Umar Samiun: Saya Belum Mati, Saya Hanya Bengkok
Deni Djohan, telisik indonesia
Sabtu, 01 Februari 2020
0 dilihat
Mantan Bupati Buton, Samsu Umar Abdul Samiun saat memberikan sambutannya. Terlihat, ribuan massa pendukung dan simpatisannya tumpah ruah di lapangan Desa Kambowa Indah, Kecamatan Lasalimu Selatan, Kabupaten Buton. Foto: Deni Djohan/Telisik
" Walaupun secara totalitas fisik saya pernah ditahan, tapi saya tidak pernah pantang mundur surut kebelakang. Saya akan maju terus dan maju terus dalam kanca perpolitikan. "
LASALIMU, TELISIK.ID - Mantan Bupati Buton, Samsu Umar Abdul Samiun, mengaku, akan terus maju serta terlibat dalam percarutan politik di Sultra maupun kanca Nasional. Hal itu dikatakan Umar dihadapan ribuan massa pendukung dan simpatisannya di desa Kambowa Indah, Lasalimu Selatan, Kabupaten Buton, Jumat (31/01/2020).
"Walaupun secara totalitas fisik saya pernah ditahan, tapi saya tidak pernah pantang mundur surut kebelakang. Saya akan maju terus dan maju terus dalam kanca perpolitikan," tegas Umar Samiun.
Lebih jauh ditegaskan, anggapan orang-orang yang menilai karir Umar Samiun telah mati dalam percaturan politik di Sultra sama sekali salah. Ibarat sebuah besi, Umar Samiun hanya sedikit bengkok dan kini telah lurus kembali.
"Selama ini orang-orang mengatakan Umar Samiun itu sudah mati. Tidak, saya tidak mati. Saya hanya bengkok sedikit saja. Dan sekarang InsyaAllah sudah lurus kembali besi itu, dan alhamdulilah besi itu semakin tajam untuk melakukan pembangunan untuk kepentingan daerah," ungkapnya.
Baca Juga: Adu Cepat, Belasan Warga Ikut Lomba Balap Traktor
Pada kesempatan itu, Umar Samiun sempat menyinggung soal fakta dibalik kasus yang menimpanya beberapa tahun lalu, sehingga membuat dirinya harus mendekam di sel tahanan lapas Sukamiskin Bandung. Yang paling penting, kata dia, perbuatannya itu sama sekali tidak menggunakan uang daerah. Sehingga tidak sepersenpun dalam kasus itu terdapat kerugian negara.
"Apa yang saya lakukan pada saat itu saya belum menjadi bupati. Sekali lagi, tidak bersentuhan dengan jabatan saya sebagai bupati tidak seperti yang lainnya. Ini murni urusan politik," paparnya.
Faktanya, lanjutnya, tiga hari sebelum penetapan calon tetap, dirinya telah ditersangkakan oleh KPK. Empat hari menjelang kampanye ia kemudian ditahan. Namun ketua Sekber percepatan pemekaran Provinsi Kepton itu sadar bahwa, semua proses itu telah disetting jauh sebelumnya.
Baca Juga: Sastrawan Butur Launching dan Bedah Buku Antologi 101 Puisi
Selain itu, grand desain penangkapan dirinya bukan untuk menghalangi dia menuju periode kedua kursi Bupati Buton. Melainkan upaya penghalangan Umar untuk masuk pada bursa Sultra satu.
"Tapi demi Allah, semua para pelaku itu saya sudah maafkan semua. Kenapa saya maafkan, karena semua pelakunya sudah dipenjara," pungkas Jendral politik itu.
Reporter: Deni Djohan
Editor: Sumarlin