Belasan Perahu Nelayan di Kolut Rusak Diterjang Ombak, Tambat Labu Pemda Disorot
Reporter Kolaka Utara
Sabtu, 04 Desember 2021 / 2:48 pm
KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Belasan perahu milik para nelayan di Desa Lametuna, Kecamatan Kodeoha, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sultra rusak berat diterjang gelombang laut, Sabtu malam (3/12/2021), sekitar pukul 22.00 Wita.
Perahu-perahu nelayan diterjang gelombang laut atau ombak tersebut terjadi saat ditambak di area tambatan perahu buatan Pemerintah Daerah (Pemda).
Supardi (38), salah satu nelayan mengungkapkan, dirinya bersama nelayan lainnya hanya bisa pasrah melihat perahu mereka hancur dan tenggelam diterjang gelombang tinggi.
"Sekitar 11 perahu nelayan yang disimpan di tambat labuh. Semua rusak, ada yang rusak berat dan ada juga rusak ringan, tapi hampir semua mesin perahu rusakan berat," tuturnya, Sabtu (4/12/2021).
Sementara itu, Jasmin (39) yang juga nelayan setempat menyayangkan tambat labu yang dibuat Pemda bekerja sama dengan kontraktor bandara ala kadarnya dan tidak sesuai hasil kesepakatan.
"Kami sangat menyayangkan tambat labuh buatan Pemerintah Daerah ala kadarnya tidak sesuai harapan seperti yang mereka katakan kepada kami waktu pertemuan," kesalnya.
Kata dia, Pemda bersama kontraktor bandara hanya memasang talut penahan gelombang pada sisi Utara saja, sementara sisi Barat dan Selatan tidak dibuatkan pemecah gelombang.
"Itupun hanya sepotong, tidak memanjang keluar dan tidak berbentuk segi empat. Makanya, begitu datang ombak besar dan badai perahu tidak dapat bertahan karena tidak ada yang membatasi atau memecah hantaman ombak," tukasnya.
Hasmin juga kecewa dengan sikap Pemda dan pihak kontraktor yang terburu-buru menutup muara sungai Lametuna tempat nelayan menyimpan perahu dan mengeluarkan perahu nelayan, sementara mereka tidak mampu menyimpan tambatan perahu yang memadai.
"Seharusnya jangan dulu kami dipindahkan dari muara sungai. Inilah akibatnya, yang korban bukan mereka tapi kami nelayan kecil dan rasakan dampaknya," terangnya.
Nelayan lain, Kalamuddin berharap Pemda pekah melihat kondisi nelayan yang saat ini alat tangkap mereka rusak diterjang ombak.
"Kami berharap perhatian dari pemerintah untuk membantu kami, baik mesin atau peralatan kami yang telah rusak," ucapnya.
Ia juga meminta pemerintah kembali memperbaiki tambat labu agar layak dan aman untuk digunakan nelayan.
"Tempat tambat labuh yang dibuatkan oleh Pemkab saat ini tidak sesuai dengan kesepakatan dan tidak aman untuk perahu nelayan contohnya kejadian tadi malam," urainya.
Untuk diketahui, sebelumnya, nelayan tradisional yang berdomisili di Desa Lametuna menjadikan muara sungai Lametuna sebagai tambat labu mereka.
Namun, seiring dengan pembangunan bandara, muara sungai tersebut ditutup dan nelayan mesti memindahkan perahu ke lokasi lain yang telah disepakati Pemda dan nelayan setempat.
Beberapa waktu lalu, penutupan muara sungai itu sempat menjadi polemik dan ditolak oleh nelayan setempat, dengan alasan belum tersedianya tambat labu pengganti sebagaiman janji Pemda saat rapat pembebasan lahan beberapa waktu lalu.
Hingga akhirnya, Pemda bersama pihak kontraktor dan masyarakat nelayan bertemu dan bersepakat untuk membuat tambat labu sementara bagi nelayan di ujung Utara Bandara.
Sayang, tambat labu yang dibuat Pemda tersebut tidak sesuai ekspektasi dan kesepakatan awal. Dan apa yang dikhawatirkan nelayan sejak awal akhirnya terbukti. Sebanyak 11 unit perahu milik nelayan porak-poranda di hantam badai.
Dengan peristiwa tersebut kerusakan dan kerugian yang dialami para nelayan ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Berikut rincian perahu nelayan yang rusak:
Baca Juga: Transportasi Laut Memadai, Warga Keluhkan Lahan Parkir Pelabuhan Feri Kasipute
1. Kalamuddin, satu init perahu dan pukat 8 pis rusak berat.
2. Supardi, satu Unit perahu hancur.
3. Sandi, satu unit perahu, pukat satu pis, dan satu unit mesin rusak berat.
4. Jasmin, satu unit perahu ringan dan satu unit mesin rusak berat.
5. Fery, satu unit perahu rusak ringan, dan satu unit mesin rusak berat.
6. Sukir, satu unit perahu rusak ringan, satu unit mesin rusak berat.
7. Asmadi, unit perahu rusak ringan dan satu unit mesin perahu rusak berat
8. Halis, satu unit perahu rusak ringan dan satu unit mesin rusak berat.
9. Ansar, satu unit perahu rusak ringan,
10.Sukira, satu unit perahu rusak ringan,
11. Jus'an, satu unit perahu rusak ringan, satu unit mesin rusak berat. (A)
Reporter: Muh. Risal H
Editor: Fitrah Nugraha