Tradisi Ratibu yang Masih Dipertahankan Masyarakat Muna, Kekayaan Budaya Masih Dijunjung Tinggi
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Kamis, 08 Juni 2023
0 dilihat
Makanan yang disusun dengan rapi memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Muna. Foto: Ahmad Jaelani/Telisik
" Salah satu tradisi yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Muna, merupakan ritual turun-temurun yang dilaksanakan untuk menghormati para arwah dan sebagai bentuk penghormatan dari keluarga yang hidup "
MUNA, TELISIK.ID - Salah satu tradisi yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Muna, merupakan ritual turun-temurun yang dilaksanakan untuk menghormati para arwah dan sebagai bentuk penghormatan dari keluarga yang hidup.
Ritual itu membawa makna simbolik dan improvisasi, memperkuat kekayaan budaya masyarakat Muna dan menunjukkan komitmen mereka dalam mempertahankan warisan nenek moyang.
Desa Wakorambu di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, masih menjunjung tinggi tradisi itu. Upacara kematian yang dikenal sebagai ratibu, tidak hanya sekadar sebuah ritual, tetapi juga merupakan warisan budaya yang kaya dan penting bagi mereka.
Melalui ratibu, masyarakat Muna menghormati para arwah dan menyediakan bantuan bagi keluarga yang hidup agar arwah tersebut dapat tenang dan diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Ratibu bukanlah satu-satunya upacara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Muna. Selain ratibu, mereka juga menjalankan berbagai upacara lainnya seperti menyambut kelahiran, potong rambut, pengislaman, pingitan dan perkawinan.
Namun, ratibu memiliki peran yang sangat penting dalam budaya mereka sebagai bentuk penghormatan dan penghubung dengan dunia roh.
Harjon, yang baru saja kehilangan istrinya, berbagi pengalamannya tentang pentingnya ratibu dalam kehidupan masyarakat Muna.
"Ratibu adalah salah satu cara kami menghormati dan mengantarkan roh orang yang meninggal ke alam barunya. Tradisi ini memberikan kesempatan bagi keluarga yang masih hidup untuk memberikan bantuan dan doa-doa, agar arwah yang meninggal dapat tenang dan diterima oleh tuhan," ujarnya, Kamis (8/6/2023).
Dalam pelaksanaannya, ratibu terdiri dari tiga tahapan yang penting. Tahap pertama adalah kafongkorano ratibu, yaitu pembukaan pelaksanaan ratibu yang dilakukan dua malam setelah pemakaman. Tahap kedua adalah poratibu, di mana ratibu dilakukan di dalam sebuah kamar khusus dengan menggunakan kelambu selama 27 kali setelah melaksanakan salat lima waktu.
Pada tahap ini, para lebe yang melakukan ratibu membaca kalimat Laa Ilaaha Illa Allah sebanyak 210 ribu kali. Tahap terakhir adalah kasongkono ratibu, yaitu penutupan ritual ratibu yang dilakukan setelah salat Subuh pada malam kelima. Penutupan ratibu seringkali dirangkai dengan penyembelihan kambing sebagai akikah bagi almarhum/almarhumah yang diratibukan.
Ratibu bukan hanya sebuah ritual kosong, melainkan sarat dengan makna simbolik yang mendalam. Dalam pelaksanaannya, simbol-simbol yang mewakili anggota tubuh manusia diatur secara urut, mencerminkan penghormatan dan penyucian bagi arwah yang meninggal. Dalam tatanan ratibu, pisang raja yang sudah masak melambangkan jari-jari kaki manusia dan diletakkan di bagian paling bawah.
Kemudian, lapa-lapa dan pisang raja diatur sedemikian rupa, mewakili lengan manusia. Di atasnya, disusun piring yang berisi berbagai makanan simbolik seperti telur rebus, telur kasinganga, manu kao wei, manu kasinganga, kue-kue, dan lainnya, yang melambangkan anggota tubuh manusia. Puncak dari susunan ini adalah nasi putih yang dicampur dengan beras merah dan ditutup dengan telur dadar, melambangkan kepala manusia.
Kepala Desa Wakorambu La Ode Harsa mengatakan, dalam melaksanakan ratibu, berbagi pandangannya tentang makna simbolik dalam acara ini.
Ia menjelaskan, simbolisme dalam ratibu merupakan cara menghormati dan mengenang jasad yang telah meninggal. Setiap simbol makanan yang disusun dengan rapi memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Muna.
Selain itu, ratibu juga menjadi sarana untuk membersihkan jasad yang telah meninggal dan mengikuti rukun sholat. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap tubuh yang telah menjadi tempat kediaman bagi roh yang pergi.
Masyarakat setempat La Ndesa yang turut menjalankan tradisi ratibu juga berbagi pandangan, tentang kepentingan mempertahankan warisan budaya ini.
"Ratibu adalah bagian tak terpisahkan dari identitas dan kepercayaan kami sebagai masyarakat Muna. Kami merasa terhubung dengan nenek moyang kami melalui ritual ini," akunya.
Ratibu, sebagai salah satu tradisi yang masih dilestarikan dengan kuat oleh masyarakat etnik Muna, menjadi bukti nyata betapa mereka menghargai dan menjunjung tinggi warisan budaya mereka.
Melalui ratibu, mereka memperlihatkan kekayaan simbolik dan penghormatan kepada para arwah yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.
Dengan mempertahankan tradisi ini, masyarakat Muna berharap dapat mewariskan nilai-nilai dan kearifan lokal kepada generasi mendatang, memastikan bahwa warisan budaya mereka tetap hidup dan terus berdampak positif bagi kehidupan mereka di masa depan. (A-Adv)