Garis Gaib Ratusan Tahun Membuat Indonesia Terbagi Dua, Ini Penjelasan Ahli

Merdiyanto

Content Creator

Senin, 24 Juni 2024  /  7:02 am

Indonesia terbagi dua selama ratusan tahun lamanya akibat Garis Wallace. Foto: Kolase

KENDARI, TELISIK.ID - Teka-teki Indonesia terbagi dua oleh garis imajiner atau lebih dikenal sebagai Garis Wallace, akhirnya terpecahkan setelah ratusan tahun jadi misteri.

Dikutip dari Cnbcindonesia.com, Garis Wallace membelah Indonesia menjadi dua bagian yakni Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Jawa menjadi satu bagian dengan Sulawesi, Maluku, dan Papua.

IFL Science mencatat Garis Wallace memisahkan wilayah fauna Asia dan Australia. Pada wilayah di sebelah timur akan ada marsupial (hewan berkantung), monotreme, dan komodo.

Di sebelah barat garis akan ada spesies seperti gajah, harimau, badak dan orangutan. Inilah yang disebut sebagai batas biogeografis, perbatasan dua wilayah dengan perbedaan keanekaragaman hayati, Sabtu (20/5/2023).

Garis Wallace pertama kali ditemukan oleh naturalis dan penjelajah asal Inggris, Alfred Russel Wallace pada tahun 1863. Dia menyusunnya berdasarkan teori evolusi dari Charles Darwin.

Garis Wallace membentang dari Samudera Hindia melewati Selat Lombok dan Makassar hingga Laut Filipina. Lokasinya juga sudah bergeser dalam 164 tahun terakhir.

Baca Juga: Gajah Panggil Kawanannya dengan Nama Masing-Masing, Begini Penjelasannya

Mengutip dari Cnnindonesia.com, sebuah penelitian baru yang diterbitkan 6 Juli di jurnal Science. Para peneliti mensimulasikan bagaimana hewan dipengaruhi efek iklim yang dipicu oleh tumbukan benua menggunakan model komputer.

Model tersebut memperhitungkan kemampuan penyebaran, preferensi ekologis, dan keterkaitan evolusi lebih dari 20 ribu spesies yang ditemukan di kedua sisi Garis Wallace. Hasilnya menunjukkan spesies Asia jauh lebih cocok untuk hidup di Kepulauan Melayu pada saat itu.

Ahli biologi evolusi dari Universitas Nasional Australia (ANU), Alex Skeels, sekaligus pemimpin penelitian ini menjelaskan distribusi spesies satwa yang tidak merata di kedua sisi garis Wallace ini salah satunya dikarenakan oleh pergeseran lempeng tektonik purba yang terjadi 35 juta tahun lalu.

"Sekitar 35 juta tahun lalu, Australia terletak lebih jauh ke selatan dan terhubung dengan Antartika," kata Skeels.

Namun, pergeseran lempeng tektonik hanya salah satu bagian untuk menjelaskan migrasi spesies Asia ke Australia. Ketika Australia berpisah dari Antartika, terjadi pergeseran klimaks yang menyebabkan tren pendinginan global dan pengeringan benua, yang menyebabkan peristiwa kepunahan massal di seluruh dunia.

"Ketika Australia menjauh dari Antartika, itu membuka area lautan dalam yang mengelilingi Antartika yang sekarang menjadi tempat Arus Sirkumpolar Antartika (ACC)," kata Skeels.

Pemodelan baru ini menjelaskan perubahan iklim tidak mempengaruhi semua spesies secara merata. Iklim di Asia Tenggara dan Kepulauan Melayu yang baru terbentuk tetap jauh lebih hangat dan lebih basah daripada di Australia, yang menjadi dingin dan kering.

Baca Juga: 5 Fenomena Langit Akan Terjadi di Bulan Mei 2024, Ada Hujan Meteor Eta Aquarids

Alhasil mengakibatkan spesies satwa di Asia beradaptasi dengan baik untuk hidup di Kepulauan Melayu dan menggunakannya sebagai batu loncatan untuk bergerak menuju Australia, kata Skeels. Tapi "tidak demikian halnya dengan spesies Australia," tambahnya.

"Mereka berevolusi dalam iklim yang lebih dingin dan semakin kering dari waktu ke waktu dan oleh karena itu kurang berhasil mendapatkan pijakan di pulau-pulau tropis dibandingkan dengan makhluk yang bermigrasi dari Asia."

Para peneliti berharap model ini dapat digunakan di zaman modern untuk memprediksi bagaimana perubahan iklim dan apa dampak pada spesies yang hidup. (C)

Penulis: Merdiyanto

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS