Wajib Tahu, 10 Kesalahan yang Bisa Membatalkan Salat
Haerani Hambali, telisik indonesia
Sabtu, 04 Desember 2021
0 dilihat
Pada saat salat, seringkali kita melakukan kesalahan yang tidak disadari. Foto: Repro galamedia.pikiran-rakyat.com
" Ketika salat, kita seringkali tidak menyadari bahwa ada kesalahan yang kita lakukan. Dalam hal ini, tidak mengikuti sunnah Rasulullah SAW. "
KENDARI, TELISIK.ID - Salat merupakan ibadah inti dalam Islam. Ibadah ini pula yang membedakan Muslim dengan yang lainnya.
Rasulullah SAW pernah bersabda, salat merupakan amalan yang pertama kali dihisab di hari kiamat nanti. Baik tidaknya salat akan menentukan keberuntungan dan kerugian seorang hamba.
Namun ketika salat, kita seringkali tidak menyadari bahwa ada kesalahan yang kita lakukan. Dalam hal ini, tidak mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
Kesalahan itu dapat mengurangi pahala salat, bahkan membatalkan salat. Apa saja kesalahan itu, berikut ini penjelasannya, dikutip dari Republika.co.id.
1. Salah membaca surah Al Fatihah
Lembaga Fatwa Mesir, Sykeh Ahmad Mamduh memberikan penjelasan tentang kesalahan dalam pengucapan Al-Fatihah yang dapat membatalkan salat.
Baca Juga: Naudzubillah, Beratnya Ganjaran Orang yang Tak Bayar Utang
Dia menjelaskan bahwa kesalahan dalam membaca surat Al-Fatihah akan membatalkan salat jika kesalahan itu tampak jelas. Contohnya jika seseorang membaca ayat:
Shirotolladzina an'amta 'alaihim (Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat).
Akan tetapi, dia membaca an'amtu (pada huruf 'ta' salah membaca harakatnya. Yang seharusnya dibaca fathah jadi dibaca dhomah). Maka kesalahan ini fatal dan mengubah artinya menjadi: (yaitu) orang-orang yang telah aku anugerahkan nikmat kepada mereka." Maka maknanya menjadi bahwa yang memberi nikmat itu dirinya bukan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Akan tetapi, kesalahan yang bersifat kecil, yaitu dalam penerapan hukum tajwid itu tidak membatalkan salat. Yang terpenting tidak salah dalam pengucapan dan harakatnya yang dapat berdampak fatal pada berubahnya arti ayat.
2. Salah membaca tasyahud
Adalah salah bila dalam tasyahud menggunakan kalimat:
"Assalamu 'alan Nabi" Yang benar sebagaimana riwayat yang sahih adalah:
"Asslamu 'Alaika Ayyuhan nabiyu"
3. Tidak tuma'ninah
Rasulullah SAW bersabda:
“Allah tidak melihat seorang yang tidak menegakkan tulang punggungnya antara rukuknya dan sujudnya.”
Maksudnya dia tidak diam sebentar ketika berdiri, rukuk, dan sujud, tetapi justru terburu-buru melakukan gerakan salat lainnya.
4. Mendahului imam
Nabi Muhammad SAW melarang orang yang jadi makmum mendahului gerakan imam ketika salat berjamaah. Contohnya makmum sujud sebelum imam sujud, atau makmum berdiri lebih dulu dari imam dan semisalnya. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Apakah orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam itu tidak takut bahwa Allah akan mengubah kepalanya menjadi kepala himar atau menjadikan rupanya seperti rupa himar?” (HR Bukhari).
5. Tidak sujud dengan tujuh anggota sujud
Ketika sujud, mungkin keningnya tidak menyentuh tempat sujud tapi justru menggunakan ubun-ubun kepala atau sengaja mengangkat keningnya sehingga mengambang. Sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW:
“Aku diperintahkan untuk melaksanakan sujud dengan tujuh tulang (anggota sujud) kening. Beliau lantas memberi isyarat dengan tangannya menunjuk hidung-kedua telapak tangan, kedua lutut dan ujung jari dari kedua kaki dan tidak boleh menahan rambut atau pakaian (sehingga menghalangi anggota sujud).” (HR Bukhari).
