Kalego, Rambi Wuna dan Bola Gotong jadi Magnet di Perayaan HUT ke-66 Muna dan HUT ke-80 RI

Sunaryo

Reporter Muna

Rabu, 13 Agustus 2025  /  9:38 am

Bupati Muna, Bachrun Labuta bersama Wabup, La Ode Asrafil Ndoasa saat memaikan musik tradisional Rambi Wuna. Foto: Sunaryo/Telisik.

MUNA, TELISIK.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna, merayarakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66 dan HUT ke-80 Republik Indonesia (RI) dengan sederhana.

Pemkab menggelar berbagai macam lomba dan gebyar pameran pembangunan Industri Kecil Menengah (IKM) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Dari berbagai lomba, Kalego, Rambi Wuna dan bola gotong yang menjadi magnet bagi masyarakat. Peserta dan masyarakat antusias bermain serta menyaksikan pertandingan tiga lomba itu.

Bupati Muna, Bachrun Labuta menerangkan, perayaan HUT kabupaten RI tahun ini dirayakan sederhana dengan bergembira ceria.

Di tengah efisiensi anggaran, peserta dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tidak perlu keluar cuan untuk membeli perlengkapan tiga lomba itu. Modalnya, cukup pakaian, sepatu, tempurung kelapa, musik tradisional gong dan gendang.

Baca Juga: Pemkab Muna Mulai Meriahkan HUT ke-80 RI, Lombakan Bola Gotong sebagai Simbol Kekompakan dan Loyalitas

"Kita pilih tiga lomba itu, sebagai simbol kekompakan dan membangkitkan kebudayaan Muna," kata Bachrun, Rabu (13/8/2025).

Ia sedikit menggambarkan tentang kalego yang merupakan permainan tradisional Muna yang menggunakan tempurung kelapa yang digerakan menggunakan kaki. Pesertanya dibagi dua kelompok. Permainan ini sebagai jembatan untuk menjalin silahturahmi.

Sedangkan, Rambi Wuna merupakan kesenian tradisional yang menggunakan alat musik seperti gong, gendang dan kasepe (pemukul gendang). Rambi Wuna tidak hanya sekadar musik, tetapi juga memiliki nilai sakral dan menjadi pengiring dalam berbagai upacara adat suku Muna.

Baca Juga: HUT RI ke-80, Ini Rekomendasi Puncak di Sulawesi Tenggara Cocok jadi Tempat Merah Putih Berkibar

Bachrun bilang pemerintahannya bersama Wakil Bupati (Wabup) Muna, La Ode Asrafil Ndoasa baru enam bulan. Dengan keterbatasan anggaran, diakui masih banyak yang belum dilakukan. Karenanya, ia bersama Asrafil tidak mencantumkan program 100 hari kerja seperti kepala-kepala daerah lain.

Bachrun yang pernah menjabat sebagai Plt Bupati Muna selama kurang lebih setahun, menjadi dasar mengetahui problem yang ada di Muna. Karenanya, ia bersama Asrafil menargetkan dalam jangka waktu lima tahun, program di sektor pertanian, perikanan dan peternakan yang dikenal dengan industrialisasi JATI (jagung, hortikultura, ternak dan ikan) dapat tercapai.

Sementara itu, Ketua Panitia Gebyar Pameran Pembangunan dan Lomba, Fajaruddin Wunanato menerangkan, tujuan dilakukan pameran pembangunan IKM dan UMKM untuk memfasilitasi memperkenalkan produk lokal, mendorong pemberdayaan ekonomi lokal desa, meningkatkan pendapatan pelaku usaha, memperluas relasi dan mitra, mendorong masyarakat agar bangga menggunakan produk lokal, serra melestarikan budaya Muna melalui permainan tradisional. (B)

Penulis: Sunaryo

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS