Heboh Elon Musk Tiba-tiba Mundur dari Pemerintah Trump, Ada Apa?
Reporter
Sabtu, 26 April 2025 / 2:05 pm
Elon Musk mengejutkan publik dengan pengumuman pengunduran diri dari pemerintahan Donald Trump. Foto: Repro AFP.
WASHINGTON DC, TELISIK.ID - Keputusan mendadak Elon Musk untuk mengurangi peranannya di pemerintahan Donald Trump menggemparkan publik Amerika Serikat. Pengumuman tersebut mengejutkan banyak pihak karena dilakukan di tengah masa sulit yang sedang dialami Tesla, perusahaan yang dipimpinnya.
Elon Musk mengumumkan akan mengurangi secara signifikan keterlibatannya dalam Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE), yang dibentuk oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Pernyataan ini disampaikan dalam laporan kinerja Tesla kuartal pertama (Q1) tahun 2025, yang dirilis pada pekan ini.
"Mulai minggu depan, saya akan mengalokasikan jauh lebih banyak waktu untuk Tesla. Saat ini pekerjaan utama di DOGE sudah selesai," kata Elon Musk, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Sabtu (26/4/2025).
Musk menyebut bahwa mulai Mei 2025, ia hanya akan menghabiskan satu hingga dua hari setiap pekan untuk mengurus hal-hal terkait DOGE. Ia menegaskan sisa waktunya akan difokuskan penuh untuk menangani persoalan yang sedang dihadapi Tesla.
Sebelumnya, Elon Musk ditunjuk sebagai Kepala DOGE tak lama setelah Donald Trump dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada Januari 2025. Penunjukan ini menuai banyak kritik, terutama dari investor Tesla yang merasa Musk terlalu banyak menyita waktunya untuk kepentingan pemerintahan.
Desakan dari investor agar Musk meninggalkan jabatan di pemerintahan terus meningkat, terutama setelah kinerja Tesla merosot tajam dalam beberapa bulan terakhir. Sepanjang 2025, saham Tesla tercatat anjlok hingga 33 persen akibat berbagai tekanan pasar dan reaksi negatif publik.
Baca Juga: Elon Musk Diproyeksi jadi Triliuner Pertama pada 2027, Prajogo Pangestu di 2028
Salah satu penyebab utama merosotnya kinerja Tesla adalah aksi boikot yang meluas setelah Musk menerima jabatan sebagai Kepala DOGE. Boikot tersebut bahkan merambah ke berbagai negara, terutama di kawasan Eropa, sebagai bentuk kekecewaan terhadap pandangan politik Musk.
Tidak hanya itu, sejumlah showroom Tesla dilaporkan menjadi sasaran serangan di beberapa wilayah. Kondisi ini memaksa Presiden Donald Trump turun tangan secara langsung untuk memberikan respons. Ia menyebut serangan terhadap showroom Tesla sebagai bentuk "aksi terorisme".
"Ini bukan protes biasa. Ini adalah bentuk terorisme terhadap dunia usaha Amerika," kata Trump seperti dilaporkan dalam wawancara dengan media internal Gedung Putih.
Kebijakan Musk selama menjabat sebagai Kepala DOGE juga banyak menuai kontroversi. Ia dilaporkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran terhadap pegawai pemerintahan serta membatalkan sejumlah program federal yang dianggap tidak efisien.
Meski demikian, Musk membela keputusannya tersebut. Ia mengatakan bahwa langkah itu diperlukan untuk memangkas pemborosan anggaran negara dan menghentikan praktik-praktik korupsi yang tersembunyi dalam sistem birokrasi.
"Banyak yang tidak menyukai tindakan pemangkasan yang dilakukan DOGE, tetapi saya harus menghentikan kelompok yang telah menghabiskan uang negara," ujar Musk.
The Washington Post sebelumnya melaporkan bahwa Musk hanya akan menjadi tokoh penting dalam pemerintahan Trump selama 130 hari. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa pengaruh Musk di dalam Gedung Putih mulai memudar dalam beberapa pekan terakhir.
Sumber Politico menyebutkan bahwa Presiden Trump telah memberi tahu lingkar dalamnya, termasuk para anggota kabinet, bahwa Musk tidak akan lagi memegang peran sentral di pemerintahan. Perannya akan beralih menjadi posisi pendukung dalam beberapa waktu ke depan.
Baca Juga: Elon Musk Akan Boyong 1 Juta Orang Tinggal di Mars, Tertarik Ikut?
Meski mengurangi aktivitasnya di DOGE, Musk belum secara tegas menyatakan mundur total dari lembaga tersebut. Ia menyebutkan masih akan menjalankan tugas pengawasan terbatas selama masa jabatan Presiden Trump.
"Saya harus tetap melanjutkan peran di DOGE hingga masa jabatan Presiden AS berakhir. Saya hanya akan memastikan penipuan dan penghabisan anggaran dihentikan dan tidak dilanjutkan lagi," ujar Musk dalam pernyataan tertulis.
"Jadi, saya pikir saya akan tetap menghabiskan waktu, tetapi hanya 1-2 hari per minggu," tambahnya.
Kondisi ini menambah ketegangan di internal Tesla. Investor terus mendesak agar Musk kembali sepenuhnya ke perusahaannya demi memulihkan kepercayaan pasar. Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari dewan direksi Tesla terkait langkah-langkah yang akan diambil dalam menghadapi krisis ini. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS