Video Monolog Gibran Dibenci dan Tembus 108 Ribu Dislike, Reaksi Prabowo Tak Terduga

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Kamis, 24 April 2025
0 dilihat
Video Monolog Gibran Dibenci dan Tembus 108 Ribu Dislike, Reaksi Prabowo Tak Terduga
Video monolog Gibran viral, tembus 108 ribu dislike, reaksi Prabowo mengejutkan. Foto: Repro Fraksi Gerindra.

" Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali menjadi sorotan publik setelah video monolog yang diunggah di kanal YouTube pribadinya menuai reaksi yang tak biasa "

JAKARTA, TELISIK.ID - Video monolog Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang membahas bonus demografi sontak menyita perhatian publik, bukan karena isi pesannya, melainkan karena jumlah dislike yang mencapai angka mencengangkan.

Video tersebut mencatatkan lebih dari 108 ribu dislike di YouTube, meski telah ditonton ratusan ribu kali. Sementara banyak pihak terkejut, respons dari Presiden terpilih Prabowo Subianto justru tak disangka.

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali menjadi sorotan publik setelah video monolog yang diunggah di kanal YouTube pribadinya menuai reaksi yang tak biasa. Video yang mengangkat topik serius tentang bonus demografi Indonesia itu mendapatkan lebih dari 108 ribu dislike dari warganet. Jumlah dislike ini menjadi perbincangan hangat karena jauh melampaui jumlah like yang hanya mencapai sekitar 44 ribu.

Video berdurasi enam menit yang diberi judul Generasi Muda, Bonus Demografi dan Masa Depan Indonesia itu diunggah pada Sabtu, 19 April 2025. Hingga Kamis (24/4/2025) pukul 08.00 WIB, video tersebut telah ditonton sebanyak 867.319 kali.

Data dislike yang mencapai 108.157 tersebut diketahui melalui situs pihak ketiga yang memungkinkan untuk melihat perbandingan jumlah suka dan tidak suka secara transparan.

Reaksi warganet atas video tersebut cukup tajam. Banyak dari mereka mengabaikan pesan yang disampaikan oleh Gibran dan lebih fokus pada kolom komentar serta jumlah like dan dislike yang ditampilkan.

Akibat sorotan tajam tersebut, kanal YouTube Gibran sempat menyembunyikan tampilan jumlah dislike. Meski begitu, tangkapan layar dan data analitik dari akun-akun di media sosial tetap menyebarluaskan informasi tersebut.

Salah satu pengguna X (dulu Twitter) dengan akun @Mdy_Asmara1701 mengunggah tangkapan layar yang menunjukkan bahwa dislike pada video tersebut telah menembus angka 28 ribu hanya dalam waktu singkat setelah video diunggah.

Baca Juga: Heboh Try Sutrisno dan Ratusan Sesepuh TNI Kompak Desak Gibran Lengser dari Kursi Wapres, Ada Apa?

“Di YouTube nggak kelihatan dislikenya berapa. Setelah dicek langsung melesat 28k,” tulis akun tersebut pada 21 April 2025.

Tak hanya itu, komentar-komentar yang muncul di video tersebut juga menunjukkan sentimen negatif. Sejumlah netizen bahkan secara terang-terangan menyatakan bahwa mereka lebih tertarik membaca komentar-komentar ketimbang menonton isi videonya.

“Siapa yang ke sini cuma mau liat komen-komen tapi skip isi videonya coba cung,” tulis akun @deliyagendhis4245. “Anda jangan pernah sekali-kali berpikir bahwa video anda ini keren atau menginspirasi,” tambah akun @rsydnrdn.

Meski mendapat respons kurang positif, sebagian kecil warganet tetap menanggapi dengan ajakan konstruktif. Salah satunya menyarankan agar Gibran mengangkat isu bonus demografi dalam forum diskusi terbuka di berbagai kampus di tanah air.

“Monggo mas wapres diskusi tentang bonus demografi di kampus-kampus, di mana mereka adalah calon tenaga kerja produktif, ditunggu ya,” tulis akun @xiexie6349.

Dalam video tersebut, Gibran menyampaikan bahwa Indonesia akan menghadapi puncak bonus demografi pada tahun 2030 hingga 2045. Ia menjelaskan bahwa sekitar 208 juta penduduk Indonesia akan berada pada usia produktif selama periode tersebut.

“Kesempatan ini tidak akan terulang, di mana sekitar 208 juta penduduk kita akan berada di usia produktif,” ucap Gibran dalam monolognya.

“Ini adalah peluang besar kita, ini adalah kesempatan emas kita untuk mengelola bonus demografi agar bukan menjadi sekedar bonus, bukan menjadi sekedar angka statistik yang fantastis, tapi sebagai jawaban untuk masa depan Indonesia,” lanjutnya dalam video tersebut.

Menanggapi sorotan terhadap video itu, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menyampaikan bahwa langkah Gibran ini menunjukkan usahanya untuk tetap eksis di tengah opini publik yang cenderung negatif.

“Memang tidak gampang jadi Gibran. Ngomong salah, tidak ngomong pun jadi salah,” ujar Adi, Selasa (2/4/2025), seperti dikutip dari Tribunnews.

Menurut Adi, dalam dunia politik, cara Gibran menarik perhatian publik ini bisa dianggap berhasil.

“Hampir di semua platform yang meng-upload dan mengunggah video Gibran itu sentimennya negatif, tapi dalam politik nggak boleh menyerah. Artinya Gibran itu secara tidak langsung sudah mampu mencuri perhatian publik untuk terus membicarakan Gibran sebagai orang yang, ya ini adalah barang politik,” jelasnya.

Meski begitu, posisi Gibran sebagai Wakil Presiden dinilai serba salah. Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Sarmuji, menilai bahwa tantangan Gibran terletak pada posisinya sebagai pendamping presiden.

“Wakil apa saja baik wakil presiden, wakil gubernur, wakil bupati dan lain-lain. Terlalu maju salah, ketinggalan juga salah. Terlalu muncul juga nggak baik, tenggelam sama sekali juga buruk,” ujar Sarmuji, Rabu (23/4/2025).

Ia menambahkan bahwa meskipun banyak yang tidak menyukai penyampaian Gibran, topik yang diangkat sebenarnya sangat relevan.

“Gibran sesungguhnya mengangkat isu yang sangat penting, yakni bonus demografi yang dapat menjadi jalan untuk menghadapi tantangan global,” tegas Sarmuji.

Baca Juga: Koalisi Permanen Prabowo Disebut Cegah Gibran Maju Pilpres 2029, Golkar dan PSI Masih Setia ke Raja Jawa?

Lebih lanjut, Sarmuji menyebut bahwa Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih tidak akan bersikap berlebihan terhadap kontroversi yang menimpa Gibran.

“Untungnya Pak Prabowo orangnya juga nggak ribet dan nggak baper. Enggak membatasi peran wapresnya, jadi wapres Gibran bisa ambil peran sesuai porsinya,” imbuhnya.

Kontroversi seputar video monolog tersebut mengingatkan publik akan betapa cepatnya persepsi negatif terbentuk di era digital. Meski demikian, pesan utama dari Gibran dalam video tersebut tetap memiliki nilai strategis yang tidak bisa diabaikan. Menurut dia, pengelolaan bonus demografi adalah tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa.

“Indonesia akan mendapatkan puncak bonus demografi di tahun 2030 sampai tahun 2045. Sebuah kondisi yang terjadi hanya satu kali dalam sejarah peradaban sebuah bangsa,” kata Gibran menutup monolognya. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga