Akibat Pola Asuh, Pemda Bombana Fokus Atasi Stunting
Reporter
Kamis, 06 Juni 2024 / 8:41 pm
BOMBANA, TELISIK.ID - Untuk mempercepat penurunan angka stunting, Pemerintah Daerah (Pemda) Bombana melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) mengadakan kegiatan rembuk stunting dan konvergensi penurunan angka stunting di Aula Kantor Bupati, Kamis (6/6/2024).
Dalam sambutannya, Pj Bupati Bombana, Edy Suharmanto mengatakan, masalah stunting dan kekurangan gizi saat ini menjadi salah satu fokus pemerintah baik pusat maupun daerah.
Penyebab stunting adalah multikompleks diantaranya pola asuh yang kurang optimal, kurangnya pengetahuan orang tua tentang kesehatan, serta kurangnya asupan gizi selama kehamilan.
Baca Juga: Ini Upaya Pemda Bombana dalam Menurunkan Angka Inflasi
“Maka melalui kegiatan ini, saya kembali menekankan keseriusan Pemda Bombana dalam mengupayakan percepatan penurunan stunting,” jelas Edy Suharmanto.
Lebih lanjut, Edy Suharmanto menekankan dua hal penting dalam upaya penurunan angka stunting yaitu komitmen yang kuat dan kolaborasi kerja berbagai pihak. Hal ini menjadi kunci utama dalam memastikan konvergensi antar program hingga ke tingkat desa/kelurahan untuk menurunkan angka stunting.
Kepala Dinas PPKB Kabupaten Bombana, Abdul Aziz mengatakan, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) presentasi stunting Kabupaten Bomban turun 4 persen menjadi 30,4 persen pada 2023. Sementara target penurunan stunting secara nasional berada di angka 14 persen.
Baca Juga: Pemda Bombana Lepas 138 Calon Jemaah Haji
“SKI telah mengeluarkan hasil data pada tahun 2023, dan Kabupaten Bombana turun dari 34,53 persen menjadi 30,4 persen,” beber Aziz.
Oleh karena itu, Pemda Bombana yang dipimpin Pj Bupati Edy Suharmanto, dengan mempertimbangkan waktu yang tersisa agar memantau dan mengevaluasi pelaksanaan percepatan stunting dengan menggunakan sumber daya yang memadai dan memastikan intervensi yang dibutuhkan sampai ketingkat keluarga yang dikategorikan rawan stunting.
Sementara itu, Pemda juga mengakumulasikan kunjungan masyarakat ke Posyandu baru mencapai 50,36 persen. Maka dengan itu, dibutuhkan kerjasama semua pihak untuk mendorong partisipasi masyarakat untuk berkunjung ke Posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia. (B)
Penulis: Melsandy Wauda
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS