Gawat, Ajakan Berpacaran Muncul di Buku Pelajaran Siswa

Try Wahyudi Ary Setyawan, telisik indonesia
Rabu, 09 Juni 2021
0 dilihat
Gawat, Ajakan Berpacaran Muncul di Buku Pelajaran Siswa
Buku pelajaran LKS siswa. Foto: Ist.

" Kementerian Pendidikan kembali kecolongan. Setelah tahun lalu ditemukan kesalahan cetak lagu gugur bunga, kali ini terjadi di salah satu buku pelajaran atau Lembar Kerja Siswa (LKS) kelas V Madrasah Ibtidaiyah (MI). "

SURABAYA, TELISIK.ID - Kementerian Pendidikan kembali kecolongan. Setelah tahun lalu ditemukan kesalahan cetak lagu gugur bunga, kali ini terjadi di salah satu buku pelajaran atau Lembar Kerja Siswa (LKS) kelas V Madrasah Ibtidaiyah (MI).

Kesalahan terjadi adanya di LKS tersebut dicantumkan ciri-ciri orang munafik sebagai contoh ingkar janji saat pacaran.

Dalam buku LKS tersebut, tertulis ciri-ciri orang munafik 'seperti janjian ketemu sama pacar warung kebab bang piih tetapi tidak datang karena lebih mementingkan bisnis.'

"Saat saya mendampingi anak belajar ada bab terkait masalah munafik. Cuma contohnya itu tidak etis sama sekali dan tidak mendidik. Contoh-contoh itu juga sering terjadi,"

Baca juga: Mesin Pompa Rusak, PDAM Muna Gratiskan Iuran Satu Bulan

Baca juga: Kadis Dukcapil Butur Ditangkap Polisi Karena Dugaan Penipuan Ratusan Juta Rupiah

ungkap anggota DPRD Jatim Ahmad Iwan Zunaih saat dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (8/6/2021).

Pria yang akrab dipanggil Gus Iwan ini mengatakan, pelajaran untuk anak-anak usia dini harus lebih diperhatikan. Demi tumbuh kembang anak agar tidak terpapar dan mengarah pada perbuatan yang tidak elok.

"Hal-hal semacam ini akan terus membekas pada diri anak dan bila tidak diperhatikan serius, maka bagaimana mutu pendidikan kita kedepannya, khususnya dalam pembentukan karakter anak bangsa," jelas pria yang juga politisi Nasdem ini.

Menurut Gus Iwan, pihaknya mendesak Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama untuk bertanggung jawab.

"Seharusnya menyeleksi menyeluruh LKS-LKS yang disebar kepada para siswa. LKS itu harus ada semacam akreditasinya. Jangan semua penerbit bisa menerbitkannya, akhirnya seperti ini tidak ada audit, tidak ada edit dan tidak ada acuan yang baku," tutupnya. (B)

Reporter: Try Wahyudi Ari Setyawan

Editor: Fitrah Nugraha

Artikel Terkait
Baca Juga