YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Kelompok masyarakat terdiri dari komunitas pedagang, pemilik usaha, tukang parkir di sekitar Jalan Gejayan Yogyakarta yang tergabung dalam Paguyuban Gejayan Ayem Tentrem (PGAT), menolak jika Gejayan dipakai sebagai tempat untuk aksi-aksi yang melibatkan massa begitu banyak.
Diakui Ketua PGAT, Desi Setiawan, alasan mereka menolak adalah karena para pedagang, tukang parkir dan pemilik usaha serta warga Gejayan merasa terganggu dan khawatir jika aksi yang melibatkan banyak massa tersebut berujung ricuh dan mengganggu kenyamanan serta keselamatan mereka.
Baca juga: Hendak Wujudkan Smart Regency, Pemda Sleman Sinergi dengan Gojek
"Kami dari PGAT meminta kepada kelompok-kelompok mahasiswa, kelompok LSM, Ormas dan kelompok lainnya untuk tidak menjadikan wilayah Gejayan sebagai tempat ajang dan aksi yang melibatkan banyak massa, karena kami ingin Gejayan adem-ayem atau tenang," kata Desi Setiawan, Selasa (18/8/2020).