Tiga Amalan dan Keutamaan Bulan Dzulqa'dah
Merdiyanto , telisik indonesia
Sabtu, 03 Mei 2025
0 dilihat
Bulan Dzulqa'dah merupakan awal dari empat bulan yang dimuliakan dalam Islam, yang dikenal sebagai al-Asyhur al-Hurum. Foto: Repro BincangSyariah.
" Salah satu waktu yang Allah lebihkan keutamaannya dibandingkan waktu lainnya adalah bulan Dzulqa'dah dan saat ini kita berada di dalamnya "

KENDARI, TELISIK.ID - Umat Muslim di seluruh dunia kini memasuki bulan Dzulqa'dah. Terdapat sejumlah amalan bulan Dzulqa'dah yang bisa dilakukan.
Bulan Dzulqa'dah merupakan salah satu dari empat bulan haram (suci) dalam kalender Hijriyah. Bulan ini memiliki keutamaan tersendiri dan dianjurkan untuk memperbanyak amalan kebaikan.
Salah satu waktu yang Allah lebihkan keutamaannya dibandingkan waktu lainnya adalah bulan Dzulqa'dah dan saat ini kita berada di dalamnya.
Umat Islam perlu mengetahui keutamaan dan kelebihan bulan Dzulqa'dah agar dapat memanfaatkan waktu ini dengan ibadah yang terbaik dan mengambil pelajaran berharga.
Berikut keutamaan dan amalan Sunnah di bulan Dzulqa'dah.
Amalan Sunnah di bulan Dzulqa'dah
1. Perbanyak Puasa Sunnah
Dikutip dari liputan6.com, Abu Bakar Usman ad-Dimiyathy dalam bukunya Ianah at-Thalibin menyebutkan bahwa puasa sunnah paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan-bulan haram.
Baca Juga: Jadwal Lengkap dan Niat Puasa Ayyamul Bidh Mei 2025
Urutan keutamaan puasa sunnah adalah Rajab, Dzulhijjah, Dzulqa'dah, lalu Syaban. Hal ini juga berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
“Puasalah pada bulan Ramadan, tiga hari setelahnya, dan pada bulan-bulan haram.” (HR. Ibnu Majah)
2. Melaksanakan Ibadah Umroh
Umrah di bulan Dzulqa'dah sangat disunnahkan bagi yang mampu, berdasarkan riwayat Anas bin Malik dalam Shahih al-Bukhari yang menyebutkan salah satu umrah Nabi SAW dilakukan pada bulan tersebut.
Dari Qatadah berkata, “Aku bertanya kepada Anas radhiyallahu ‘anhu tentang sesuatu, lalu dia berkata, “Nabi ? melaksanakan umrah sebanyak empat kali. Yaitu umroh ketika mereka (Kaum Musyrikin) menghalangi beliau, umrah pada tahun berikutnya yaitu umroh Al Hudaibiyah, umroh pada Dzulqadah dan umroh saat Beliau menunaikan haji.”
Telah menceritakan kepada kami Hudbah telah menceritakan kepada kami Hammam dan dia berkata, “Beliau ? melaksanakan umroh sebanyak empat kali yang kesemuanya pada bulan Dzulqadah kecuali umrah yang Beliau laksanakan bersama hajinya. Yaitu umroh beliau dari Al Hudaibiyah, umroh pada tahun berikutnya, umrah Al Ji’ranah saat Beliau membagi-bagikan ghanimah (harta rampasan perang) Hunain dan umrah dalam ibadah haji Beliau.” (HR. Bukhari).
3. Bersedekah dan Saling Membantu
Selain dua amalan sebelumnya, sedekah dan saling membantu sangat dianjurkan di bulan Dzulqa'dah. Umat Islam juga dilarang berbuat zalim pada bulan ini.
Sesuai dengan penamaannya, Ibnu Mandzur menjelaskan bahwa Dzulqa'dah berarti menahan diri dari konflik, pertengkaran, dan peperangan.
Keutamaan bulan Dzulqa'dah
1. Bulan Dzulqa'dah merupakan awal dari empat bulan yang dimuliakan dalam Islam, yang dikenal sebagai al-Asyhur al-Hurum. Keempat bulan haram tersebut adalah Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab dilansir dari NU Online.
Bulan ini dinamakan Dzulqa'dah karena pada masa lalu, bangsa Arab tidak melakukan peperangan (qu’uud ‘anil qitaal) di dalamnya. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
Artinya: Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimana dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan yang diagungkan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab) (QS at-Taubah: 36).
Baca Juga: Mengenal Haji Ifrad, Tata Cara dan Keutamaannya
2. Dzulqa'dah termasuk tiga bulan haji, yaitu Syawal, Dzulqa'dah, dan 10 hari awal Dzulhijjah. Ihram haji di luar waktu itu tidak sah. Allah SWT berfirman:
Artinya: Musim haji itu pada bulan-bulan yang telah dimaklumi (ditentukan) (QS al-Baqarah: 197).
3. Bulan Dzulqa'dah adalah periode 30 malam yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala dalam firman-Nya:
Artinya: Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa untuk memberikan kepadanya kitab Taurat setelah berlalu tiga puluh malam (bulan Dzulqa’dah), dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh malam lagi (sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya menjadi empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya, yaitu Harun, “Gantikanlah aku dalam memimpin kaumku, dan perbaikilah dirimu dan kaummu, dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS al-A’raf: 142). (C)
Penulis: Merdiyanto
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS