Wisata Tadu Sangia Fatu Kolo dengan Legenda Nali Wa Suta di Tomia Wakatobi
Boy Candra Ferniawan, telisik indonesia
Sabtu, 25 September 2021
0 dilihat
Wisata Tadu Sangia Fatu Kolo di Desa Dete, Kecamatan Tomia Timur, Kabupaten Wakatobi. Foto: Ist.
" Tanjung ini sendiri memiliki panjang 300 meter. Masuk ke dalamnya, pengunjung akan disuguhkan dengan keindahan laut Bebas "
WAKATOBI, TELISIK.ID - Tadu Sangia Fatu Kolo salah satu objek wisata alam kebanggaan masyarakat Desa Dete, Kecamatan Tomia Timur, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Objek wisata alam yang terletak di luar desa ini, selain terlihat indah dan memesona rupanya tempat wisata ini banyak dikeramatkan oleh masyarakat sebab meninggalkan cerita tragis akan seorang putri bernama Wa Suta.
Tadu Sangia Fatu Kolo sendiri memiliki makna Tadu yang artinya Tanjung, Sangia yang artinya tempat yang dikeramatkan, dan Fatu Kolo artinya beberapa batu yang berbentuk seperti batu yang saling usung antara batu satu dengan batu lainnya.
Tanjung ini sendiri memiliki panjang 300 meter. Masuk ke dalamnya, pengunjung akan disuguhkan dengan keindahan laut Bebas.
"Tampilan tempat ini semakin indah ketika senja. Bentuk stalagmit di bawah tempat ini beragam, ada yang besar memanjang, ada pula yang menggantung," ungkap Adi, salah satu pengunjung
Tepat di lokasi Tadu Sangia Fatu Kolo, juga terdapat Batu yang berada di laut. Konon menurut cerita warga setempat, lokasi tersebut dijadikan tempat ritual nenek moyang tempo dulu yang dinamakan Tadu Sangia Fatu Kolo sehingga di sekitar tempat tersebut dikeramatkan.
Suatu ketika ada sekelompok anggota karang taruna yang berkemah di wisata Tadu Sangia dan diperingatkan oleh masyarakat setempat untuk tidak mengunjungi area tersebut.
"Jangan main-main di area tersebut karena akan menggangu nenek dan kakek yang lagi menyirih. Apalagi untuk buang air kecil sebaiknya jangan," mata Muwardin, salah seorang warga setempat.
Selain menyimpan cerita-cerita mistis, menariknya lagi di bawah Tadu Sangia Fatu Kolo konon katanya terdapat peninggalan anting-anting (Nali bahasa Tomia) seorang putri bernama Wa suta.
"Dikisahkan di bawa Fatu Kolo ini ada sebuah anting dari Wa Suta tepatnya di bagian timur tempat ini," ungkap Murjito, masyarakat setempat, Sabtu (25/9/2021).
Wa Suta sendiri dikisahkan merupakan seorang putri yang tinggal bersama ibunya yang sangat mencintainya. Suatu ketika untuk tanda kasih Wa Suta diberikan sepasang anting oleh ibunya.
Suatu hari Wa Suta meminta ijin kepada ibunya untuk mencari ikan di laut akan tetapi tidak diijinkan karena pada saat itu akan hujan deras. Wa Suta membangkang dan tetap saja pergi, karena saking senangnya dirinya tidak menyadari bahwa hujan mulai turun dan air laut mulai pasang.
Ibunya yang merasa khawatir karena menjelang malam putrinya belum kembali, kemudian bergegas menyusul Wa Suta. Ketika sampai, ia memanggil nama putrinya itu. Namun sia-sia karena Wa Suta tidak ditemukan dan tidak muncul ke permukaan.
Karena saat itu hujan selama 2 hari maka pencarian dilanjutkan keesokan harinya, namun tidak juga menemukan Wa Suta. Hanya saja ibunya melihat ada sebuah batu yang menyerupai anting-anting putrinya.
Dari legenda tersebut, masyarakat percaya bahwa sebelah anting Wa Suta terdapat di Pulau Lentea dan ujungnya lagi terdapat di Tadu Sangia Fatu Kolo. (A)