Warga Negara Ini Punya Tradisi Buang Orang Tua yang Sakit ke Hutan hingga Meninggal

Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Senin, 01 Mei 2023
0 dilihat
Warga Negara Ini Punya Tradisi Buang Orang Tua yang Sakit ke Hutan hingga Meninggal
Ubasuteyama yang diartikan menjadi Gunung Ubasute, salah satu cerita ubasute yang paling terkenal. Dalam cerita rakyat ini, seorang ibu tua dibawa ke gunung oleh putranya dengan maksud untuk meninggalkannya. Foto: Repro Grid.id

" Ubasuteyama adalah tradisi membuang kerabat atau anggota keluarga yang sakit atau lanjut usia ke tempat terpencil, dan untuk dibiarkan meninggal sendiri "

TOKYO, TELISIK.ID - Berbakti kepada orang tua memanglah yang harus dilakukan anak. Menyayangi dan merawat orang tua tentu menjadi tugas sang anak.

Namun, pernahkah mendengar tradisi dari Jepang dimana seorang anak membuang orang tuanya ke tempat terpencil ketika orang tuanya sakit atau akan meninggal.

Tradisi ini termasuk tradisi legenda yang ada dari zaman dahulu di Jepang. Dilansir dari Viva.co.id, tradisi itu dikenal dengan nama Ubasute atau Ubasuteyama.

Ubasuteyama adalah tradisi membuang kerabat atau anggota keluarga yang sakit atau lanjut usia ke tempat terpencil, dan untuk dibiarkan meninggal sendiri. Secara harfiah, ubasute memiliki arti “pembuangan.” Dalam kisah masyarakat Jepang zaman dulu, ubasute artinya membuang orang tua. 

Dikisahkan dalam cerita rakyat Jepang, terlepas dari kenyataan bahwa cerita-cerita ini tampaknya tentang orang tua yang ditinggalkan. Mereka sebenarnya dimaksudkan untuk menginspirasi kesalehan anak dan mencegah orang untuk meninggalkan orang tua mereka yang sudah lanjut usia.

Baca Juga: 5 Tradisi Unik yang Hanya Ada di Indonesia

Ubasuteyama yang diartikan menjadi Gunung Ubasute, salah satu cerita ubasute yang paling terkenal. Dalam cerita rakyat ini, seorang ibu tua dibawa ke gunung oleh putranya dengan maksud untuk meninggalkannya.

Terlepas dari kenyataan bahwa dia sadar akan apa yang dilakukan putranya, sang ibu tetap peduli padanya dan menyebarkan ranting-ranting yang patah di tanah untuk membantunya menuruni gunung.

Cerita ini menekankan cinta seorang ibu untuk anak-anaknya. Kemudian dengan sendirinya merupakan argumen yang kuat dalam melawan ubasute.

Sementara itu, banyak yang percaya bahwa praktik ini sepenuhnya tidak benar, beberapa mengeklaim Ubasute memengaruhi pembentukan Hutan Bunuh Diri yang ikonik di Jepang.

Tidak adanya bukti yang cukup untuk menunjukkan ubasute telah umum dipraktikkan di masa lalu, hingga kini ubasute terbatas dalam legenda saja.

Namun, kisah-kisah ini telah memicu praktik ubasute modern. Di mana praktik ubasute itu tengah dihidupkan kembali. Dilansir dari Okezonenews.com misalnya, dilaporkan pada tahun 2015, seorang pria berusia 63 tahun didakwa karena membuang kakak perempuannya yang lumpuh di lereng gunung untuk meninggal pada tahun 2011.

Baca Juga: Tradisi Muda Mudi China Saling Tarik Ayam Hidup Demi Dapat Jodoh

Dalam laporan lain, seorang wanita ditangkap karena membuang ayahnya yang sudah lanjut usia di halte layanan jalan raya pada tahun 2018.

Selanjutnya, akibat dari kemiskinan, semakin banyak orang yang membawa kerabat lanjut usia ke rumah sakit dan lembaga amal untuk diadopsi.

Jelas bahwa ubasute telah memikat orang selama berabad-abad karena nada suram dan emosionalnya. Praktik ini telah menjadi legendaris, bahkan mempengaruhi karya seni dan sastra dengan hebat. (C)

Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga