Detik-detik Air Masuk Mall, BMKG Sebut Ada Kombinasi Bencana Mengkhawatirkan

Muhammad Israjab

Reporter

Senin, 18 Januari 2021  /  10:12 am

Penampakan detik-detik air laut masuk di Mall Manado Town Square. Foto: Repro Twitter/@Elpajar07415878

MANADO, TELISIK.ID - Tagar Pray For Manado tengah viral dan memuncaki trending Twitter. Telah mencapai 187 ribu tweet, Senin (18/1/2021).

Berdasarkan pantauan Telisik.id di Twitter, beredar video yang menunjukkan air laut masuk ke dalam Mall Manado Town Square.

Namun hingga kini belum diketahui kebenaran video tersebut.

Dikutip dari BMKG, menyebutkan bahwa tengah terjadi banjir di pesisir Kota Manado, Sulawesi Utara. Adapun penyebab banjir diduga karena superposisi gelombang tinggi dan pasang air laut.

"Naiknya air laut ke daratan yang terjadi di Manado pada Minggu sore kemarin diduga karena adanya kombinasi dari gelombang tinggi, angin kencang serta kondisi laut yang sedang pasang," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta, Minggu (17/1/2021).

Baca juga: Pasca Penghadangan Bantuan Logistik, Kodam Kerahkan Kavaleri di Jalur Trans Sulawesi

Menurut Eko, data pemodelan BMKG Ocean Forecast System (OFS) di Laut Sulawesi hingga pesisir Sulawesi Utara menunjukkan gelombang tinggi yang berkisar antara 2,5-4 meter.

Kondisi ini terjadi saat air laut pasang yang mengakibatkan massa air yang masuk ke darat semakin tinggi.

Data pasang surut BIG menunjukkan pada waktu kejadian terjadi pasang dengan ketinggian mencapai 2,5 meter.

Kondisi ini diperparah dengan adanya angin kencang yang juga terjadi saat itu.

Sebelumnya diberitakan ombak besar menghantam pesisir pantai Manado, Minggu sore sampai malam, dan menyebabkan air laut masuk dan membanjiri kawasan bisnis Megamas dan Manado Town Square (Mantos).

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi hingga lebih dari 6 meter di sejumlah perairan di Indonesia yang berlaku dari 17 Januari pukul 07.00 WIB sampai dengan 19 Januari 2021 pukul 07.00 WIB.

Berdasarkan rilis data BMKG, tekanan rendah sebesar 1007 hPa terjadi di Laut Arafuru dan sirkulasi udara teridentifkasi di Samudra Hindia utara Aceh.

Pola angin di wilayah Indonesia bagian Utara pada umumnya bergerak dari Utara ke Timur dengan kecepatan angin berkisar 6 - 30 knot.

Baca juga: Terus Bertambah, 73 Orang Dilaporkan Meninggal Akibat Gempa M6,2 di Sulbar

Sedangkan di wilayah Indonesia bagian Selatan pola angin umumnya bergerak dari Barat Daya - Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5 - 25 knot.

Lebih lanjut, kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Perairan Kepulauan Anambas hingga Kepulauan Natuna, Laut Jawa, Perairan utara dan selatan Jawa, Perairan Kepulauan Sangihe hingga Talaud, Perairan Kepulauan Sitaro hingga Bitung, Laut Halmahera, Samudra Pasifik utara Halmahera.

Kondisi ini, dapat mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

BMKG memperkirakan tinggi gelombang 1,25 hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di perairan Barat Aceh dan lainnya.

Oleh karena itu, BMKG mengimbau agar masyarakat terutama nelayan waspada risiko tinggi gelombang tinggi tersebut terhadap keselamatan pelayaran pada perahu nelayan berkecepatan lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.

Selan itu, BMKG meminta masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada. (C)

Reporter: Muhammad Israjab

Editor: Haerani Hambali

TOPICS