikro

Baca Juga: Tak Ada PCR, Calon Penumpang Pelni Baubau Tidak Dapat Pelayanan Tiket

"Silakan adik-adik lepas itu talinya tongkang. Jangan dipotong, dilepas saja," serunya.

Tidak hanya itu, ormas Tamalaki juga berjanji akan melakukan demonstrasi di Kantor Polisi Daerah (Polda) dan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sultra jika hak-hak masyarakat dan tuntutan mereka tidak terpenuhi.

"Saat kami masih menunggu jadwal RDP dengan pihak DPRD dan Lembaga Adat Tolaki. Kami juga akan melakukan aksi di Polda dan Kejaksaan Tinggi Sultra terkait kegiatan pemuatan Ore di Jetty yang  belum memiliki izin Tersus dan dokumen amdal," terangnya.

Saat situasi semakin tidak terkendali, pihak DPRD Kolut, Perwakilan Pemda, dan instansi terkait memilih meninggalkan lokasi dan berjanji ke ormas Tamalaki dan masyarakat nelayan akan melakukan RDP terkait aktivitas pertambangan PT Riota.

"Kami sudah meninjau lokasi Jetty, selanjutnya kami akan melakukan RDP dengan menghadirkan pihak-pihak perwakilan Tamalaki, masyarakat nelayan, tokoh masyarakat Tolaki, PT Riota, dan instansi terkait untuk mencari titik temunya," terang Wakil Ketua I DPRD Kolut, Hj. Ulfa Haeruddin, ST.

Sementara itu, pihak PT Riota, Ahmad Jais sangat menyayangkan aksi penutupan Jetty dan pelepasan tali tongkang yang dilakukan massa aksi.

"Seharusnya tidak begini caranya, biarkan kami melakukan aktivitas sambil menunggu surat panggilan ke pihak kami untuk menghadiri RDP, karena selama ini kami tidak pernah menerima surat panggilan," pungkasnya. (A)

Reporter: Muh. Risal

Editor: Fitrah Nugraha

Baca Juga