Mistik: Cerita Seram Jenglot yang Dikaitkan dengan Ilmu Bethara Karang
Reporter
Kamis, 27 November 2025 / 7:50 pm
Sosok jenglot tampak kecil bertaring panjang, berambut lebat, dan berwujud menyerupai makhluk yang mengecil. Foto: Repro Espos
KENDARI, TELISIK.ID – Asal-usul jenglot sering dikaitkan dengan keyakinan mengenai ilmu Bethara Karang, yakni ajaran kuno yang dipercaya membawa pengaruh mendalam bagi para pelakunya.
Jenglot menjadi salah satu objek yang banyak dibahas dalam cerita-cerita mistis Nusantara. Sosok kecil bertaring panjang ini kerap dikaitkan dengan sejumlah kepercayaan yang berkembang di tengah masyarakat.
Sebagian orang meyakini jenglot memiliki kekuatan magis tertentu. Keyakinan tersebut tidak selalu dihubungkan dengan bencana, sebab ada pula masyarakat yang memandang keberadaan jenglot sebagai sesuatu yang memiliki fungsi atau makna tersendiri dalam tradisi mereka.
Melansir Jawapos, Kamis (27/11/2025), informasi mengenai jenglot tidak lepas dari cerita masa lampau. Kisah yang diwariskan turun-temurun, jenglot disebut berasal dari seorang petapa yang tengah mendalami ilmu Bethara Karang.
Baca Juga: Mistik: Jejak Gaib di Pesantren Mengungkap Jin Tinggi Besar dan Wewe Gombel Berjalan Mundur
Ilmu tersebut diyakini sebagai ajaran yang memberikan kemampuan khusus bagi mereka yang memahaminya secara mendalam.
Penjelasan mengenai ilmu Bethara Karang kerap dikaitkan dengan pencarian kemampuan tingkat tinggi yang dianggap melampaui laku spiritual lainnya.
Orang yang berhasil menguasai ilmu itu dipercaya dapat mengalami kondisi khusus yang berkaitan dengan keberadaan dan kelangsungan hidupnya.
Namun, dalam cerita mengenai jenglot, sang petapa digambarkan menghadapi konsekuensi karena proses yang dijalani tidak sepenuhnya memenuhi syarat spiritual yang diperlukan.
Penjelasan mengenai kisah ini menekankan bahwa ilmu Bethara Karang membutuhkan keseimbangan, ketekunan, serta kepatuhan pada aturan yang menyertainya.
Tubuh sang petapa kemudian mengalami perubahan. Tubuhnya digambarkan perlahan mengecil, sementara taringnya justru memanjang dan tidak sebanding dengan ukuran tubuh.
Kondisi inilah yang kemudian diasosiasikan dengan bentuk jenglot seperti yang dikenal masyarakat saat ini.
Proses perubahan tersebut menjadi alasan mengapa wujud jenglot berbeda dari makhluk lainnya. Cerita mengenai nasib sang petapa setelah berubah wujud juga terus dikisahkan.
Jasadnya disebut tidak diterima kembali sebagai bagian dari dunia manusia, sementara rohnya digambarkan tidak diterima di alam setelah kematian.
Keadaan tersebut membuat roh sang petapa berada dalam situasi yang tidak sepenuhnya terhubung dengan dunia mana pun. Narasi inilah yang membuat sosok jenglot sering menjadi bahan perbincangan. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS