Penurunan NTP di Sultra: Lima Komoditas Dominan Pengaruhi Indeks Harga Petani
Reporter
Senin, 04 November 2024 / 9:48 pm
KENDARI, TELISIK.ID – Nilai tukar petani (NTP) di Sulawesi Tenggara (Sultra) pada bulan Oktober 2024 tercatat sebesar 114,21, mengalami penurunan sebesar 2,07 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 116,62.
Penurunan ini menjadi perhatian bagi Pemerintah Provinsi Sultra, mengingat dampaknya terhadap kesejahteraan petani di wilayah tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra, Surianti Toar, menjelaskan bahwa penurunan NTP disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 2,03 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani justru mengalami kenaikan sebesar 0,04 persen.
Baca Juga: DPRD Kota Kendari Minta Komitmen Pj Wali Kota Jaga Netralitas ASN Hadapi Pilkada 2024
Lima komoditas utama yang berkontribusi terhadap penurunan indeks harga yang diterima petani yakni kakao biji, gabah, merica, ikan kembung, dan ikan cakalang.
Penurunan NTP, menurut Surianti, juga dipengaruhi oleh subsektor pertanian, terutama tanaman perkebunan rakyat yang mengalami penurunan 3,67 persen.
“Penurunan ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani dalam subsektor ini, yang menurun 3,60 persen, sementara indeks yang dibayar justru naik sebesar 0,07 persen,” jelas Surianti saat memberikan keterangan pers pada Senin (4/11/2024).
Komoditas kakao, lada, dan nilam menjadi faktor dominan yang memengaruhi penurunan harga, menunjukkan adanya fluktuasi pasar yang signifikan.
Surianti mengimbau para petani untuk lebih memperhatikan kondisi pasar dan memanfaatkan informasi terkini guna mengurangi dampak penurunan harga.
Baca Juga: Pj Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Waspadai Identitas Ganda Pemilih Pilkada 2024
Selain itu, subsektor perikanan mencatat penurunan NTP sebesar 0,71 persen, diikuti subsektor tanaman pangan yang mengalami penurunan sebesar 0,36 persen.
Meskipun banyak subsektor yang mengalami penurunan, subsektor peternakan justru mencatat peningkatan NTP sebesar 0,13 persen, didorong oleh komoditas seperti telur ayam ras dan kambing.
Kondisi ini menjadi perhatian penting untuk memastikan bahwa petani tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga dapat berkembang di tengah dinamika pasar yang ada. (C)
Penulis: Siti Nabila
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS