Visi Misi Calon Kepala Daerah Harus Pedomani RPJPD dan Tak Abaikan Budaya Lokal
Nur Fauzia, telisik indonesia
Sabtu, 07 September 2024
0 dilihat
Bacawagub Sultra, La Ode Ida, perwakilan Kemendikbud, perwakilan Lepmil, dan Kemitraan Patnership bersama peserta dialog. Foto: Nur Fauzia/Telisik
" Bakal pasangan calon (bapaslon) kepala daerah diingatkan untuk memedomani Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) ketika menyusun visi dan misi "
KENDARI, TELISIK.ID – Bakal pasangan calon (bapaslon) kepala daerah diingatkan untuk memedomani Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) ketika menyusun visi dan misi.
Pejabat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), La Ode Mutakhir Bolu, mengatakan bukan hanya kepala daerah yang merujuk terhadap RPJPD, tapi semua calon kepala daerah juga harus merujuk terhadap hal tersebut agar pembangunan berkesinambungan.
Begitu halnya dengan persoalan kebudayaan, Mutakhir menegaskan bahwa penyusunan visi dan misi para calon kepala daerah harus tetap merujuk pada RPJPD mengenai pelestarian budaya lokal.
“Masyarakat adat tidak secara spesifik disebutkan di dalam Undang-Undang Kebudayaan, namun itu sangat bersinggungan erat, makanya kita masukkan tema ini agar melihat bagaimana komitmen calon kepala daerah dalam mengoptimalkan kebudayaan ketika menyiapkan program mereka ke depan,” jelas Mutakhir.
Baca Juga: Pemkot Kendari Ajak Masyarakat Perhatikan Air Bersih dan Jamban untuk Cegah Stunting
Mutakhir menyampaikan itu saat tampil sebagai narasumber dalam dialog kebudayaan dan masyarakat adat di Hotel Sahid Azizah Syariah, Kendari, Sabtu (7/9/2024).
Dialog diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Pesisir dan Pedalaman (Lepmil) bersama Kemendikbud) dan Kemitraan Patnership.
Dialog sesungguhnya mengundang para bakal pasangan calon (bapaslon) Gubernur – Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, namun yang hadir hanya balon Wakil Gubernur, La Ode Ida.
Mereka diundang sebagai pemateri untuk berbicara terkait keberagaman etnis sebagai pilar pembangunan dalam perspektif calon kepala daerah.
“Tujuan dialog ini agar membangun kesadaran dan menggugah visi calon kepala daerah agar kebudayaan menjadi unsur dalam membuat kebijakan politik dan pembangunan daerah,” kata perwakilan Kemitraan Partnership, Rinto Andhi Suncoko.
Kebudayaan, menurut Rinto, sebagai salah satu aspek penting dan menjadi nilai luhur dalam perumusan kebijakan.
“Dalam momen pilkada serentak ini, aspek kebudayaan menjadi salah satu jalan pengembangan pembangunan daerah,” ujarnya.
Rinto mengatakan, kebudayaan menjadi fondasi pembangunan daerah yang sesuai dengan kearifan lokal dan karakteristik daerah. Katanya, jika budaya telah hancur maka karakteristik daerah akan hilang.
“Objek pemajuan kebudayaan ini setidaknya menjadi unsur yang bisa menentukan arah pembangunan daerah sehingga tidak rusak mentalitas untuk generasi mudanya, tidak luruh, dan juga kita bisa menjaga lingkungan hidup,” katanya.
Baca Juga: Tujuh Siswa SMP Kendari dan Satu Remaja Bertato Diamankan Saat Hendak Tawuran
Dialog yang diikuti oleh tokoh-tokoh adat, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi kepemudaan (OKP) ini juga mendapat antusias yang tinggi dari anak-anak milenial yang penasaran dengan para bapaslon kepala daerah.
Rian, salah satu peserta, menilai masalah kebudayaan di Sulawesi Tenggara tidak tersampaikan dengan baik karena tidak dihadiri para bapaslon kepala daerah untuk mendiskusikan hal tersebut.
Menurut Rian, Pilkada 2024 di Sulawesi Tenggara melibatkan bakal calon dari beberapa suku. Dia berharap semua bisa menjaga persatuan dengan tidak mempertentangkan perbedaan etnis agar tidak terjadi konflik.
“Kami anak muda juga merasa bahwa kebudayaan perlu diperhatikan oleh calon kepala daerah ke depan, mengingat banyak budaya di Sulawesi Tenggara yang sudah mulai luntur di generasi saat ini. Ini perlu perhatian yang lebih dari kepala daerah agar Sulawesi Tenggara tidak kehilangan identitas,” harap Rian. (A)
Penulis: Nur Fauzia
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS