Gubernur Sultra, Ali Mazi saat mengecek serabut kelapa yang akan diekspor ke China. Foto: Ist
" a terasa disini sampai saya panik. Beberapa peralatan di rumah terlihat goyang. Apalagi saat gempa, saya duduk di lantai, terasa sekali getarannya. "
KENDARI, TELISIK.ID - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengekspor perdana serabut kelapa ke China, sebanyak 18 ton dengan nilai ditaksir Rp 52,5 juta, melalui pelabuhan New Port Bungkutoko, kecamatan Abeli, Kota Kendari.
Serabut kelapa ini nantinya akan dijadikan bahan baku pembuatan jok mobil, springbad, dan lainnya. Ekspor tersebut merupakan kerjasama antara Kementerian Pertanian melalui Balai Karantina Pertanian bersama Pemprov Sultra melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Gubernur Sultra Ali Mazi mengatakan meningkatnya kegiatan-kegiatan ekspor di Sultra dapat memicu peningkatan investasi bidang lainnya selain tambang.
“Dengan kegiatan ekspor ini, memberikan dampak positif yang cukup besar, khususnya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) yang dapat memicu percepatan pembangunan daerah Sultra,” kata Ali Mazi.
Ia mengungkapkan Sultra memiliki banyak potensi yang dapat menjadi sumber ekonomi di pasar dunia. Bahkan selama ini, produk lokal telah banyak diekspor keluar negeri namun tidak tercatat sebagai produk asal Sultra.
Ali Mazi mengaku, potensi komoditi non tambang yang sudah diekspor seperti hasil laut dan perkebunan, selama ini dikirim melalui pelabuhan ekspor di luar Sultra seperti Makassar dan Surabaya.
“Dengan dukungan pelabuhan yang telah selesai dibangun PT Pelindo IV, semua hasil komoditi yang memiliki nilai pasaran luar negeri, tidak lagi bergantung dari pelabuhan ekspor luar Sultra, tetapi sudah wajib melalui pelabuhan New Port Bungkutoko Kota Kendari langsung menuju negara tujuan,” jelasnya.
Ali Mazi mengatakan akan mendorong pimpinan daerah di 17 kabupaten dan kota di Sultra untuk menggali potensi daerahnya masing-masing. Untuk itu, ia akan menggelar pertemuan dengan para kepala daerah untuk mengumpulkan pengusaha di Sultra yang memiliki potensi untuk melakukan ekspor.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra, Hj Sitti Saleha mengatakan dalam bulan ini menargetkan akan mengirim sedikitnya 50 ton serabut kelapa oleh salah satu perusahaan swasta PT Weda Indocoir Prima.
Menurut Sitti Saleha, selain serabut kelapa yang diekspor, juga dalam waktu singkat akan mengekspor komoditi perkebunan seperti kopra, kakao dan jambu mete, serta sarang burung walet ke negara China.
Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Kendari, Prayatno Ginting mengatakan ekspor komoditas serabut kelapa ini mendatangkan angin segar bagi ekspor nonmigas Sultra.
“Sebelumnya Sultra memiliki komoditas ekspor unggulan ekspor, seperti Cocoa Butter, namun adanya pandemi Covid-19 ini membuat produksi komoditas tersebut terhenti,” kata Prayatno Ginting.
Menurut Ginting, selain Cocoa Butter, wilayah Sultra memiliki beberapa komoditas yang dapat dijadikan komoditas unggulan, misalnya kopra, kakao, beras, jambu mete, cengkeh, jagung, lada, kemiri, dan sarang burung walet.
“Namun saat ini komoditas dari Sultra ini lebih banyak dikirim di pasar domestik terlebih dahulu dan baru diekspor dari wilayah lain, sebagai contohnya jambu mete,” tambahnya.
Prayatno menegaskan untuk memenuhi persyaratan ekspor dari negara tujuan, serabut kelapa telah diperiksa dan dinyatakan bebas organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Pemeriksaan fisik dan administrasi juga dilakukan terhadap serabut kelapa tersebut. Sampel yang diperiksa di laboratorium karantina tumbuhan dengan pengujian secara mikroskopis untuk mengetahui ada tidaknya OPT pada serabut kelapa itu.
Pimpinan perusahaan PT Weda Indocoir Prima Irwan Pontoh, selaku pemasok bahan baku sabut kelapa mengungkapkan, stok komoditi sabut kelapa di Sultra cukup melimpah untuk dijadikan komoditi ekspor.
“Sebagai langkah awal, kami hanya mengirim 18 ton serabut kelapa dalam satu container. Dan kami menargetkan, dalam bulan Juli ini, dapat mengirim sedikitnya 50 ton serabut kelapa ke Wheifang-China,” ujar Irwan Pontoh.
Eskpor perdana serabut kelapa tersebut, dihadiri wakil ketua DPRD Sultra Hery Asiku, ketua penggerak PKK Sultra, Agista Ariany Bombay, Dirut Pelindo-IV Makassar Prasetyadi dan Kepala Balai Karantina Besar Makassar Andi Pangeran Muda Yusmanto, serta para pimpinan OPD dan Forkopimda Sultra.(adv)