6. Menahan buang air
Menahan buang air besar dan buang air kecil saat salat adalah salah satu yang dilarang. Lembaga Fatwa Mesir menjelaskan bahwa tidak boleh menahan buang air besar dan buang air kecil karena dapat merusak kekhusukan salat.
7. Duduk iq'a
Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa Rasulullah SAW melarang duduk iq'a karena seperti anjing.
“Dari Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah memerintahkan kepadaku dengan tiga perkara dan melarangku dari tiga perkara; Beliau memerintahkanku dengan dua raka’at dhuha pada setiap hari, witir sebelum tidur, dan puasa tiga hari pada setiap bulannya. Dan melarangku mematuk (dalam salat) seperti ayam mematuk, duduk seperti duduknya anjing dan menoleh seperti berpalingnya serigala.” (HR Ahmad).
Jadi posisi iq'a yang dilarang dalam salat itu seperti ketika sujud tapi pantatnya menempel ke lantai (tidak diangkat) dan bagian kaki atas atau bagian atas telapak kakinya juga menempel ke lantai seperti duduknya anjing. Atau saat duduk ifrirasy posisi pantat menempel pada lantai tidak pada kaki.
8. Menekuk lutut ketika rukuk
Ketika rukuk itu posisi lutut harus tegak lurus, begitupun bagian punggungnya. Terkecuali bila ada suatu penyakit tertentu yang membuat orang yang salat itu tidak bisa meluruskan lututnya ketika rukuk. Selagi orang yang salat itu sehat dan tidak mengalami kendala apapun, maka posisi lutut harus lurus ketika rukuk. Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai kaum Muslimin, tidak sah salat seorang laki-laki yang tidak menegakkan tulang punggungnya ketika rukuk dan sujud.” (HR Ibnu Majah).
9. Tertawa atau bicara saat salat
Menurut jumhur ulama, tertawa pada saat sedang salat itu membatalkan salat jika menimbulkan suara. Juga ketika orang yang salat itu berbicara. Terkecuali ia lupa. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
"Tertawa terbahak-bahak membatalkan salat dan dan tidak membatalkan wudhu.” HR Imam Dar Al Quthni.)
10. Salat duduk padahal mampu berdiri
Berdiri dalam salat itu adalah wajib, dan menjadi salah satu rukunnya. Bila tidak dikerjakan akan membatalkan salat. Kecuali orang yang salat itu betul-betul tidak bisa berdiri karena sakit atau dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk salat sambil berdiri semisal ketika dalam perjalanan di pesawat dan lainnya.
Selain kesalahan yang dapat membatalkan salat di atas, dikutip dari dream.co.id dalam Bincang Muslimah, ada kesalahan ringan yang tidak sampai membatalkan salat.
Meski ringan, kesalahan tetap berdampak pada keutamaan salat. Sesepele apapun kesalahan, bisa mengurangi kesempurnaan salat.
Baca Juga: Orang Tua yang Sudah Meninggal Dimuliakan oleh Allah karena Doa Anaknya
Kesalahan ringan tersebut adalah:
Pertama, tidak menggerakkan lisan
Kesalahan ini seringkali tidak disadari, merasa melafalkannya dalam hati sudah cukup. Padahal, mayoritas ulama mensyaratkan menggerakkan lisan saat membaca bacaan dalam salat. Tujuannya, agar orang yang salat bisa mendengar apa yang dibacanya.
Kedua, mengangkat pandangan ke langit atau melihat ke arah selain tempat sujud.
Pandangan ini bisa membuat lupa dan tidak fokus. Padahal, seseorang yang salat diperintahkan untuk memandang tempat sujud. Kecuali ketika duduk tasyahud, pandangan diarahkan ke ujung telunjuk
Ketiga, memejamkan mata
Ibnul Qayyim menyatakan, amalan ini tidak termasuk tuntunan salat yang diajarkan Rasulullah Muhammad SAW.
Tetapi, ada perbedaan pendapat di antara ulama. Sebagian menyatakan memejamkan mata membantu tercapainya kekhusyukan. Namun sebaiknya kita salat mengikuti sunnah Rasulullah. Karena itu, sangat penting mempelajari ilmunya. Wallahu a'lam. (C)
Reporter: Haerani Hambali
Editor: Fitrah Nugraha