Komodo Ada di Rana Rugu Pota, Ini Sejarah Awalnya

Berto Davids

Reporter Kupang

Selasa, 06 Juli 2021  /  7:06 pm

Pintu masuk Rana Rugu Pota. Foto: Berto Davids/Telisik

MANGGARAI TIMUR, TELISIK.ID - Varanus Komodoensis atau lebih dikenal dengan istilah komodo adalah hewan reptil yang hanya ditemukan di Indonesia, yakni di Flores NTT.

Tempat tinggal spesies endemik ini lebih banyak dikenal oleh wisatawan di Pulau Rinca Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.

Sedangkan tempat tinggal lain selain Pulau Rinca nyaris belum ada yang mengetahuinya.

Pada tahun 1980 silam, Pulau Rinca memang sudah ditetapkan sebagai bagian dari Taman Nasional Komodo.

Tempat yang satu ini belum banyak diketahui orang, baik dari segi letak, jarak tempuh, akses masuk maupun sejarah Varanus Komodoensisnya.

Jejak kaki Komodo di Pantai Watu Pajung. Foto: Berto Davids/Telisik

 

Jadi sebenarnya Komodo tidak hanya terdapat di Kabupaten Manggarai Barat saja, tetapi juga di Kabupaten Manggarai Timur, tepatnya di Rana Rugu Pota, Kecamatan Sambi Rampas.

Rana Rugu ini terletak diantara dua Desa, yakni Desa Nanga Mbaur dan Desa Nampar Sepang.

Secara kewilayahan Rana Rugu belum ditetapkan dalam administrasi Desa Nanga Mbaur ataupun Desa Nampar Sepang. Tetapi masih berada diantara dua Desa tersebut.

Jika dilihat dari asal usul kata Rana Rugu berasal dari bahasa setempat, yakni Rana yang artinya danau. Sedangkan Rugu artinya Komodo.

Baca Juga: 3 Jasa Tour and Travel yang Siap Temani Kamu Eksplore Keindahan Wakatobi

Jadi Rana Rugu disebut sebagai Danau Komodo. Konon Danau Komodo ini menjadi tempat Komodo bermain, mandi, minum air hingga menetas dan berkembang biak.

Letak Rana Rugu juga tidak jauh dari tempat wisata Pantai Watu Pajung, hanya jika ingin ke tempat ini pengunjung harus melewati pendakian panjang dan berbatu.

Varanus Komodoensis alias Komodo yang terekam kamera Trip. Foto: Ist.

 

Dalam sebuah narasi sejarah yang diperoleh Telisik.id, bahwa Rana Rugu di Pota Manggarai Timur ada sejak tahun 1989 silam.

Saat itu, seekor Biawak besar datang dari dalam hutan menuju ke lapangan Marunai Pota. Secara kebetulan pada waktu itu ada turnamen sepak bola antar desa perwakilan Kecamatan Elar yang diselenggarakan di Pota.

Pemerintah dan masyarakat pada waktu itu tidak mengetahui bahwa Biawak itu adalah Komodo seperti yang ada di Pulau Rinca.

Baru pada tahun 1993 seorang peneliti dari Italia bernama Claudio Ciofi yang bekerja sama dengan LIPI dan KSDA NTT datang ke Flores untuk meneliti Komodo.

Dari hasil penelitian itu, terungkap ada seekor Biawak besar di penurunan pertama Desa Nanga Baras, Kecamatan Sambi Rampas. Peneliti tersebut langsung memastikan bahwa Biawak tersebut adalah Komodo.

Baca Juga: Suka Berwisata Alam? Ini 5 Objek Wisata di Koltim yang Wajib Anda Kunjungi

Selanjutnya, pada tahun 2009 Group Pencinta Alam Kecamatan Sambi Rampas di bawah pimpinan Koordinator Pariwisata Pantura Manggarai Timur, Arsyad, melakukan identifikasi data-data penyebaran Komodo di Kecamatan Sambi Rampas.

Alhasil, pada tahun 2010 mereka membuktikan bahwa Komodo itu benar adanya dan Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur langsung mengakuinya.

Rana Rugu (Danau Komodo). Foto: Berto Davids/Telisik

 

Sejak saat itu, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur pun mengangkat satu orang Tenaga Harian Lepas (THL) untuk menjaga dan merawat segala potensi yang ada di Rana Rugu.

Kemudian pada tahun 2012, BBKSDA NTT datang ke Pota untuk meneliti seluruh vegetasi dan sampai pada tahun 2013 BBKSDA dan Yayasan Komodo Survival mulai melakukan sosialisasi tentang Satwa Komodo yang ada di Manggarai Timur.

Berlanjut sampai tahun 2014, BBKSDA dan Yayasan Komodo Survival dibantu Koordinator Pariwisata Pantura, Arsyad, melakukan monitoring rutin setiap tahunnya dengan memasang Kamera Trip untuk memantau dan merekam aktivitas Komodo di Rana Rugu. Alhasil, jejak Komodo pun ikut terpantau.

Dari penelusuran Telisik.id, jarak tempuh untuk ke Pota, Kecamatan Sambi Rampas jaraknya hanya 70 KM dari jalan utama Pota - Mbay.

Medan jalan ke Rana Rugu cukup sulit, mendaki dan menurun bukit. Jalannya memang tidak memakan waktu lama tapi harus melintas di atas bebatuan tajam dan hutan rimba.

Baca Juga: Tak Perlu ke Paris, Wakatobi Punya Replika Menara Eiffel dari Bambu

Keindahan Rana Rugu rupanya sangat asyik dipandang. Airnya menguning bak air daun teh.

Terpantau dari kamera trip seekor Komodo sedang berjalan-jalan dan minum air di Rana Rugu.

Di Pantai Watu Pajung juga jelas terlihat bekas kaki Komodo yang pernah melintas.

Koordinator Pariwisata Pantura Manggarai Timur, Arsyad mengatakan, selain Rana Rugu di Pantai Watu Pajung juga menjadi tempat Komodo bermain sehingga bekas kakinya masih terlihat.

"Komodo kadang main sampai ke sini. Setelah itu dia kembali lagi ke Rana Rugu sebagai habitat aslinya," kata Arsyad.

Jika ingin melihat Komodo, kata Arsyad, pengunjung bisa datang pada bulan Mei sampai Nopember dan harus membawa serta kamera trip. (B)

Reporter: Berto Davids

Editor: Fitrah Nugraha