Ternyata Al-Qur'an Tertua di Dunia Ada di Inggris dan Jerman, Masih Bisa Dibaca Hingga Sekarang
Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Jumat, 07 Januari 2022
0 dilihat
Ilustrasi seseorang sedang membaca Al-Qur'an. Foto: Madaninews.id
" Sejarah Al-Quran berawal dari tahun 610 masehi ketika Ayat-Ayat Al-Quran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW "
KENDARI, TELISIK.ID - Sejarah Al-Quran berawal dari tahun 610 masehi ketika Ayat-Ayat Al-Quran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Menurut tradisi Islam, Nabi Muhammad SAW terus mendapat wahyu sampai dia meninggal sekitar tahun 632 Masehi.
Setelah kematian Nabi Muhammad SAW, ajarannya diturunkan secara lisan sampai Utsman bin Affan melakukan gebrakan.
Khalifah ketiga dan pemimpin politik pemerintahan Islam itu memerintahkan agar teks-teks resmi Al-Qur'an dikumpulkan dan dikitabkan pada sekitar tahun 651 M.
Entri tertua dalam daftar ini berasal dari sekitar waktu ini dan mungkin merupakan fragmen dari Quran Utsman.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini 3 Al-Qur'an tertua di dunia ini masih bisa dibaca sampai sekarang:
1. Naskah Al-Qur'an Birmingham
Naskah Al-Qur'an Birmingham Saat ini tersimpan di Universitas Birmingham, Birmingham, Inggris. Manuskrip Quran Birmingham saat ini diyakini sebagai Quran tertua di dunia. Naskah ini terdiri dari dua lembar perkamen yang merupakan fragmen dari manuskrip Al-Qur'an awal yang bertanggal antara 568 M-645 M.
Para peneliti di University of Birmingham di Inggris menentukan tanggal perkamen dengan akurasi 95,4%.
Artinya naskah tersebut mungkin ditulis tidak lama setelah Nabi Muhammad wafat karena diperkirakan hidup antara tahun 570 M – 632 M. Naskah berisi teks dari surah (bab) 18 – 20 dan ditulis dalam aksara Arab Hijazi.
Dilansir Liputan6.com, penemuan naskah ini sebenarnya tak disengaja. Naskah tersebut tergabung dalam Mingana Collection.
Baca Juga: Patung Firaun Akhenaten Viral, Warganet: Mirip Pak Presiden
Mingana Collection terdiri atas 3.000 dokumen dari Timur Tengah yang dikumpulkan oleh Alphonse Mingana, seorang Imam Kasdim (Chaldeans) yang lahir dekat Mosul, Irak pada 1920-an.
Kemudian, oleh seorang ahli dilakukan uji penanggalan radiokarbon yang akhirnya mengungkap fakta bahwa naskah kuno tersebut setidaknya berusia 1.370 tahun, menjadikannya salah satu Al-quran versi paling awal. Manuskrip tersebut ditulis dengan huruf Hijazi-versi awal huruf Arab.
Dosen pengetahuan tentang Kristen dan Islam di Universitas Birmingham, Professor David Thomas mengatakan, berdasarkan data penanggalan radiokarbon, dimungkinkan orang yang menulis naskah tersebut hidup di masa yang sama dengan Rasulullah.
"Sosok yang menulis naskah tersebut mungkin mengenal sosok Nabi Muhammad. Ia mungkin bertemu dengan Sang Rasul, mungkin juga mendengar langsung syiarnya. Penulis itu bisa jadi mengenal sosok Nabi secara pribadi," kata dia.
2. Fragmen Tubingen
Dilansir Jurnalsoreang, Fragmen Al-Quran dari Universitas Tubingen di Jerman diperkirakan berasal dari periode antara 649 M-675 M.
Tanggal ini berarti naskah itu ditulis sekitar 20-40 tahun setelah kematian Nabi Muhammad.
Potongan manuskrip dianalisis di laboratorium di Zurich menggunakan radiokarbon C14 modern dan diberi penanggalan dalam probabilitas statistik 95,4%.
Baca Juga: Dibuka Lowongan Pekerjaan Isap Bau Kentut di Negara Ini, Gajinya sampai Ratusan Juta
Manuskrip tersebut telah dimiliki universitas sejak abad ke-19 ketika Konsul Prusia pertama untuk Damaskus, Johann Gottfried Wetzstein, memperoleh beberapa manuskrip Arab kuno.
Penelitian tentang usia fragmen dilakukan sebagai bagian dari proyek yang didanai oleh German Research Society (DGF) dan lembaga Prancis terkait: Agence National de la recherché (ANR).
3. Naskah Sana'a
Sampai saat ini, manuskrip Sana diyakini sebagai salah satu Alquran tertua yang masih bisa terselamatkan. Naskah ini pertama kali ditemukan pada tahun 1972 saat renovasi Masjid Agung Sana'a di Yaman. Para pekerja konstruksi menemukan banyak sekali naskah dan perkamen Al-Quran dan non-Al-Quran yang kurang terpelihara dan rusak berat.
Naskah tersebut diidentifikasi sebagai bagian dari Al-Quran pada tahun 1981 dan sejak itu, Departemen Kepurbakalaan Yaman - dengan bantuan dari universitas asing - telah bekerja untuk memulihkan pecahan-pecahan itu. Berdasarkan uji penanggalan radiokarbon, manuskrip ini diperkirakan ada sejak tahun 632 M-671 M. (C)
Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Kardin