Dalami Laporan Pelatih Biliar Dijewer Gubernur Sumut, Ini Langkah Polisi

Reza Fahlefy

Reporter Medan

Kamis, 06 Januari 2022  /  4:27 pm

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja. foto: Reza Fahlefy/Telisik

MEDAN, TELISIK.ID - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Sumut masih terus mendalami laporan Pelatih Biliar, Khairuddin Aritonang alias Choki, yang dijewer dan dipermalukan oleh Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.

Akan tetapi, Polda Sumut belum menjadwalkan pemanggilan terhadap Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang diketahui sebagai terlapornya.

"Belum, belum dijadwalkan pemanggilan terhadap terlapor atas laporan Choki. Penyidik masih melakukan penelitian atas laporan itu," kata Direskrimum Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, kepada awak media, Kamis (6/1/2022).

Akan tetapi, sepanjang laporan itu diteliti untuk ditindaklanjuti, Polda Sumut memberikan ruang terbuka agar pelapor dan terlapor berdamai.

"Itu ada ranahnya, perdamaian atau ruang mediasi untuk pelapor dan terlapor. dalam menangani laporan dari Khairuddin Aritonang alias Choki, kami secara profesional dan sesuai aturan akan meminta izin ke lembaga terkait," jelasnya.

Baca Juga: Polda Sumut Bentuk Tim Siluman, Buru Pelaku Perampokan Penyapu Jalan

“Itu sudah dikuatkan dengan Perkap (Peraturan Kapolri) Nomor 8 Tahun 2021, langkah hukum tidak semata dilakukan, namun tetap bisa mengambil langkah restoratif justice. Kita memberikan ruang mediasi kepada semua pihak,” tambahnya.

Tatan juga mengaku, ruang mediasi bisa dimanfaatkan pelapor dan terlapor, tujuannya akan mengurangi beban tugas dalam menangani perkara tersebut.

“Dalam waktu dekat kita akan mintai keterangan pelapor dan periksa saksi-saksi. Kita ikut aturan termasuk akan meminta izin ke instansi lainnya," terangnya.

Sebagaimana diketahui, Khairuddin Aritonang alias Choki, pelatih Biliar dalam kegiatan PON XX Papua telah melaporkan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi ke Polisi, Senin (3/1/2022).

Khoiruddin Aritonang melaporkan Edy Rahmayadi karena dijewer dan diusir di saat acara pemberian tali asih bagi atlet dan pelatih PON XX di Papua di Aula Tengku Rizal Nurdin, beredar di media sosial.

Baca Juga: Punya Peluang Bisnis, Dinas Peternakan Konsel Lirik Hewan Itik

Edy sedang memberikan kata sambutan di acara tersebut. Lalu Edy memanggil salah seorang peserta karena tidak tepuk tangan yaitu Choki, pelatih biliar untuk PON.

Gubernur Sumut memanggilnya naik ke atas panggung. Setelah tahu status Choki sebagai pelatih biliar, lalu dia dijewer.

"Pelatih tak tepuk tangan. Tak cocok jadi pelatih ini," kata Edy sambil menjewer pelatih biliar itu.

Terdengar tawa di antara hadirin. Namun sesaat kemudian suasana terdengar tegang. Dalam acara itu, Edy Rahmayadi meminta agar pelatih itu tak berada di dalam ruangan. Bahkan Edy juga menyebutnya sontoloyo dan tidak usa dipakai lagi. (C)

Reporter: Reza Fahlefy

Editor: Kardin