Viral Ustaz jadi Imam Salat Tarawih Sambil Live TikTok, Begini Penjelasannya dalam Islam
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Senin, 03 Maret 2025
0 dilihat
Video Ustaz Mahmud Daud jadi imam tarawih sambil live TikTok viral. Foto: Instagram@folkkonoha
" Aksi seorang ustaz menjadi imam salat tarawih sambil melakukan siaran langsung di TikTok mendadak viral di media sosial "

MANADO, TELISIK.ID - Aksi seorang ustaz menjadi imam salat tarawih sambil melakukan siaran langsung di TikTok mendadak viral di media sosial.
Peristiwa ini memicu perdebatan di kalangan warganet, dengan sebagian menilai tindakan tersebut tidak etis dalam ibadah. Fenomena ini semakin menjadi sorotan ketika video siaran langsung itu ditonton oleh ribuan pengguna TikTok dan ustaz tersebut menerima hadiah virtual atau gift dari para penonton.
Mengutip Tribunnews, Senin (3/3/2025), sosok ustaz yang melakukan aksi tersebut akhirnya terungkap. Ia diketahui bernama Ustaz Mahmud Daud Lc, seorang penceramah yang aktif di Manado.
Dari akun TikTok bernama Nurul Alam, Ustaz Mahmud terlihat memimpin salat tarawih di Masjid Nurul Alam Sumompo sambil menyiarkan ibadah tersebut secara langsung.
Video ini kemudian tersebar luas setelah diunggah ulang oleh beberapa akun media sosial, termasuk Instagram @folkkonoha.
Dalam video yang viral, Ustaz Mahmud membaca surat panjang dengan suara merdu dan ekspresi yang penuh penghayatan. Aksi ini menarik perhatian hingga lebih dari enam ribu penonton, dan sebagian dari mereka mengirimkan gift sebagai bentuk apresiasi.
Baca Juga: Viral Anak Wakapolres Bongkar Perselingkuhan Ayahnya dengan Anggota DPRD Agriati Yulin Mus, Chat Mesra Terkuak
Namun, hal ini justru menimbulkan polemik karena dianggap mengurangi kekhusyukan dalam beribadah.
Sejumlah warganet mempertanyakan tujuan dari siaran langsung tersebut. Banyak yang menilai bahwa melakukan ibadah dengan siaran langsung, terlebih saat menjadi imam salat, tidak sepatutnya dilakukan karena dapat mengarah pada sikap riya’ atau pamer.
Beberapa warganet juga menyamakan tindakan tersebut dengan upaya mencari keuntungan dari ibadah, yang dalam Islam dapat menjadi perbuatan tercela.
Fenomena ini kemudian mendapat tanggapan dari para ulama. Dalam Islam, ada dua aspek utama yang harus diperhatikan dalam beribadah, yaitu keabsahan ibadah dari segi hukum fiqih serta aspek etika yang berkaitan dengan adab dan kekhusyukan dalam beribadah.
Ustaz Bushiri, seorang ulama yang aktif dalam kajian Islam, menjelaskan bahwa dari sisi hukum fiqih, salat yang dilakukan sambil live TikTok tetap sah selama rukun dan syaratnya terpenuhi. Namun, ia menyoroti aspek etika dalam ibadah tersebut.
"Secara fiqih, salat tetap sah selama rukun dan syaratnya terpenuhi serta tidak ada hal yang membatalkan. Namun, dari segi etika, siaran langsung saat beribadah dapat mengganggu kekhusyukan, baik bagi imam maupun makmum," jelas Ustaz Bushiri, dikutip dari Islam.nu.or.id.
Lebih lanjut, Ustaz Bushiri menegaskan bahwa dalam Islam, kekhusyukan adalah aspek penting dalam beribadah. Meskipun tidak termasuk syarat sahnya salat, kekhusyukan memiliki peran besar dalam menentukan kualitas ibadah seseorang di hadapan Allah SWT.
Ia mengutip firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Thaha ayat 14 yang berbunyi:
"Tunaikanlah salat untuk mengingat-Ku." (QS Thaha: 14)
Menurutnya, segala sesuatu yang dapat mengalihkan fokus dan perhatian dalam ibadah sebaiknya dihindari. Hal ini juga ditegaskan oleh Imam Nawawi dalam kitabnya yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang dapat mengganggu kekhusyukan salat hukumnya makruh.
"Dalam sebuah riwayat disebutkan: ‘Tidak ada salat di hadapan makanan (yang sudah siap) dan tidak pula dalam keadaan menahan dua hal yang kotor (buang air kecil dan besar). Hadits-hadits ini menunjukkan makruhnya salat ketika ada makanan yang ingin dimakan, karena hal itu dapat menyibukkan hati dan mengurangi kekhusyukan. Demikian pula, salat dalam keadaan menahan buang air kecil atau besar juga dimakruhkan. Semua hal yang serupa, yang dapat mengganggu hati dan menghilangkan kesempurnaan khusyuk dalam salat, juga termasuk dalam hukum ini.’" (Syarah Nawawi ala Shahih Muslim, jilid V, halaman 46).
Baca Juga: Viral Anak SMA Tak Bisa Matematika, Sebut IQ Indonesia 78,49 dan Stella Christie Meradang
Selain kekhusyukan, Ustaz Bushiri juga menyoroti potensi riya’ dalam tindakan tersebut. Riya’ adalah perbuatan memperlihatkan ibadah agar dipuji oleh orang lain, yang dalam Islam dapat menghapus pahala ibadah itu sendiri.
"Dalam Islam, riya’ merupakan penyakit hati yang dapat merusak pahala ibadah. Seorang Muslim seharusnya beribadah dengan penuh keikhlasan, hanya mengharap ridha Allah, tanpa ada niat ingin dipuji atau mendapatkan keuntungan secara materi," kata Ustaz Bushiri.
Pendapat ini sejalan dengan pandangan Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin, yang menyebut bahwa jika seseorang beribadah dengan niat mengharap pahala dari Allah sekaligus ingin mendapatkan pujian dari manusia, maka perbuatannya termasuk syirik kecil yang bertentangan dengan keikhlasan.
"Jika seseorang bersedekah atau salat dengan niat mengharap pahala dari Allah sekaligus menginginkan pujian dari manusia, maka perbuatannya termasuk syirik yang bertentangan dengan keikhlasan. Dalil yang mendukung pendapat ini adalah perkataan Sa'id bin al-Musayyib dan Ubadah bin ash-Shamit, yang menyatakan bahwa orang tersebut tidak mendapatkan pahala sama sekali." (Ihya’ Ulumiddin, jilid III, halaman 301). (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS