Wakatobi Rawan Abrasi dan Gelombang Tinggi, Warga Diimbau Lakukan Mitigasi

Boy Candra Ferniawan, telisik indonesia
Rabu, 27 Juli 2022
0 dilihat
Wakatobi Rawan Abrasi dan Gelombang Tinggi, Warga Diimbau Lakukan Mitigasi
Seminar akhir kajian resiko bencana Kabupaten Wakatobi, bekerja sama BPBD Wakatobi dengan LPPM UHO Foto: Boy T/Telisik

" Sebagai daerah kepulauan yang 70 persen wilayahnya adalah lautan, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara tidak lepas dari potensi ancaman bencana alam "

WAKATOBI, TELISIK. ID - Sebagai daerah kepulauan yang 70 persen wilayahnya adalah lautan, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara tidak lepas dari potensi ancaman bencana alam. Untuk Itu masyarakat diimbau melakukan mitigasi bencana sebagai upaya mengurangi risiko dan dampak bencana alam.

"Mengacu pada UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, oleh karenanya, untuk meminimalisir terjadinya korban manusia, diperlukan mitigasi. Memberikan informasi terkait dengan bahaya untuk mengurangi risiko bencana di antaranya pemahaman kebencanaan, penanggulangan bencana, budaya sadar bencana, pembangunan fisik,” ungkap Sekda Wakatobi, Jumaddin, Rabu (27/7/2022).

Berdasarkan hasil kajian resiko bencana Kabupaten Wakatobi oleh Kepala Pusat Studi Mitigasi dan Penanggulangan Bencana LPPM Universitas Halu Oleo, Amad Hantakwir menuturkan bahwa daerah Kabupeten Wakatobi sering berpotensi mengalami bencana alam abrasi dan gelombang tinggi.

“Hasil kajian kami di Pusat Mitigasi dan Penanggulangan Bencana UHO bahwa di Wakatobi itu 2 potensi yang sangat tinggi dan sering terjadi yaitu abrasi dan gelombang tinggi,” ujar Amad.

Selain 2 bencana tersebut, terdapat juga potensi bencana lain seperti cuaca ekstrem akibat puting beliung. Selain itu ada potensi bencana yang lain dengan frekuensi kejadian  yang hampir atau belum pernah terjadi misalnya Gempa Bumi.

Baca Juga: Ribuan Babi di NTT Mati akibat Virus

Dikemukakan bahwa di perairan timur dari pulau Buton terdapat sesar Hamilton. sesar tersebut bisa menjadi pemicu terjadinya gempa bumi bahkan tsunami.

“Kalau tsunami di bawah laut Banda ada lempeng Banda detachment fault (raksasa lempeng yang sedang tidur ) nah raksasa lempeng ini punya potensi bisa bergerak dalam jangka  waktu yang tidak dapat diprediksi. Namun bila ini terjadi dapat memicu tsunami yang sangat besar,” tambahnya

Dijelaskan resiko bencana tersebut dapat diturunkan melalui 3 kajian terdiri dari kajian kerentanan, kajian kapasitas masyarakat, dan kajian ancaman.

Sebagai cara untuk menurunkan resiko yang pertama adalah meningkatkan kapasitas masyarakat atau ketangguhan tinggi agar resikonya rendah. Hal ini bisa dilakukan dengan pemahaman, program pelatihan atau simulasi bencana terjadwal, kemudian terdapat rambu-rambu evakuasi titik kumpul di setiap desa, serta sistem peringatan dini.

“Wakatobi sudah ada sistem peringatan dini untuk bencana gempa bumi dan tsunami, kemudian yang lainnya adalah dalam tahap administrasi bahwa kita jua butuh perda penanggulangan bencana," tuturnya

Baca Juga: Kolaborasi Bersama Bupati, Kapolsek di Muna Bangun Dua Masjid

Senada, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Wakatobi, Muhammad Yusuf mengharapkan pemerintah dan masyarakat untuk selalu siaga dalam menghadapi bencana.

"Menjadi perhatian bersama pemerintah daerah maupun masyarakat untuk bersama-sama meminimalisasi dampak dari bencana alam," harapnya. (A)

Penulis: Boy Candra Ferniawan

Editor: Musdar

Artikel Terkait
Baca Juga